Tuesday, February 26, 2013

Mempelajari Al-Quran

Penyiar TV Arab Saudi Al-Wathan mewancarai anak istimewa ini. Seorang anak laki-laki tunanetra penghafal Al-Quran dari Mesir yang berusia 11 tahun.

Dalam wawancara itu penyiar TV Al-Wathan menanyakannya perihal bagaimana ia belajar Al-Quran dan kebutaannya.

Semangatnya untuk menghafal ayat-ayat Allah yang mulia membuat langkah kakinya ringan untuk pergi ke tempat gurunya.

“Saya yang datang ke tempat syaikh,” katanya.

“Berapa kali dalam sepekan?” tanya penyiar TV.

“Tiga hari dalam sepekan,” jawabnya.

Jawaban anak ini kian membuat terkejut ketika anak ini memberitahu penyiar bahwa Syaikh yang mengajarinya Al-Quran hanya mengajarinya satu ayat per hari.

“Pada awalnya hanya satu hari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau dengan sangat agar ditambah harinya, sehingga menjadi dua hari dalam sepekan. Syaikh saya sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu ayat saja setiap hari,” ujarnya.

“Satu ayat saja?” respon penyiar terkejut, takjub dengan semangat baja anak ini.

Dalam tiga hari itu ia khususkan untuk belajar ayat-ayat suci Al-Quran, hingga ia tidak bermain dengan kawan-kawan sebayanya.

Sang penyira tersenyum dan menempuk paha anak itu tanda kagum, yang disambut senyum ceria oleh anak ini.

Yang lebih mengagumkan adalah pernyataannya tentang kebutaannya. Ia tidak berdoa kepada Allah agar Allah mengembalikan penghilahatannya, rahmat Allah yang ia harapkan.

“Dalam shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku,” katanya.

Mendengar jawaban anak ini sang penyiar semakin terkejut.

“Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu? Kenapa?” tanyanya heran.

Dengan wajah meyakinkan, anak itu memaparkan alasannya. Bukan ia tak yakin pada Allah, bukan. Namun ia menginginkan yang lebih indah dari penglihatan.

“Semoga menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat), sehingga Allah meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut. Allah akan menanyakan nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya tidak malu dengan cacat yang saya alami. Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak,” paparnya dengan tegas.

Mendengar kalimat mulia anak ini, semua diam. Penyiar TV nampak berkaca-kaca dan air matanya menetes. Para pemirsa di stasiun TV serta kru TV tersebut juga tak tahan menitikkan air mata.
penghafal quran tuna netra dari mesir

“Pada saat ini, saya teringat banyak kaum muslimin yang mampu melihat namun bermalas-malasan dalam menghafal kitab Allah, Al-Quran. Ya Allah, bagaimana alasan mereka besok (di hadapan-Mu)?” kata penyiar.

“Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan,” kata penghafal Quran muda ini.

Subhanallah, indahnya dunia tak membuatnya lupa akan Rabbnya dan hari pembalasan.

Ia juga mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kaidah Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah (rahimahullah). “Kaidah imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang berbunyi ‘Allah tidak menutup atas hamba-Nya satu pintu dengan hikmah, kecuali Allah akan membukakan baginya dua pintu dengan rahmat-Nya,’” katanya.

Kehilangan penghlihatan sejak kecil, tidak membuat ia mengeluh kepada Sang Pencipta. Ia tak iri pada orang lain apalagi kufur nikmat. Ikhlash menerima takdirNya.

“Segala puji Allah, saya tidak iri kepada kawan-kawan meski sejak kecil saya sudah tidak bisa melihat. Ini semua adalah qadha’ dan qadar Allah,” katanya.

“Kita berdoa kepada Allah semoga menjadikan kita sebagai penghuni surga Al-Firdaus yang tertinggi,” kata anak istimewa ini.

Matanya yang buta, tak membuat hatinya buta dalam mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Subhanallah.

Dalam sebuah hadits Qudsi Nabi (shallallahu ‘alaihi wa salam) bersabda:

إِنَّ اللَّهَ قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ

Allah berfirman: “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan menghilangkan penglihatan kedua matanya lalu ia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan penglihatan kedua matanya dengan surga.” (HR. Bukhari no. 5653, Tirmidzi no. 2932, Ahmad no. 7597, Ad-Darimi no. 2795 dan Ibnu Hibban no. 2932).


Sumber : here 

Sungguh kehidupan dunia itu melenakan dan memperdayakan. Dan kebanyakan orang terjebak di dalamnya.

Cium Tangan Menyentuh Hati Non Muslim


Seorang anak umur 5-6 tahun terengah-engah memasuki sebuah masjid di kota Paris, Perancis. Di dalam masjid, terdapat imam yang tengah mengajar pengenalan huruf Al-Quran.
Tanpa ba-bi-bu, si anak berkata, "Ibuku mengirim ke tempat ini agar aku belajar di sekolah Tuan!"
"Mana ibumu, saya mau tanyakan beberapa hal", tanya imam masjid.
"Ia ada di luar masjid, karena ia belum muslim", jawab si anak.
Sang imam bergegas keluar, menemui si ibu yang tengah duduk sembari mengamati anaknya yang sudah di dalam masjid.

