Monday, June 30, 2014

Maaf, Pak Prabowo, Karena Saya...


Ini kejadian beberapa bulan yang lalu, sebelum diadakan pemilihan anggota legislatif. Kakak saya yang bekerja di salah satu perusahaan Pak Hasyim menawarkan saya untuk mengirim proposal ke beliau.
Saya memang sedang mencari sponsor untuk film bertema sosial yang hendak dibuat berdasarkan novel saya. “Film itu cocok untuk kampanye,” begitu ujar kakak saya. Betul juga sih, film ini memang bercerita tentang pengalaman membina dhuafa antara lain anak-anak penyemir sepatu. Sebagian hasilnya juga diniatkan untuk program pemberdayaan desa. Sudah dibicarakan dengan pendiri salah satu Lembaga Zakat terkemuka di Indonesia.
“Paling kamu nanti ditawarin jadi Caleg Gerindra,” kata kakak saya lagi.
“What? Partai yang didirikan oleh Pak Prabowo? … No Way ….sori ya, dengar namanya aja udah ilfil duluan.” demikian pikir saya.
Jangankan masukkan proposal ke orangnya partai Gerindra, ke partai lain yang lebih Islami aja saya ngga mau.
Tak disangka yang terpilih jadi Capres ya Pak Prabowo itu. Lawannya Pak Jokowi. Waktu itu menurut saya Pak Jokowi lebih baik dari Pak Prabowo. Tapi kalau melihat orang-orang yang disekelilingnya, partai yang mendukungnya. Hmm harus cari info lebih lanjut nih.
Timses capres no 2 bilang, kalau Pak Jokowi jadi presiden nantinya ngga ada Perda Islam yang akan disetujui kecuali di Aceh. Menurutnya Syariah Islam itu bertentangan dengan UUD 45. Ada lagi yang usul, nanti kolom agama di KTP dihilangkan. Partai pendukungnya menolak penutupan Dolly. Bahkan demi kebebasan, belakangan malah Pak Jokowi tidak setuju situs porno ditutup oleh Mentri Tifatul sembiring. Komunis akan diperbolehkan di Indonesia. OMG ….apa ini?
OK. Wal hasil saya ngga dukung Pak Jokowi karena khawatir dengan hal-hal di atas. Sempat terpikir, golput aja kali ya …. bebas dari tanggung jawab. Tapi diam juga nanti semua dimintai pertanggung jawaban. Akhirnya saya dukung no 1. Tapi bukan karena saya fansnya Pak Prabowo. Hanya supaya ide-ide anehnya timses Pak Jokowi ngga terlaksana. Tapi selama belum nyoblos keputusan masih bisa berubah khan?
Sebetulnya Pak Prabowo itu seperti apa ya? Jangan sampai kita memilih kucing dalam karung. Saya rajin mantengin apa aja yang berhubungan dengan Capres.
Dari Debat presiden III saya menyadari Pak Prabowo bukan tandingannya Pak Jokowi. Pengetahuan Pak Prabowo jelas lebih luas. Tapi dari capres no 1 ini ada satu “cacat” yang cukup mengganggu. Yang paling diributkan orang mengenai Pak Prabowo adalah masalah penculikan. Yang saya heran, berkali-kali dihina, diejek, dikata-katai macam-macam soal penculikan. Pak Prabowo tidak bergeming. No Comment. Belakangan baru terdengar jawaban-jawaban yang sangat sederhana tapi elegan. Jawabnya hanya “Tuhan tidak tidur”. “Jangan paksa saya mengakui sesuatu yang tidak saya lakukan.”
Ada kenalan yang bilang. “Pak Prabowo tidak terbukti bersalah dalam kerusuhan 1998. Dia di set up. Ke mana Jendral lain pada waktu kerusuhan? Ngapain pada keluar kota meninggalkan Prabowo sendiran. Dipikir deh ….“.
“Kalaupun Pak Prabowo bersalah karena menjalankan tugas sebagai prajurit. Kan seseorang bisa aja melakukan kesalahan .…. Mana ada orang yang sama sekali ngga bersalah. Kalau kita di posisi Pak Prabowo juga mungkin melakukan kesalahan yang sama. Tapi khan Allah memberi kesempatan untuk bertobat,” lanjutnya.
Bener juga ya. Lagian kalau dari masalah hukum sudah jelas Pak Prabowo lulus. Khan beliau sebelum ini sudah pernah dicalonkan jadi Wapresnya Bu Megawati. Kok dulu ngga diributin.
Ada beberapa fakta yang menarik. Pius yang katanya pernah ‘diculik’ malah ikut Gerindra dan membela Pak Prabowo. Dia tidak sendiri, beberapa orang yang katanya pernah diculik juga jadi pengikut setia Prabowo. Kalau seseorang diculik tapi malah kemudian malah loyal kepada penculiknya. Berati penculik itu baik sekali ya? Bener ngga.
OK. Bagi saya mengenai issue ini case closed. Tapi saya masih penasaran dengan sosok kedua capres ini. Beruntung dalam masa kampanye ini banyak sekali posting mengenai Pak Prabowo dan Pak Jokowi.
Dari postingan-postingan itu barulah terkuak sepak terjang Pak Prabowo bersama Gerindra dari sejak beberapa tahun yang lalu. Tanpa gembar gembor di media, tanpa pencitraan. Apa saja ya? ini beberapa diantaranya:
1. Membina 8000 anak asuh di Papua.
2. Membebaskan TKW Wilfrida yang terancam hukuman mati di Malaysia.
3. Penyediaan sebanyak sekitar 400 ambulans gratis di seluruh Indonesia.
4. Hubungan baik dengan beberapa negara lain. Pak Prabowo bukan presiden tapi dihargai selayaknya presiden. Dengan kepiawaiannya bicara dalam 6 bahasa, ilmu pengetahuannya yang luas dan kepandaiannya dalam berdiplomasi, ia dihormati oleh pimpinan negara lain.
Sikap patriotik Pak Prabowo tidak dibuat-buat. Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, teman seangkatan di Akabri bercerita. Waktu masih jadi taruna, mereka pernah mendapatkan pendidikan bareng di Australia. Para tentara ini pernah hendak diberi uang oleh pemerintah Australia, tapi pak Prabowo menolak. Teman-temannya sampai heran, “Kenapa?”, ia menjawab dengan tegas. “Kita bukan tentara bayaran, kenapa mesti diterima? Kita tidak perlu menerima dari negeri asing.” Penasaran dengan cerita ini? Buka aja link berikut. http://pemilu.okezone.com/read/2014/06/27/567/1005218/sosok-prabowo-subianto-di-mata-gubernur.
Rasanya berlembar-lembar tulisan tidak cukup untuk menunjukkan bahwa dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, untuk saat ini Pak Prabowo lah yang paling layak jadi presiden. Seharusnya kita bangga memiliki tokoh yang begitu patriotik, cerdas (IQ nya 151), sabar (gimana ngga sabar, bertahun tahun hidup sendiri karena dipaksa pisah dengan istri tercinta oleh mertua. Tanpa beliau menjelek2 an mertuanya itu. Sama sekali! Wah ….kalau bahas cerita ini bisa jadi novel roman tersendiri ).
Jangan sampai aset yang sangat berharga ini kita sia-siakan. Cukuplah kita menyia- nyiakan Pak Habibie . Ya Allah kalau mengingat Pak Habibie … pada waktu melihat beliau dihujat di MPR …. Sampai menetes air mata saya. Masyarakat kita ini sungguh tidak pandai menghargai orang-orang yang berjuang untuk negerinya
Jadi keputusannya. saya pilih no 1 karena Pak Prabowo memang pantas jadi Presiden.
Akhir kata, sekali lagi “Mohon maaf Pak Prabowo. saya selama ini sudah suuzon kepada bapak. Semoga bapak terpilih jadi Presiden dan bisa memegang amanah dengan baik. Selamat berpuasa …. Semoga seluruh ummat Islam yang sedang menikmati kasih sayang Allah di bulan Ramadhan ini ikut mendoakan yang terbaik bagi negeri ini. Barakallahu fikum.”
Penulis: Diah Kusumawati
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2014/06/29/maaf-pak-prabowo-665111.html

Saturday, June 28, 2014

Isi Surat Terbuka Tasniem Fauzia

Berhubung cari di google nggak ketemu. Saya akan share tulisan Tasniem Fauzia, anak dari bapak amien rais di blog saya. Semoga bermanfaat.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jika anda, siapa saja yang membaca ini kenal dengan Bapak Jokowi, Mohon sampaikan surat ini kepada beliau.

Suratku untuk Yang Terhormat Bapak Jokowi,

Yang saya hormati Bapak Jokowi calon presiden Indonesia,

Dear Pak Jokowi, ini adalah surat dari salah satu anak bangsa Indonesia, yang ingin menyatakan beberapa hal kepada bapak, semoga ketika bapak membaca surat ini, bapak sedang sendiri, dan bisa menggunakan surat ini untuk perenungan bapak secara pribadi.

Yang terhormat bapak Jokowi, ketika anda mengucapkan sumpah di bawah Al-Quran untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, apakah anda masih ingat itu Pak? Mengapa bapak seolah-olah lupa dengan janji bapak kepada masyarakat dan juga janji bapak kepada Tuhan YME untuk melaksanakan tugas bapak hingga Jakarta beres?Saya hanya berharap Bapak masih ingat janji dan sumpah itu. Sebuah sumpah dan janji bukankah harus ditepati Pak…

Yang terhormat bapak Jokowi, apakah menurut bapak, menurut hati nurani bapak yang paling terdalam, bapak mampu memimpin 250juta manusia dan rakyat Indonesia? Sedangkan tanggung jawab di Jakarta saja belum terpenuhi, Bapak malah mau mencoba mengemban tanggung jawab yang lebih berat lagi? apakah anda yakin MAMPU mengemban amanat 250 juta rakyat Indonesia yang kebanyakan masih kelaparan ini bapak? Saya mohon bapak bisa menggunakan hati nurani Bapak,pikiran jernih Bapak, bertanya kepada diri sendiri “Apakah saya mampu? Apakah saya punya kapabilitas untuk menjadi pemimpin dari tugas dan amanah yang tidak main-main ini?”

Yang terhormat bapak Jokowi, saya mohon anda mau menanyakan kepada batin bersih dan batin suci bapak, untuk bertanya kepada diri sendiri, apakah jika nanti anda terpilih menjadi presiden, tidak akan ada lagi pengaruh dari Ibu Megawati di mana Bapak punya keterikatan yang sangat besar dengan beliau, bahkan kita semua tahu ketika beliau menyuruh anda menjadi capres, anda pun harus nurut kepada Ibu Megawati, dan melanggar sumpah bapak ketika menjadi gubernur Jakarta?

Bapak, mohon tanyakan kepada sanubari bapak yang terdalam, dari mana anda dan team anda akan mendapatkan dana yang begitu besar untuk melakukan program-program yang nanti akan anda implementasikan jika menjadi presiden, semua program yang bapak sebutkan ketika debat beberapa waktu silam, seperti pembelian drone, program kesehatan, pendidikan, dan lainnya itu semua, butuh dana, dan dari mana asalnya selain dari menaikkan pajak Pak? Kalau dari Pak Prabowo sudah sangat jelas, akan diamankannya kekayaan alam bangsa Indonesia yang bocor yang nilainya ribuan trilyun itu per tahunnya untuk dijadikan modal program-program kebaikan pendidikan dan kesehatan. Kalau dari Bapak, dari mana Pak dananya? Sedangkan sekarang APBN kita sudah dalam kondisi defisit?

Pak Jokowi, mohon anda tanyakan ke lubuk hati anda yang paling terdalam pertanyaan ini, "Apakah saya bisa berjanji kepada diri saya sendiri dan Tuhan YME untuk membela NKRI dari penjajahan asing dalam bentuk penguasaan kekayaan alam kita, sumber daya minyak, gas, tembaga, emas,semua tambang mineral kita, kekayaan darat, laut, udara Indonesia?" dan "Apakah saya sanggup dan punya keberanian untuk melakukan renegosiasi dengan pihak asing yang mengklaim pulau-pulau Indonesia sebagai daerah wilayah mereka?Apakah saya yakin saya punya kemampuan untuk memimpin dan mempertahankan keutuhan bangsa kita ini?"

Bapak Jokowi yang saya hormati, anda begitu disanjung-sanjung oleh Amerika, anda dimasukkan di majalah Fortune misalnya, dan kita tahu kebanyakan penguasa kekayaan alam di Indonesia ini adalah negara Amerika yang selalu memuji-muji anda. Apakah jika nanti anda harus duduk berdiplomasi dengan negara amerika atau negara adidaya mana pun yang telah menguasai hajat hidup kami orang banyak ini, anda bisa LEBIH mengutamakan kepentingan kami sebagai rakyat Indonesia? Pak Jokowi, ada satu hal yang Amerika lupa, Founding Father kita pernah berpesan kepada kita semua bangsa Indonesia: "Ingatlah...ingatlah...ingat pesanku lagi: Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuja-puja asing, karna ia akan memperdayaimu"

Bapak Jokowi yang terhormat, ada satu pertanyaan yang sangat mengganjal batin kami, dalam karir Pak Jokowi beberapa tahun terakhir ini, Bapak sering blusukan ke tempat-tempat, dan sering diikuti dan diliput oleh wartawan. Pak Jokowi juga sempat masuk got dalam suatu acara, dan di situ banyak sekali wartawan meliput. Yang ingin saya tanyakan pak, dan ini mohon di jawab dengan hati nurani saja, apakah tidak terbesit sama sekali, bapak kemana-mana, sering ada wartawan yang meliput termasuk ketika masuk got ini, apakah ini ikhlas seutuhnya, atau karna di situ ada media supaya bisa jadi bahan cerita Pak? Bukankah akan lebih terpuji Pak jika blusukan-blusukan itu tidak perlu diliput dan disiarkan di semua media massa?

Bapak Jokowi yang saya hormati, kemarin di debat terakhir tentang Pertahanan bangsa, bapak bilang, “Akan kita bikin rame kalo ada yang mau ngeclaim wilayah kita jadi wilayah mereka”, dengan bapak bilang seperti ini, mohon tanyakan kepada hati bapak : "Apakah saya sanggup untuk mengorbankan jiwa dan raga saya sendiri untuk tumpah darah Indonesia seperti yang telah pak Prabowo lakukan berkali-kali dalam jejak hidupnya?"

Bapak Jokowi, semoga bapak mau merenungkan pertanyaan-pertanyaan, semoga anda berkenan menjawab surat ini dengan hati nurani bapak. Surat ini tidak perlu dibalas, surat ini hanya untuk perenungan pribadi anda sebagai bangsa Indonesia yang tentunya ingin Indonesia ini menjadi negara yang bermartabat, berdaulat, adil, makmur, dan rakyatnya tidak terjajah lagi oleh bangsa asing. Sekali lagi, tanyakan kepada diri sendiri "Apakah saya mampu?"

Surat tulus dari anak bangsa Indonesia,
Nijmegen,
26 Juni 2014
Tasniem Fauzia


 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Netizen di Indonesia belum sepenuhnya siap dengan Keran kebebasan yg melimpah yg berisikan perbedaan.
Setiap yg beda atau ada kritik, dibully atau dicaci krn dianggap telah menjelek2an atau menyebar fitnah meski dgn segudang data dan fakta... tentu bullyan dan cacian dilakukan atas nama kebebasan.. kebebasan yg kebablasan.
Hasbunallah wa ni mal wakiil...

Berhubung ada tanggapan yang sangat-sangat kasar, akan saya tuliskan dan masukkan disini






Sebegitu kasarnya kah tanggapannya?
Apa karena "hanya" capres yang didukungnya ditampakkan fakta sebenarnya, lantas hanya cacian yang diperoleh?
Luar biasa bangsa ini.

Lalu ada komentar yang menarik :
"......Tulis surat sana utk para pelaku koruptor..koruptor"


Mungkin dia belum lihat ini.
Yang ia dukung adalah calon yang diusung oleh partai terkorup.
Cerdas ya.

Mungkin para pendukung jokowi banyak yang terbutakan oleh fakta sebenarnya. Entahlah.

Apa anda membenci jokowi?
Oh tidak, secara jujur saya tidak membenci jokowi. Saya menyenangi pribadi beliau yang terlihat lebih sederhana sebagai pemimpin. Namun, kondisi diatas membuat saya mengurungkan keputusan saya untuk mendukung bapak calon presiden nomor 2 ini.

Boleh dibaca tulisan saya sebelumya :
koplakisme

Salam dua jari, salam copet :)

Friday, June 27, 2014

Pilihan Tukang Siomay atas Prabowo

Baru kemarin ngobrol sm seorang penjual siomay, kebetulan sy gemar mkn siomay dan langganan di tempat beliau yg tak jauh dari rmh sakit tempat sy kerja. Ketika saya bertanya "pak, bsk mau pilih siapa?" dia tak lantas menjawab, tp sambil senyum dia blg mau pilih yang bisa bikin tentrem mas dokter, ujarnya. Wah, klo semua capres janjinya mau bikin sejahtera dan tentrem pak. Lalu dia mencotohkan: jaman dl sy jualan aman mas, ga ada yg malakin, skrg hampir tiap hari sliweran preman minta jatah. Jaman dl itu kapan pak? dia ga jawab.. lalu saya nanya balik? apa jaman soeharto? sembari senyum lg dia jawab yahh itu mas.. jaman dulu apa2 serba murah, jualan aman, preman2 pd takut keliaran..
Sampai dirumah saya mikir.. bener jg kata bapak tadi, walaupun katanya jaman soeharto itu sarat korupsi, banyak hutang ke luar negri,ditambah sulit mengeluarkan kebebasan pendapat. Tapi nyatanya ekonomi kita stabil, keamanan dlm negri juga terjaga. Kebanyakan rakyat sebenarnya kan ga mau tahu persoalan hutang ini dan itu, korupsi ini dan itu, yang diinginkan mereka sebenarnya bisa cukup kebutuhan sehari-hari, hidup aman dan tentrem.
Kalau ngomongin masalah hutang sampai hari inipun pemerintah juga msh terus berhutang keluar negeri, klo ngmongin korupsi juga nyata2 sekarang korupsi makin menjadi-jadi, mengutip ungkapan Prof. Sahetapy: " kalau jaman dulu org korupsi dibawah meja, sekarang koruptor ga tahu malu, semeja-mejanya dibawa".
Kalau dulu katanya nepotisme merajalela. Emg skrg tidak? byk anggota dewan terhormat yg msh berasal dari satu keluarga, byk kepala daerah yg msh dlm satu keluarga, banyak bagi2 proyek yang tendernya dimenangkan oleh orang yang masih satu keluarga. Lalu apa bisa dibilang hari ini nepotisme sdh habis di negara kita pd masa paska reformasi?
Dahulu katanya banyak politikus2 vokal yang berseberangan dgn soeharto dibungkam, dijaman orde baru orang dianggap tak bisa bebas menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka, banyak media-media baik cetak dan tv tak bisa menyiarkan tayangan dgn bebasnya. Namun apa yg terjadi sekarang? apakah setelah hampir memasuki 2 dasawarsa era reformasi berjalan, politikus2 yang terkungkung dimasa soeharto itu kini telah membawa perubahan yg lbh baik buat kita? apa kah tayangan2 di media sekarang ini justru tidak kebabalasan, makin tidak mendidik dan merusak moral generasi penerus kita?
Saya bukan mau kembali ke orde baru, krn era reformasi telah diperjuangkan oleh rekan2 kita bertaruh nyawa. Yang kami inginkan adalah adanya jaminan hidup tenang dan tentram, orang bisa tentram kalau perut tidak lapar, sakit bisa berobat, sekolah bisa membayar. yang terjadi sekarang Hari-hari saya melihat yg kaya semakin kaya, orang miskin makin tergencet. Orang sudah makin hilang toleransi dan tenggang rasa. Pergaulan semakin bebas tak ada batas. Jaminan hukum dan keamanan makin tak ada. Orang seenaknya bebas membunuh tapa takut2 dan malu.
Sebagai bangsa besar dan beradab. Kita juga tak boleh melupakan jasa2 pemimpin terdahulu kita. Apapun mereka, pasti ada kebaikan dan kekurangannya. Anda boleh jujur, bagi kita yang pernah hidup dijaman orde baru dan jaman reformasi sekarang, mana yg lbh membuat hati dan pikiran anda menjadi tenang? mana yg menurut anda memberikan jaminan rasa aman? mana yang menurut anda lbh menunjukkan ini loo Indonesia yang ramah dan bersahaja?
Kita tak bisa memungkiri banyaknya stiker, kaos bergambar soeharto dan bertuliskan "enak jamanku to?" saya pikir itu lumrah karena kerinduan sebagian orang yg pernah merasakan hidup di jaman itu. Namun banyak juga yang berkomentar miring, menghujat ini itu, padahal mungkin dia yang menghujat hanya sekumpulan anak alay yang lahir setelah era reformasi, dimana mereka hanya dgr cerita dan tidak menjalani.
Hal ini sekaligus juga utk menjawab kekhawatiran byk pihak yg menyebut Prabowo ingin mengembalikan Indonesia ke jaman Orba krn dianggap beliau adalah mantan menantu soeharto. kami anggap Ketakutan semacam itu tak beralasan. Karena di era kebebasan yang kebablasan ini sdh makin banyak org pintar dan cerdas, makin banyak orang kritis yang bertindak sebagai pengawas. Jadi seorang pemimpin tak bisa seenaknya sendiri menjadi diktator. Seorang pemimpin yg dipilih oleh rakyat juga bisa diturunkan oleh kekuatan rakyat jika dia semena-mena.
Prabowo hanya bercita-cita mengembalikan kejayaan Indonesia, menjadi bangsa yang bermartabat, rakyat hidup aman dan tenteram, aset-aset negara diselamatkan shgga dpt dimanfaatkan utk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan untuk diwariskan pada anak cucu kita. Masih belum sadarkan bamyaknya kekayaan kita yang bocor mengalir entah kemana rimbanya? siapa diantara capres yang selama ini benar-benar berkomitmen tegas menyelamatkan itu semua. Dengan ketegasan dan kecerdasannya InsaaAllah dibawah komando Prabowo, Indonesia akan mengaum menjadi macan Asia.
Salam Perubahan Untuk Indonesia Raya,,
dr. Wahyu Triasmara

Sumber : here

Tentang Ayah

Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku. Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.'' Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''

Anakku..

Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...

Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.

Thursday, June 26, 2014

Mutabaah Ramadhan for Android

Marhaban ya Ramadhan.

Berhubung belum sempat nulis review dan tutorial how to use nya. 


Link : Google Play
Platform : Android

Sempat kepikiran untuk membuat yang universalnya.
Mungkin setelah game yang ane garap kelar di porting ke android. two weeks later.
Semoga..

Tuesday, June 24, 2014

Berpikir Ulang tentang Jokowi






Sumber : here

Oleh : Sigit kamseno

Prolog

Tadi malam, akun twitter saya di-mention oleh adik dari sahabat (sangat) karib. Mention itu terhubung ke sebuah cerita fiksi tentang santri yang mendapatkan pencerahan dari seorang kyai. Bahwa untuk hadapi pilpres 9 Juli nanti, tak perlu bawa-bawa agama. “Tuhan tak perlu dibela. Agama terlalu besar untuk sekadar urusan politik”, kurang lebih demikian kata kyai itu sambil memegang cerutu.

Saya tahu kemana arah narasi fiktif itu. Sebuah cerpen ideologis yg, tentu saja, tidak bebas nilai. Cerpennya sekular, penulis tersebut berhasrat untuk menceraikan sentimen agama dari konstelasi politik. Sebuah cara pandang yg, dalam konteks Indonesia, ahistoris. Dan tentu saja, cerpen ini banyak di-share oleh pemilih Jokowi-JK, karena semangat memilih berdasarkan alasan-alasan agama nampaknya memang lebih kental di kubu nomor satu, pendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Nilai dari cerita fiktif tersebut berbeda dengan apa yang secara nyata saya alami. Beberapa waktu lalu, bersama sejumlah alumni pondok, saya sowan ke seorang kyai besar. Pimpinan pondok pesantren sekaligus pengurus di PBNU (saya selalu merasa senang menjadi bagian dari warga NU). Tanpa diduga, kyai tersebut justru memulai “percakapan ringan” dengan ngobrol-ngobrol seputar ingar bingar pilpres. Dalam obrolan tersebut, raut wajah beliau nampak kecewa kepada Jokowi yang meninggalkan orang-orang non Muslim sebagai penggantinya. Katakanlah Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo, seorang Katholik yang kini memimpin Kota Solo selepas ditinggal Jokowi. Atau Ahok, yang akan menggantikan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta jika Jokowi menang pilpres.

Saya sejujurnya tidak mau membawa isu agama di tulisan ini. Lagipula ini hanya tulisan ringan untuk menemani iseng macet Jakarta pagi hari. (Mas Joko, macet tambah parah saja nih. Selese-in dulu dunk :p). Saya khawatir tulisan ini dianggap berbau sara sekalipun tak ada motif untuk itu sama sekali. Saya hanya ingin sampaikan bahwa Sang Kyai yang saya temui, nampak kecewa dengan pasangan Jokowi-JK dengan alasan tadi.

Lagipula, seperti yang saya katakan di muka, dalam konteks historis-politik di Indonesia, menceraikan Islam dari politik adalah hal yang ahistoris, dan  bertentangan dengan dua hal: pertama, bertentangan dengan sejarah dan konsep Islam itu sendiri. Kedua, bertentangan dengan cita-cita para founding fathers negara kita.


Relasi Islam-Politik

Islam dan politik adalah pasangan yang sah. Tidak seperti yang secara pejoratif acap didengungkan oleh anak-anak Islam liberal bahwa kita harus menghentikan “perselingkuhan Islam dan politik”. Mereka lupa, bahwa Islam dan politik tak pernah selingkuh. Islam dan politik adalah pasangan yang sah. Sememangnya, setiap orang punya kosa kata yang akrab dengan keseharian mereka. :-)

Saya selalu tertarik dengan apa yang ditulis oleh Ian Adams dalam bukunya 'Political Ideology Today', (btw saya cuma baca terjemahannya yang diterbitkan oleh Penerbit Qalam :D). Ketika membahas hubungan Islam dengan politik,pemikir dari Durham Unversity, Inggris itu mengakui bahwa sejak kelahirannya, Islam adalah agama paling politis di dunia. Sejak masa awal, Muhammad adalah seorang Nabi sekaligus pemimpin negara. Sejak masa awal itu, bahkan hingga kini, Islam ditegakkan oleh kebijakan-kebijakan yang tak lepas dari faktor politik.

Dari situlah kemudian kita paham mengapa seorang “professor” besar penulis Ihya Ulumuddin, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali mengatakan bahwa Islam dan Negara seumpama fondasi dan penjaganya. Sesuatu tanpa fondasi akan runtuh, dan fondasi tanpa penjaga kan hilang. Dari situ pula kita pahami mengapa terdapat segambreng ulama dari masa klasik hingga modern yang menulis tentang politik Islam. Mulai dari Ibn Abi Rabi' dengan Suluk al-Malik fi Tadbir al-Mamalik-nya, al-Farabi dengan konsep Madinatul Fadhilah-nya, imam al-Mawardi dengan ‘masterpiece’-nya al-Ahkam al-Sulthaniyyah, al-Ghazali seperti saya sebutkan di awal, ibn Taimiyah yang menulis al-Siyasah al-Syar’iyyah, hingga Abul A'la al-Maududi dengan al-Khilafah wa al Mulk,  Sayyid Quthb dengan sejumlah tulisannya, terutama al-‘adalah al-Ijtima’iyyah fil Islam, dan paling modern Syaikh Yusuf al-Qaradhawy dengan Fiqh Daulah-nya, dan seterusnya.. dan seterusnya. Tentu saja, pemikiran-pemikiran mereka tidak lahir dari ruang hampa. Tapi lahir dari sebuah fakta menarik bahwa Islam sejatinya tidak bisa dilepaskan dari politik. (dalam hal ini menarik untuk dikomparasi dengan dengan gagasan filosof Romawi abad IV, St.Agustinus mengenai doktrin Civitas Dei versus Civitas Terrena.

Itulah mengapa saya katakan, menceraikan Islam dari politik bertentangan dengan konsep Islam itu sendiri, selain tentu saja sebuah hal yang ahistoris.

Dosen ilmu politik saya, Prof. Bachtiar Effendy, dalam tulisannya berjudul “Disartikulasi Pemikiran PolitikIslam?” mengatakan, “(karena) Pemikiran politik Islam menjadikan Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan,...juga sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat dijadikan sebagai parameter dan inspirasi rumusan pemikiran politik Islam.. maka disitu ada klaim kebenaran (truth claim) yang dianggap berdimensi ilahiah, bahkan kadang-kadang berimplikasi teologis”

Islam, Politik, Indonesia

Kedua, selain ahistoris dari perspektif sejarah Islam tadi, memisahkan sudut pandang agama dari konstelasi politik Indonesia juga bertentangan dengan cita-cita para pendiri republik ini. Adalah Firdaus AN, dalam bukunya yang terkenal “Dosa-dosa Orde Baru yang Tidak Boleh Terulang”, menggambarkan konflik yang terjadi pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Panitia Sembilan yang mewakili Islam, Nasionalis, dan Kristen yang merumuskan dasar negara sebetulnya sudah bersepakat untuk memasukan Piagam Jakarta sebagai bagian tak terpisahkan dari konstitusi. Kalimat ‘Ketuhanan YME denganKewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya’ lahir sebagai sebuah kesepakatan yang menurut Dr.Soekiman merupakan aGentlement Agreement, atau menurut Prof.Soepomo sebagai sebuah ‘Kesepakatan yang Luhur’. Sayangnya, hasil perundingan berbulan-bulan itu di-delete dalam waktu sekejap hanya untuk mengakomodir ancaman seseorang yang mengklaim sbg wakil dari Indonesia Timur, yang setelah dilakukan penelitian oleh University belakangan diketahui bernama Saul Samuel Jacob Samratulangi.

Meski demikian, sekalipun “tujuh kata sakral” itu di-delete, semangat untuk tetap mengagregasikan agama dengan politik tidak pudar. Kalimat Ketuhanan YME pada sila pertama Pancasila, atau rasa Syukur atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa pada Muqaddimah UUD ‘45  menjadi bukti dari sebentuk keyakinan, bahwa iman pada Tuhan tak bisa lepas dari semangat politik kenegaraan kita. Sebuah rasa syukur bahwa negara ini sejatinya berdiri di atas pundak para ulama. Nusantara terhampar di atas banjir darah para syuhada. Semoga rekan-rekan tidak lupa bahwa Takbir Bung Tomo yang menggelorakan semangat jihad melawan Belanda kemudian membuat arek-arek Surabaya tak kenal takut untuk membebaskan Nusantara. Takbir tersebut juga lahir dari fatwa Resolusi Jihad para ulama yang berkumpul di Surabaya pada 22 Oktober 1945 di bawah pimpinan Hadhratusyaikh Hasyim Asy'ari.. (Tiba2 saya ingin menangis...).

Artinya adalah, gagasan untuk menjauhkan agama dari politik keindonesiaan adalah hal yang ahistoris dalam sejarah negara kita. Indonesia tak mungkin menjadi negara sekular yang memisahkan sentimen agama dari ranah politik. Itulah mengapa saya tetap meyakini bahwa doktrin politik aliran yang ditetaskan Indonesianis “Abad Pertengahan Indonesia”, Clifford Geeetz akan tetap ada, ibarat cintanya Sammy Simorangkir, tak lekang oleh waktu.

Sekadar salah satu contoh paling riil, kita memahami mengapa kalangan umat Islam, khususnya kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) misalnya, sangat intens berkampanye di dunia nyata dan maya dengan semangat agama. Dan tanpa kita sadari, dengan modal pendidikan yang relatif tinggi dan melek teknologi, hembusan “perang ideologi” yang ditebar “anak-anak muda hasil tarbiyahan” itu efektif merubah mindset publik lewat perang akbar di dunia maya. Sejauh pengamatan saya yang faqir ilmu namun ganteng ini B-) , “pasukan PKS” lah yang paling besar berperang sbg counter opinion bagi ideologi yang mereka sebut 'Sepilis' (Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme). Hal ini karena mereka memahami bahwa kampanye politik yang mereka lakukan adalah bagian dari dakwah. Bagi ‘anak-anak tarbiyahan’, politik adalah satu dari sayap-sayap Islam sebagaimana sayap lainnya semisal ekonomi, budaya, pertahanan, pendidikan, dll., sesuai dengan konsep 'kesempurnaan Islam' (syumuliyatul Islam) yang mereka imani.

***

Menimbang Jokowi Lewat PDIP
(Nah, bicara kita sudah ngalor-ngidul. Saya intip jendela baru nyampe Jatinegara. Lanjut..)
Berkaitan dengan itulah, menjadikan pertimbangan agama sebagai parameter dalam menentukan pilihan politik, dalam hal ini Pilpres, adalah hal yang sangat relevan. Dan Jokowi terganjal oleh sentimen ini. Bagaimanapun kita mesti memahami bahwa mantan walikota solo itu merupakan bagian tak terpisahkan dari PDIP. Jokowi mau maju sebagai Capres hanya setelah direstui oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Bahkan, yang tak boleh kita lupa adalah, Megawati berpesan sekalipun Jokowi terpilih kelak, pria kotak-kotak itu tetap merupakan kader PDIP.

Mudah untuk menafsirkan kalimat tersebut, bahwa yang dimaksud adalah sekalipun Jokowi terpilih sebagai Presiden, ia tetap kader yang mesti patuh kepada asas, visi misi, dan garis besar partai. Menjalankan visi misi dan rule partai. Padahal, PDIP sendiri merupakan  sebuah partai yang punya track record kurang harmonis terutama terhadap regulasi yang beririsan dengan kepentingan umat Islam. Ini yang perlu dikhawatirkan.

PDIP adalah partai yang menolak UU Pendidikan Nasional yang berisi agar Setiap murid di sekolah mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh guru yang seagama. Artinya, anak-anak Muslim yang bersekolah di sekolah-sekolah Kristen berhak untuk mendapatkan guru agama Islam yang beragama Islam. Tidak diajarkan kebaktian. Mengapa PDIP menolaknya? PDIP juga Juga menolak UU Perbankan Syariah, UU Jaminan Produk Halal, UU anti Pornografi, dan tentu saja yang terbaru, PDIP merupakan satu-satunya fraksi di DPRD yang menolak penutupan lokasi maksiat Dolly di Surabaya. PDIP pula yang memerintahkan kadernya untuk menginteli para khatib di masjid-masjid.

Sejumlah track record tersebut kemudian melahirkan persepsi bahwa PDIP sebetulnya merupakan partai yang memang anti Islam, dan sama sekali tak akan mendukung aspirasi umat Islam. Dalam kacamata sosiologis, pandangan masyarakat terhadap PDIP ini tentu merupakan hal yang sah dan tak bisa disalahkan. Masyarakat menilai dari apa yang mereka ketahui. Persepsi tersebut juga melahirkan kekhawatiran di tubuh umat Islam, --dan sentimen ini kemudian berkembang—terutama dalam proses pembuatan UU di DPR bersama pemerintah seandainya Jokowi terpilih sebagai presiden.

Bagaimana mungkin aspirasi umat Islam, misalnya, sebagai bagian terbesar dari komposisi rakyat Indonesia, akan terakomodasi jika pemerintah yang mengusulkan RUU dan DPR yang kemudian menggodoknya sebelum menjadi UU, adalah kalangan yang anti Islam, atau tidak beragama Islam?

Jangan lupa, Caleg non-Muslim dari PDIP pada Pemilu laluberjumlah 183 orang atau setara dengan 52%! Sangat tidak proposional dengan komposisi umat beragama di Indonesia. Mau seobjektif apapun, secara naluriah sejumlah caleg ini sekiranya terpilih tentu punya sudut pandang subjektif sesuai agama mereka.

Apakah mereka akan membela aspirasi atau regulasi yang memayungi umat Islam? Sulit untuk mengatakan iya. Jika kemudian pemerintahan di bawah Jokowi, yang di-back up oleh PDIP di parlemen itu, berkawin dengan anggota dewan yang demikian, kita akan memahami bahwa kekhawatiran umat Islam tersebut sebetulnya adalah hal yang wajar. Track record adalah parameter yang ilmiah untuk menilai sesuau, kan? Belum lagi melihat fakta bagaimana Jokowi menjadikan seorang non Muslim sbg walikota di Solo,  juga gubernur di DKI seperti disinggung di muka...

Sebetulnya jika kita melihat fakta sejarah tentang PDIP, kita akan melihat bahwa PDI (sebelum pecah antara PDI Soerjadi dengan PDI Megawati) sejak mula memang merupakan fusi atau gabungan dari “partai-partai non Islam" pada 1973. PDI adalah produk penyederhanaan partai pada masa Soeharto yang merupakan fusi dari tiga partai secular (PNI, Murba, dan IPKI) dan dua partai Kristiani (Partai Kristen Indonesia/Parkindo, dan Partai Katolik.

Dari situ kita paham mengapa sejumlah tokoh  yang dianggap tidak sejalan dengan Islam bergabung di PDI, karena PDI adalah kendaraan paling dekat secara ideologi dengan mereka. Kita bisa menyebut beberapa nama seperti Ribka Tjipating Proletariati (anak seorang Tapol PKI), atau Budiman Sudjatmiko yang disebut-sebut berhaluan kiri. Atau sejumlah tokoh Kristen seperti Panda Nababan, Sabam Sirat, dll. Pasca koalisi Pilpres ini, beberapa tokoh yang memiliki track record tidak baik di mata umat Islam juga bergabung dengan kubu Jokowi yang dimotori PDIP, katakanlah AM.Hendropriyono yang disebut-sebut bertanggungjawab atas pembantaian umat Islam di Talangsari pada 1989.

Point saya, persepsi-persepsi seperti yang saya tulis di atas adalah pandangan yang eksis di tengah-tengah masyarakat kita.

Epilog

Sebagai sebuah epilog, tentu saja sebagai Muslim kita berkewajiban untuk saling mengingatkan. Mengingatkan bahwa semua pilihan kita di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sekecil apapun. Termasuk pilihan-pilihan politik, apalagi yang berimplikasi pada nasib 207 juta lebih umat Islam (survei BPS tahun 2010 menyebut jumlah umat Islam di Indonesia adalah 207 juta dari 237juta penduduk),

Bayangkan berapa banyak orang yang akan menanggung akibat dari regulasi yang salah, seandainya kita menjatuhkan pilihan yang keliru dalam pilpres nanti. Padahal kita memahami -bahkan- seberat dzarrah (ukuran terkecil dari sesuatu) pun amal-amal kita akan dipertanggungjawabkan di Mahkamah Akhirat kelak.

Apa yang akan kita katakan, di Mahkamah Yang Maha Adil itu?

Memilih Rasional Bukan Emosional...



Sebelum 9 Juli kita masih punya waktu untuk memilih dan menimbang siap capres yang akan kita pilih nanti. Siapa capres yang masuk akal programnya dan siapa capres yang layak dipilih karena rasa cinta pada bangsanya. Bagi pemilih rasional dan pemilih yang belum memutuskan, sama halnya dengan saya yang sudah menemukan pilihan yang tepat setelah sekian lama berpikir keras dan mempelajari kedua capres yang hebat tersebut.
Sedangkan untuk pemilih emosional, yang prinsipnya pokoknya jagoanku sik paling apik dewe, sik paling joss dwe, sik paling blaa. blaaa... ya tulisan ini tidak akan ada gunanya dan silahkan anda kembali melihat sosok hanya dari pencitraannya belaka.
Karena saya adalah dokter maka saya akan mengajukan pertanyaan seputar kesehatan. Pemilih cerdas akan bertanya bagaimana membebaskan biaya kesehatan itu sementara APBN kesehatan kita sekarang cuma 2,5% dari total APBN ??
Nah, mari kita belajar menganalisa, bukan mengedepankan emosi membabi buta karena cinta mati pada capresnya..
Program masing-masing calon boleh dibilang masih realistis, ada yang bernilai strategis namun juga ada yang sengaja di paparkan untuk menarik simpati saja (PHP). Bicara program capres, wajib bicara soal ekonomi. Kenapa demikian? sebab bidang ini
yang akan sangat menentukan keberlangsungan program-progam lain. Semua program capres itu tidak akan terwujud bila program
ekonomi tidak berjalan.
Sekarang mari bersama kita telaah Program ekonomi Berdikari Capres Jokowi-JK yang disamaikan dalam debat capres:
1. Mencapai pertumbuhan ekonomi minimal 7 %.
2. Pembangunan Koperasi dan UMKM
3. Membangun industri / poros Maritim serta tol laut,
4. Membangun pasar-pasar tradisional dan pertanian
5. Membuat jalan baru sepanjang lebih dari 2000 km di luar jawa
6. Kartu Sehat untuk rakyat
7. Kartu Pintar untuk anak sekolah
Untuk mewujudkan ini, dalam berbagai kesemapatan Jokowi-Jk mengngkapkan akan menggunakan berbagai strategi seperti memudahkan perizinan, meningkatkan kualitas dan produktifitas lewat pendidikan, dan berbagai penghematan APBN lewat E-budgeting, E-auditing, E-purchasing. yang konon selama ini diterapkan dan berhasil di DKI jakarta.
Sedangkan program ekonomi Prabowo-Hataa adalah ekonomi kerakyatan, dimana bisa kita telah sbb:
1. Alokasi minimal satu milyar rupiah untuk setiap desa dan kelurahan
2. Menaikkan penghasilan rata rata rakyat Indonesia
3. Menambah lahan sawah dua juta hektare termasuk juga menyiapkan dua juta hektar untuk bio-ethanol
4. Membangun 3 ribu kilometer jalan, 4 ribu km jalan kereta api, delapan pelabuhan
5. Mendirikan bank tani dan nelayan, bank koperasi dan lembaga tabungan haji
Untuk mewujudkannya Prabowo hatta akan menggunakan strategi
utama adalah menyelamatkan aset2 negara dari bangsa asing termasuk penguasaan sumber-sumber daya alam. Mengalirkan dana besar-besaran dar kota ke desa melalui dana bergulir. Membuka luas investasi dari asing namun dengan catatn tidak mematikan perekonomian rakyat dalam negeri.
Didalam paparan visi dan misi kedua capres tentunya ditampilkan yang bai-baik dan bagus-bagus guna menarik simpati rakyat yang menyaksikan. Tapi bagi kita yang berpikir rasional dan mau meilih pemimpin dgn cerdas bukan hanya pencitraan, pasti akan bertanya lalu bagaimana mereka akan mewujudkan cita2nya? mungkinkah itu berhasil ?? yah pasti capres dan timsukses akan jawab PASTI dan BEHASIL. Lalu setelahnya apa kita hanya akan diam dan cukup menunggu bukti 5 tahun kedepan? Yuk kita kejar terus capres kita dengan pertanyaan2 kritis utk menagih janji mereka.
Pertanyaan bagi program ekonomi Jokowi-JK adalah, darimana duit untuk membiayai program- program itu? Jokowi dalam presentasinya sama sekali tidak menjelaskan darimana dananya. Bagi kami tenaga kesehatan sedikit banyak paham mengenai dana dari kartu sehat yang diusung beliau.Sebagian rakyat kecil mungkin tahunya dana itu adalah hasil jerih payah dari Jokowi, padahal dana-dana kesehatan itu seharusnya memang ada dan harus dipergunakan sebesar kemakmuran dan kesehatan rakyat. Kepala2 daerah lain pun juga memberlakukan hal yang sama, cuma bedanya tidak membesar-besarkan masalah kartu ini dan itu. Bisa dibuktikan dengan program jakesmas, jamkesda, askeskin, BPJS, semuanya berpihak pada rakyat kecil, dan memang ada dananya NAMUN.. dananya terbatas krn memang sejak dulu APBN kesehatan kita kecil. Karena apa? silahkan bertanya pd rumput yg bergoyang
Lalu apakah Pak Jokowi akan berusaha meningkatkan APBN kita dgn berbagai strategi penghematan APBN termasuk lewat E-budgeting, E-auditing, E-purchasing. yang konon selama ini diterapkan dan berhasil di DKI jakarta dan bisa di terapkan dan diselesaikan dalam 2 minggu ujarnya ketika debat? wow begitu mudahkan? kalau dihacker gimana? tambah hancur APBN kita kalau sistem management secara online tidak dipersiapkan secara masak dan matang. Kalau pusat pertahanan antlanti utara (NATO) saja situsnya berhasil di pecundangi hacker apa lg sistem kita yg dipersiapkan dalam 2 minggu? Belum lagi sumber data dari BPK saja di era kepemimpinan jokowi jakarta justru berpotensi rugi hingga 1,54 triliun. Lalu kira2 bagaimana jika ybs diberi amandat untuk mengurusi negara yg lbh besar, apa tidak mungkin justru akan lbh byk yg bocor?
Selain itu Contoh kongkrit untuk meningkatkan APBN kita adalah dengan meyelamatkan aset2 kita yang dikuasai asing, seperti yg dipaparkan Prabowo. Salah satu langkah yang mungkin menurut Jokowi juga menyatakan akan membeli kembali Indosat yang dijual Bu Megawati dengan harga obral ketika itu. Walaupun Jokowi mengatakan alasan dijual saat itu Indonesia sedang krisis/urgent, padahal mega naik jadi presiden thn 2002, sementara krisis terbesar kita tahun 98/99. Masuk akal ga?
Asal kita tahu bahwa harga saham Indosat sekarang sudah sangat
tinggi. Hanya selang satu tahun setelah dilepas, Ketika itu harga saham Indosat naik 25 % di tahun 2005. Lalu dengan mudah sekarang akan membeli kembali Indosat? wow kira-kira berapa besaran uang yang harus kita keluarkan untuk membelinya? sudah sejak tahun 2006 Indonesia berkeingingn untuk membeli saham Indosat namun selalu gagal karena dengan berbagai alasan termasuk tidak adanya kesepakatan harga dan tidak adanya hak buy back saham indosat dari Indonesia.
Sekarang, pertanyaan yang sama kita ajukan untuk program ekonomi kerakyatan Prabowo. Lalu dari mana dananya?? prabowo menyebutkan KEBOCORAN-KEBOCORAN APBN kita baik keluar negeri maupun di makan oleh oknum-oknum koruptor di negeri sendiri. Kata kebocoran yang justru sekarang seolah jadi ejekan, padahal nyata memang kekayaan negeri ini habis dinikmati oknum tertentu saja. Data abraham samad menyebutkan angka 7000 triliun walaupun itung2an Prabowo sekitar 1300 triliun. Ketika itu diketawakan oleh beberapa ahli ekonomi, termasuk juga KPK menggelar jumpa pers menyangkal itu.
Mungkinkah ada yg berpotensi bocor? kalau kita mau jujur dan rasional,, pasti akan bilang MUNGKIN!!! silahkan anda cari informasi berapa petensi kekayaan tambang kita emas, batu bara, nikel, bouksit, dan cadangan minyak yang melimpah yg di keruk perusahaan asing, kemanakah hasilnya ? dari freeport saja kita cuma dapat royalti 1 %? weladalah, utk dibagi-bagi pd oknum pejabat dan elite politik saja sudah habis, gmn mau sampai ke rakyat di daerah terpencil? ga usah jauh-jauh bisa kita lihat bagaimana kehidupan saudara2 kita dipapua? salahkah kalau akhirnya mereka meminta merdeka karena tidak adanya keadilan disana? Contoh kecil lain kenapa pelayanan kesehatan masih kurang memadai? Kemana hasil-hasil sumber kekayaan negara itu dibawa pergi dimana seharusnya bisa utk membiayai anggaran kesehatan kita? Contoh lain lagi bagaimana mungkin di propinsi Kaltim ada daerah namanya Kabupaten PASER dimana letaknya dekat denga kota yang disebut kota minyak balikpapan tapi justru disana kita sangat sulit dan antrinya bukan main untuk mendapatkan Bensin? ada apa ini?
Orang sering mengacaukan ungkapan Bocor, bocor dan bocor seolah tak mau peduli dan anggap itu lucu-lucuan belaka. Lihat saja para penambang gas asing mengisap gas-gas alam Indonesia. Lalu perusahaan BUMN kita seperti PLN, Pertamina, PGN lantas harus membeli gas-gas itu dari para penambang asing dengan harga yang lebih mahal/tinggi, sama halnya bouksit yang diungkapkan Prabowo dibawa keluar negeri lalu diolah disana dan kita harus mengimpor alumunium dgn harga mahal. belum lagi sumber airpegunungan kita yang melimpah disedot perusahaan asing dan dijadikan air mineral lalu dijual dan diminum oleh sebagian besar dari kita sekarang. Ini praktik bisnis macam apa? hanya menguntungkan segelintir oknum-oknum pejabat dan kontraktor saja, sementara kita rakyat kecil dibawah ini dapat apa???? Saya tak bisa menemukan kata lain selain kita ini terlalu diremehkan, dan dibodohi. Maaf jika saya berkata demikian, sangking gregetan dan sudah memuncak rasa jengkelnya pd tidak tegasnya pemerintahan selama ini dlm menyelamatkan aset bangsa. Sampai kapan kekayaan bangsa kita justru dinikmati orang asing sementara rakyat kita bahkan disekitar tambang itu sendiri masih melarat!
Saya pernah mendengar pernyataan seorang ekonom di sebuah liputan di TV "jika tidak dikorupsi, negara bisa menggaji rakyatnya 20 juta perbulan" menurut anda mungkin tidak pernyataan ekonom itu diwujudkan?? sementara cita-cita prabowo selama kepemimpinannya adalah menaikkan rata2 penghasilan dari 3 juta menjadi 6 juta masih cukup realistis.Mungkinkah?? mungkin saja kalau memang kekayaan bumi, air dan kekayaan alam dipergunakan sebesa-besar kemakmuran rakyat seperti yg tercantum di pasal 33 UUD 45. Bukan sebaliknay sebesar kemakmuran pejabat! Ingat!
Cita-cita lain prabowo mengalirkan dana ke desa 1 milyar pertahun juga dianggap adalah bukan murni idenya karena saat ini amanah undang-undang juga memang diharuskan demikian. Tapi Prabowo berbesar hati dan tak lantas mengklaim itu adalah idenya " ide siapapun, yang terpenting program itu bisa dilaksanakan" ujarnya didalam debat. Walaupun kita semua tahu ada sebuah perjanjian yang dituliskan Prabowo mengenai janji 1 milyar/ desa jauh hari sebelum RUU desa ini disahkan.
Tapi jika memang itu adalah amanah undang2 apakah dana 1 milyar/desa itu skrg sudah diwujudkan? belum bukan? Ada sekitar 70 ribu desa dan kelurahan di Indonesia, kalikan 1 milyar. Hasilnya perlu lebih ari 70 triliun. Bandingkan dengan tingkat kebocoran kekayaan nasional yang akan diselamatkan dan disebutkan Prabowo sbesar 1000 trilyun lebih. Masuk akalkan kalau sisanya cukup untuk membiayai program-program yang disebutkan pasangan Prabowo-Hatta. Kalau sekarang dana itu belum disalurkan, tunggu realisasinya jika memang Prabowo terpilih.
Terlepas bagaimana cara Prabowo utk mewujudkan ekonomi kerakyatannya. Banyak alasan yang menyebutkan bahwa kita mungkin masih belum bisa mengelola tambang kita sendiri, kita tak punya dana untuk menggarap lahan tambang kita sendiri, kita ga punya SDM yang mumpuni, kita ga punya ini dan itu bla.. blaa. ngomong memang mudah ya, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi? kalau bukan kita siapa lagi? sampai kapan kita akan berada di ketiak bangsa asing di negeri sendiri, sampai kapan kita akan disetir oleh bangsa asing di negeri sendiri? banyak SDM2 Indonesia yang handal dan berprstasi justru malah kerja diluar negeri? kenapa? karena mereka tak dihargai di negara sendiri? banyak peneliti2 Indonesia yg dibiayai oleh prabowo utk sekolah keluar negeri, lbh dari 8000 anak papua jadi anak asuhnya, dan semua itu diambil dari kantongnya sendiri bukan dari APBN. tapi apakah dia meminta utk diliput media? tidak bukan? buktinya masih byk yg tidak tahu sumbangsihnya bagi pendidikan dinegeri ini.
Pemilu Presiden sebentar lagi, masih ada waktu untuk merenung, masih ada waktu untuk mempelajari calon presiden kita, masih ada waktu untuk tahu siapa yang beanr-benar ikhlas utk rakyat dan siapa yang jadi mesin partai untuk meraih tampak kekuasaan dgn memanfaatkan kebaikan, kesederhanaan dan pencitraan semata. Semakin banyak orang membenci saya karena tulisan2 dukungan saya ke Prabowo, tapi alhamdulillah semakin banyak teman yang ingin belajar dan menganalisa, sebelum mereka menentukan pilihan.
Sebarkan... jika anda sepaham dan sepakat... abaikan jika anda merasa ini adalah kampanye hitam... kami menulis dari hati, dengan fakta dan data bukan berdasar bualan semata. Mengutip kata Prabowo: satu lawan kebanyakan, banyak teman rasanya masih kuang" saya mengajak mari kita cerdas menganalisa calon pemimpin kita. Apapun pilihan anda kita tetap bersaudara. Siapapun nyg terpilih Bapak Jokowi atau Bapak Prabowo, keduanya adalah putra terbaik bangsa, mari kita kawal keduanya menjadi calon pemimpin yg bisa membawa perubahan.
Salam perubahan, untuk Indonesia bangkit menjadi Macan Asia...
Sumber:
- Disarikan dari tulisan bapak Kafeel Yamin
- royalti freeport 1 % : http://www.merdeka.com/uang/cuma-dapat-royalti-1-persen-jero-wacik-tiarap-hadapi-freeport.html
- Potensi kerugiaan jakarta era jokowi: http://www.tempo.co/read/news/2014/06/20/231586774/BPK-Kerugian-Jakarta-Era-Jokowi-Rp-154-Triliun
- kekayaan kita dikuasai asing: http://www.beritasatu.com/blog/ekonomi/2771-migas-dikuasai-asing-merdekakah-kita.html
- Penjualan indosat dan potensi buy back indosat: http://www.merdeka.com/politik/jokowi-mau-buy-back-indosat-harganya-sudah-4-kali-lipat.html

Sumber : here


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seperti kata pak dokter, cuma yang saling hujat menghujat yang tidak rasional.
Walau gw kadang menghujat sih, menghujat kebodohan.

Monday, June 23, 2014

Pasal Nabi Jokowi, Menurut Barisan Pendukung Jokowi. Koplakisme


Pasal 1 : Ojokuwi pilihan Cerdas. Pasal 2 : Jika faktanya begini, maka salahkan lembaga surpa surpe .. #koplakisme

Pasal 1 : Pendukung Prabowo suka fitnah. Pasal 2 : Jika pendukung Ojokuwi lbh kasar caci maki & fitnahnya, kembali ke pasal 1. #koplakisme

Pasal 1 : Di tangan Ojokuwi, pengawasan Pemprov DKI lebih ketat. Pasal 2 : Jika terjadi banyak kebocoran, salahkan Foke. #koplakisme

Pasal 1 : Ojokuwi selalu JUJUR. Pasal 2 : Jika terbukti bohong, maka itu fitnah & black campaign. #koplakisme

Pasal 1 : Jakarta maju ditangan Ojokuwi. Pasal 2 : Jika audit BPK bilang Jakarta menurun prestasinya, salahkan BPK. #koplakisme

Pasal 1 : Koalisi Pendukung Prabowo Koruptor. Pasal 2 : Jika pendukung Ojokuwi korupsi lebih banyak, kembali ke pasal 1. #koplakisme

Pasal 1 : Prabowo pelanggar HAM. Pasal 2 : Jika tidak terbukti, maka kembali ke pasal 1 .. #koplakisme

Pasal 1 : Ojokuwi selalu berprestasi. Pasal 2 : Jika Ojokuwi tidak berprestasi, itu salah bawahannya. #koplakisme

Pasal 1 : Kampanye Prabowo di GBK sepi. Pasal 2 : Kalau rame, berarti photoshop .. #koplakisme



 Sumber : here
 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hati-hati pembodohan..
Q : "Siapa sih Ojokuwi?"
A : Siapa ya? Ane lupa tuh #purapurabego

Terharu nya Prabowo atas ucapan seorang palestina




Jokowi : Kami akan lindungi kedaulatan Indonesia
Prabowo : Kami sudah lindungi kedaulatan Indonesia, (beliau kan dulu Tentara)
Jokowi : Kami akan lindungi TKI
Prabowo : Kami sudah selamatkan TKI (Prabowo sudah selamatkan TKW dari hukuman mati yg bernama Wifrida Soik)
Jokowi : Kami akan dukung kedaulatan Palestina
Prabowo : Kami sudah dukung kedaulatan palestina

Tentang palestina ini saat Prabowo meminta pensiun dini karena dipindahkan dari Danjen Kopassus menjadi Kepala Sesko (Sekolah Staff dan Komando) dan melakukan kunjungan ke Yordania—Raja Abdullah II menyambut dengan upacara kemiliteran besar-besaran serta meminta Prabowo menginspeksi pasukan tentara Yordania yang sedang berbaris rapi.
Upacara yang membuat Prabowo bertanya “Kenapa saya mesti disambut dengan upacara militer? Sedangkan saya bukan lagi seorang jenderal?”
Sahabatnya, Raja Abdullah II dengan tersenyum menjawab: “Akan kutunjukan apa itu prinsip padang pasir…”
“Apa itu, sahabatku?”
“Bahwa teman adalah saudara. Selamanya…”
Jawaban penjelasan prinsip yang juga merupakan sebuah janji itu semakin membuat Prabowo terharu serta menjadi kikuk saat ditawari untuk menjadi warga negara kehormatan di kerajaan tersebut. Dengan halus tawaran tersebut ditolaknya karena tidak ada sistem kewarganegaraan ganda di Indonesia.
Kemudian berapa belas tahun kemudian, saat bertemu dengan Bashaer Othmanseorang mantan walikota Allar, Palestina termuda yang berusia 16 tahun. Prabowo menunjukan ketakjuban serta doa harapan Palestina.
“Kami berdoa kepada rakyat Palestina agar lepas dari penderitaan menuju kedamaian,” ucap Prabowo kepada walikota sebuah kota di Palestina itu.
Ya, sambil menarik nafas dalam-dalam. Saya pribadi pun ikut mengaminkan doa Prabowo agar Palestina segera damai. Sambil juga berharap kelak ketika ia menjadi Presiden, dengan modal persabahatan yang kuat dengan negara pintu akses ke Palestina, beliau mampu memperkuat hubungan yang sebelumnya personal meluas menjadi hubungan kuat antar negara dengan Yordania serta mendesak terbentuknya perdamaian Palestina dan Israel.
Hubungan yang bagaikan membuat jalan tol baru menuntaskan ziarah ke Masjidil Aqsa yang aman dan nyaman, hal yang dimana pada hari ini masih tertunda-tunda serta penuh kekhawatiran.

Foto : Prabowo Subianto dan Bashaer Othman walikota di Allar, kota kecil di Tepi Barat Palestina.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ngga butuh pemimpin yang banyak teoritis doang la. Lihat realita, seperti kata bapak prabowo di debat capres ketiga, lihat kenyataan!

Sunday, June 22, 2014

Jokowi & Prabowo Tertangkap Kamera Makan Nasi Jamblang Bareng



Ada pemandangan heboh di Cirebon. Dua calon presiden RI yang di TV/internet berseteru memperebutkan kursi RI-1 kepergok makan nasi jamblang bersama. Mereka kelihatan mesra mengobrol tentang  jagoan mereka di Piala Dunia atau lauk jamblang mana yang mereka suka. Tidak kelihatan suasana permusuhan  seperti para pendukungnya di media massa. Mungkin karena suasana warung nasi jamblang Ibu Nur di belakang Lapas Kesambi ini sedang sepi kali ya.


Saya kebetulan ada di sana. Awalnya saya tidak percaya mereka memang calon presiden kita. Kan bisa sja Jokowi dan Prabowo KW 2 yang sedang cari sensasi. Tapi  Fadli Zon dan Muhaimin juga ada di situ. Masak iya makhluk KW bisa malsuin 4 orang sekaligus, tho?

Penasaran, saya hampiri mereka. Saya kira bakal diusir, ternyata malah disambut. Saya sapa kok tumben tampil berdua, mereka malah senyum-senyum saja.Terus saya tanya ada gerangan apakah datang ke Cirebon bareng-bareng tanpa terendus wartawan. Awalnya mereka tidak jawab, tapi untung saya bilang saya bukan wartawan, akhirnya mereka cerita juga.

Ternyata mereka baru sowan ke Kyai Fuad Hasyim, pimpinan Pondok Pesantren Buntet di Kanoman. Mereka baru minta wejangan tentang pilpres. Tapi saya tidak begitu saja percaya, mengingat Kyai Fuad terkenal pintar meramal masa depan. Mereka pasti kebelet pengen tahu nasib mereka setelah Pemilu. Tapi lagi-lagi mereka cuma senyum.

Pada saat itu saya baru sadar Kyai Fuad juga ada di sana.  Kesempatan bagus nih, saya konfirmasi langsung saja  apakah dua capres itu datang buat  tanya masa  depan mereka, alias cari tahu siapa yang menang.



"Anak ini pendukung siapa? Satu atau dua?" tanya Pak Kyai.
"Saya swing voter, Pak Kyai. Belum mutusin milih siapa."
Kyai manggut-manggut.
"Sebaiknya sampeyan jangan memilih sajalah."
Bukan cuma saya yang kaget. Tim sukses kedua pihak ternyata juga kaget.
"Memangnya kenapa, Pak Kyai?"
"Selain meramal, saya juga bisa baca hati orang tho? Saya lihat mereka punya hidden agenda. Yang satu punya hubungan dengan Levenija (negara bekas Uni Soviet--red). Sudah jelas-jelas Levenija punya misi pemurtadan masal. Yang satu lagi pengin menghabisi siapa saja yang menyinggung hatinya. Caranya aku nggak tahu lah, tapi dia pasti punya kemampuan bikin 'kecelakaan wajar'."
"Tafsiran Pak Kyai salah, barangkali?" ujar saya harap-harap cemas.
"Tanya saja pada mereka langsung."
Kepala saya langsung memutar menghadap keduanya. Saya tidak mendapatkan jawaban lisan mereka. Tapi saya mendapatkan senyuman bangga mereka pada apa yang disebutkan oleh Pak Kyai.
Astaghfirullah.....


Sekarang, saya mau tanya pada pembaca. Tolong dijawab ya, sambil menulis jawabannya di notes masing-masing biar ingat.
1. Apakah saat membaca kamu sadar tidak ada foto Jokowi dan Prabowo sedang makan nasi jamblang bersama?
2. Apakah kamu mengkroscek* warung jamblang Ibu Nur betulan ada di belakang Lapas Kesambi?
3. Apakah kamu mengkroscek* Pondok Buntet Pesantren beneran ada di Kanoman, dan sekarang sedang dipimpin oleh Kyai Fuad Hasyim?
4. Apakah kamu mengecek* bahwa Kyai Fuad memang punya keistimewaan meramal masa depan dan membaca pikiran? Bahkan, apakah kamu mengkroscek* (alm.) Kyai Fuad masih hidup atau sudah pupus?
5. Apakah kamu memastikan* bahwa di situs lain juga memuat berita ini sebagai penguatmu bahwa Jokowi, Prabowo, Fadli Zon, dan Muhaimin memang sedang berkumpul bersama?
6. Apakah kamu memastikan* ada negara pecahan Uni Soviet bernama Levenija?
7. Apakah kamu memerhatikan tulisan ini tidak punya titi mangsa valid yang menunjukkan  kapan kisah ini terjadi?
dan paling penting....
8. Apakah kamu pecaya isi keseluruhan berita ini sebelum kamu baca 8 pertanyaan ini?

(*) lewat internet/jaringan teman

Saya tekankan di sini, kisah di atas 100% REKAYASA saya sendiri. Kenapa saya berbuat ini? Untuk menguji etiket kita semua berinternet. 

Jawaban yang benar untuk nomor 1-7 adalah YA, untuk no 8 adalah TIDAK.
Kalau jawaban kamu benar semua, saya ucapkan selamat. Berarti kamu tipe yang tidak mudah percaya berita yang kamu baca. Kamu bahkan berusaha mengeceknya ke berbagai macam sumber.
Kalau jawabanmu sebagian benar, kamu masih ada keinginan mengecek kebenarannya, tapi kamu malas mengecek keseluruhannya.
Kalau jawabanmu salah semua..... Mohon maaf, Kawan, sampeyan ternyata mudah sekali percaya berita apa pun yang sampeyan baca. Bisa bahaya kalau sampeyan juga tergolong orang yang mudah nge-share berita yang menurut kalian hebat. Salah-salah, sampeyan dimanfaatkan orang untuk menyebar fitnah.

Ada dua berita yang cenderung dilahap bulat-bulat oleh orang.
1. Yang berkaitan dengan kekagumannya.
2. Yang berkaitan dengan naluri bertahan hidupnya.

1. Berita apa pun tentang idola kita sudah pasti kita terima bulat-bulat. Berita bagusnya sudah pasti, berita jeleknya tidak. Sekalipun berita jelek itu berisi kebenaran, kita akan menolaknya mentah-mentah--tapi tidak mengkrosceknya.
2. Berita tentang naluri bertahan hidup itu tentang apa ya? Itu berita tentang sesuatu yang merongrong rasa nyamanmu. Misal, kamu dengar berita di kompleks rumahmu terjadi banjir bandang. Kamu langsung percaya, kamu panik, pengen cepat pulang ke rumah, padahal kamu sudah tahu di kompleksmu tidak ada sungai.
Contoh kedua, berita tentang anakmu kecelakaan. kamu langsung panik, dan mau transfer berapa duit pun pada penelepon gelap yang pura-pura dokter yang minta biaya operasi darurat--padahal anakmu asyik-asyik aja belajar di sekolahnya.
Contoh ketiga, berita tentang anti-Islam atau anti-anti agama lainnya yang bisa merongrong keimananmu. Dengan alasan membela agama, kamu bisa gelap mata oleh berita bohong dari orang-orang yang kamu kira menjaga akhlaknya seperti dirimu.
Contoh keempat, berita tentang orang yang mungkin akan merongrong kebebasanmu. Kebebasan untuk berpikir, berfacebook ria, ber-blog ria, yang mungkin akan membawamu penjara, bahkan pada tiang gantungan, padahal belum tentu itu terjadi.

Naluri, bukan datang dari logika. Tapi sekalinya memengaruhi logika, pengaruhnya nggak ilang-ilang. Yah.... namanya juga manusia....... 

Sumber : here

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yang pasti adalah, jangan mendewakan calon yang anda dukung. Mereka juga manusia, dan manusia tidaklah lepas dari kesalahan.
Nice writing mas gan.. 

Jokowi Tidak Menguasai Materi Debat Capres Ketiga Tentang Politik Internasional dan Ketahanan Nasional

Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.

Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.

Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.

“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.

“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.

Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.

“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.

Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.

Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.

“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.

Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.

“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.

Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.

“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.

Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.

“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya.

Sumber : here
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa kali bakal calon presiden (capres) nomor urut satu, Prabowo Subianto tampak mengamini apa yang diucapkan pesaingnya yang merupakan capres nomor urut dua Joko Widodo dalam Debat Capres putaran ketiga yang dihelat di Jakarta, Ahad (22/6) malam.
“Pak Prabowo selalu mengamini pernyataan dari siapapun sepanjang itu rasional dan sesuai dengan pendapatnya,” kata anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Romahurmuziy usai acara Debat Capres.
Menurut pria yang akrab disapa Romi ini sikap yang ditunjukkan Prabowo tersebut menunjukkan kekesatriaannya dalam memberikan pendapat di setiap persoalan. Selain itu, lanjut Romi, Prabowo selalu melakukan penajaman pendapat manakala ada kesetujuan atau persetujuan terhadap pendapat yang disampaikan Jokowi.
“Sehingga bisa dikatakan sekali lagi bahwa, pertahanan nasional, politik internasional adalah makanan sehari-hari Prabowo Subianto,” ujar Romi.
Dalam enam segmen selama berlangsungnya Debat Capres putaran ketiga yang mengusung tema 'Politik Internasional dan Ketahanan Nasional', Prabowo terlihat mendominasi. Sebaliknya, kata Romi, sangat terbaca sekali keterbatasan perbendaharaan kata dan perbendaharaan situasi yang dikuasai oleh Jokowi.
"Apalagi ketika berbicara soal memodernisasi profil angkatan bersenjata, sama sekali tidak terjawab pertanyaan itu,” ujar Romi. Pun, terkait konflik yang terjadi tentang klaim di Laut Cina Selatan. Sangat terlihat, pada titik tersebut, Jokowi belum membaca atau mengetahui persoalannya.
“Padahal jelas-jelas bahwa Indonesia merupakan salah satu wilayah negara yang salah satu perbatasannya di klaim. Bagaimana mungkin Pak Jokowi mengatakan kita tidak terlibat sama sekali,” kata Romi.

Sumber : here

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada berita ngelesnya nih. Baru nemu. Dari media yang jelas-jelas mendukung Jokowi

Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan puas dalam debat calon presiden ketiga. Karena dia dapat membuktikan bahwa dugaan dirinya tidak mengerti tentang politik luar negeri dan ketahanan nasional.

"Puas, katanya saya enggak ngerti soal ini itu tapi ngerti juga. Ditanya drones juga ngerti," jelasnya usai debat capres ketiga di Hotel Holiday Iin, Jakarta Utara, Minggu (22/6).

Jokowi mengungkapkan, apa yang disampaikannya sudah dipikirkan masak-masak bersama tim pemenangannya. Namun sayangnya waktu yang diberikan pihak panitia, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlalu singkat. Sehingga dia tidak dapat menjelaskan secara jelas.

"Apa yang sudah kita rancang yaitu yang saya sampaikan hanya waktunya dua tiga menit, mepet sekali. Sehingga tidak bisa menjelaskan secara detail. Tidak bisa menjelaskan secara jelas, karena waktunya mepet. Mungkin itulah keterbatasannya," tutupnya.

Sumber : here

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maaf ya pak jokowi, anda memang terlihat kurang meyakinkan debat capres kemarin. Gaya dan cara bicara anda yang tidak faham materi itu terlihat jelas di debat kemarin. 
Ya sebenarnya gw share berita ini karena memang terlihat aneh debat capres kemarin, terutama dari jawaban beliau. Salah satu yang sedikit menyita perhatian gw saat ia membawa nama megawati di debat capres kemarin.
Dan Palestina? Menjadi anggota PBB? Haha, ini lawakan paling gila. Memang Indonesia punya peran besar di PBB? Oh ya, partai banteng anda bukannya menolak penutupan dolly? dan sekarnag bawa-bawa nama Palestina? Mungkin maksudnya mendukung Israel semakin mendominasi Palestina, wah tim sukses anda benar-benar hebat pak.
Yang menanyakan apa hubungan antara partai banteng dan pak jokowi? yang berpendapat jokowi ya jokowi, banteng ya banteng, itu adalah pendapat bodoh dan tolol yang pernah saya dengar. Tim sukses beliau (pak jokowi) dari banteng. Tentunya pendapat-pendapat banteng banyak menjadi masukan lah. Jangan idiot begitu, saya lelah. Maaf agak keras dalam isi tulisan saya. Tapi jujur aja, jika membawa isu palestina untuk menarik simpati kaum muslim, itu bullshit. Partai Banteng bahkan mengatakan munasharah (kampanye) Palestina adalah ancaman negara.
Gagal Paham dah..

Sama tolong ya pak jokowi, banyak lho penonton anda yang berasal dari rakyat. DAN NGGAK SEMUA RAKYAT NGERTI SAMA SINGKATAN-SINGKATAN YANG SERING ANDA UCAPKAN, contohnya gw. Dari debat ke dua (yang gw tonton, nggak tau de debat pertama), banyak sekali singkatan yang diucapkan sama bapak calon kita ini. Agar kelihatan intelek? Ingin menjebak calon saingan anda bapak prabowo? Jujur aja gw yang berpendidikan aja nggak tau makna singkatan dari yang banyak anda ucapkan, apalagi penonton dan rakyat biasa yang kurang pendidikannya?
Ah sudahlah..

Maaf saya tidak include berita metro TV, karena itu jelas media mainstream yang fanatik abis sama bapak calon presiden kita ini. Contohnya berita ini : here .Yang tidak tau konflik china selatan, anda dapat search langsung di google atau dengarkan pernyataan saya

China mengklaim semua yang ada dikawasan laut china selatan, adalah milik mereka. Termasuk pulau-pulau, kekayaan laut yang ada dibatas teritorial Filipina,Vietnam dan Indonesia. Pulau Natuna ini adalah milik Indonesia tapi China mengklaim itu adalah milik mereka. Nah, salah jika bapak jokowi mengatakan kalau itu bukan urusan kita, Dan kita tidak memiliki peran atas konflik itu. Perlu diketahui bahwa, Kepulauan Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik. Di dalam perut buminya juga bergelimang minyak. Tak hanya itu, di kepulauan yang terletak di teras depan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini menghampar aneka jenis terumbu karang yang sangat memukau.Dimana kita bisa menemukan berbagai material tambang seperti gas alam, minyak bumi, dan pasir kuarsa dalam jumlah besar? Jawabnya, Kepulauan Natuna. Kekayaan mineral tambang tersebut bukan hanya lerhampai di darat, tetapi juga tersebar bertaburan di bawah dasar laut. Nah, itulah kenapa China begitu bernafsu mengklaim pulau Natuna, dan negara asing pun mengincar pulau kecil ini. Pak jokowi BLUNDER HABIS kalau mengatakan itu bukan urusan kita. Tak heran pak Prabowo menggeleng tadi saat mendengar penjelasan beliau.

Lucunya bapak kita ini. Lucu sampai gw nangis. Kok bisa ya, dipuja-puja sama pendukung fanatik nya. Mual gw pengen muntah

Dah tulisan kali ini akan gw tutup dengan kata-kata :
"Semoga anda (Pak Jokowi) tetap menjadi Gubernur Jakarta dan selamanya menjadi calon presiden"
Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.
Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.
Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.
“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.
Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.
“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.
Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya.
- See more at: http://salam-online.com/2014/06/lima-blunder-jokowi-di-debat-capres-ketiga.html#sthash.qW1FknO3.PztvE506.dpuf
Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.
Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.
Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.
“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.
Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.
“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.
Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya.
- See more at: http://salam-online.com/2014/06/lima-blunder-jokowi-di-debat-capres-ketiga.html#sthash.qW1FknO3.PztvE506.dpuf
Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.
Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.
Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.
“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.
Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.
“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.
Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya.
- See more at: http://salam-online.com/2014/06/lima-blunder-jokowi-di-debat-capres-ketiga.html#sthash.qW1FknO3.PztvE506.dpuf
Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.
Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.
Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.
“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.
Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.
“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.
Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.
“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.
Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.
“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.
Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.
“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.
Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.
“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya.
- See more at: http://salam-online.com/2014/06/lima-blunder-jokowi-di-debat-capres-ketiga.html#sthash.qW1FknO3.PztvE506.dpuf