Ketika melihat imam masjid menghampiri, ia berdiri. Terjadilah dialog antara keduanya.
Imam: "Mengapa anda mengizinkan putra anda belajar di masjid?"
Ibu: "Aku sering melihat tetanggaku, seorang muslimah. Aku terus perhatikan, ia rajin mengantar anak-anaknya berangkat sekolah. Saya sangat takjub. Karena setiap kali anak itu pergi sekolah, setiap kali itu pula
mereka mencium tangan sang ibu. Amazing dan mengharukan ...Nampak mereka sangat bahagia" tukas si ibu.
 
Sumber : Islamedia

Wednesday, February 20, 2013

Perlakukan ia dengan baik

Suatu ketika ada perumpuan hamil karena zina yg datang kepada Nabi untuk bertaubat dan minta agar diberi hukuman,

lantas Nabi memanggil wali perempuan tsb dan berkata(yg artinya):

"PERLAKUKANLAH IA DGN BAIK! Jika ia telah melahirkan bawalah ia ke Saya".

Lantas ia (wali perempuan tsb) selesai melaksanakannya. Dan nabi membuat perintah, kemudian pakaiannya dikencangkan(badannya diikat) dan ia di Rajam, setelah itu Nabi MENSHOLATI jenazahnya.

Lantas Sahabat Umar (bin khottob) menanggapi: "Engkau menSolatinya Ya Rosulallah?? dia kan telah zina?"

maka Beliau menjawab:" ia telah melakukan taubat, yg seandainya taubatnya tsb dibagikan di antara 70 penduduk madinah niscaya taubatnya lebih buat mereka.

Dan apakah engkau pernah dapati yg lebih utama dari seorang yg baik dgn dirinya sendiri demi Allah Azza Wa Jalla??"

(HR imam Muslim, Riyaadus shoolihiin, Hal 26, bab Taubat, hadis ke 10)

Luthfan Mursyidan on GooglePlay-ScheneDev

Akhirnya kebuat juga akun di GooglePlay. Setelah menunggu berbulan-bulan T^T.
Mau tengok aplikasi yang kami buat?
ini linknya : googleplay

Download dan mainkan di HP android mu (^^)..
kami juga menerima kritikan. fitur apa yang musti ditambah. Bug. Improvement. dan lain, lain.

Like us on Facebook : here
Follow on twitter : here

Oh ya, kalo kamu developer Android. Pengen ngembangin aplikasi android tapi nggak ada akun googleplay.
Boleh aja gabung ke ScheneDev buat upload aplikasi kamu di akun kami. Gratis nggak dipungut biaya.

Ada yg mau tanya-tanya mengenai developing android juga boleh.
ntar saya buat deh halaman buat developer bincang-bincang.

gabung dan kembangin aplikasi kamu bersama-sama!!





Tuesday, February 19, 2013

Perlakukanlah ia dengan baik

Suatu ketika ada perumpuan hamil karena zina yg datang kepada Nabi untuk bertaubat dan minta agar diberi hukuman,

lantas Nabi memanggil wali perempuan tsb dan berkata(yg artinya):

"PERLAKUKANLAH IA DGN BAIK! Jika ia telah melahirkan bawalah ia ke Saya".

Lantas ia (wali perempuan tsb) selesai melaksanakannya. Dan nabi membuat perintah, kemudian pakaiannya dikencangkan(badannya diikat) dan ia di Rajam, setelah itu Nabi MENSHOLATI jenazahnya.

Lantas Sahabat Umar (bin khottob) menanggapi: "Engkau menSolatinya Ya Rosulallah?? dia kan telah zina?"

maka Beliau menjawab:" ia telah melakukan taubat, yg seandainya taubatnya tsb dibagikan di antara 70 penduduk madinah niscaya taubatnya lebih buat mereka.

Dan apakah engkau pernah dapati yg lebih utama dari seorang yg baik dgn dirinya sendiri demi Allah Azza Wa Jalla??"

(HR imam Muslim, Riyaadus shoolihiin, Hal 26, bab Taubat, hadis ke 10)

Monday, February 18, 2013

Lalu, Berapakah Nilaiku di Hadapan Allah?

Beberapa pekan menjelang  musim haji tiba, riuh rendah kafilah dagang mulai berdatangan memenuhi sudut-sudut kota Mekah. Kain, pakaian serta bermacam perhiasan hingga wewangian memenuhi etalase-etalase toko dan swalayan. Dari kejauhan nampak seorang pembuat kain tenun berjalan menghampiri sebuah toko pakaian. Berharap kain yang telah ia tenun berbulan-bulan dapat ia tukar dengan beberapa puluh dinar atau dirham sebagai penghasilan.
Si pembuat kain sang pemilik toko, kemudian ia utarakan maksudnya, “Tuan, saya datang kemari untuk menawarkan kain yang sudah saya tenun ini.
Pemilik Toko melihat dengan seksama kain yang ditawarkan kepadanya. Untuk memastikan analisanya, ia pun bertanya pada si pembuat kain tenun. Berapa bulan waktu yang di butuhkan untuk membuat kain tersebut.
“Empat bulan.” Jawab si pembuat kain.
“Berapa dinar Anda ingin jual kain ini kepada saya?” tanya pemilik toko.
“Dua puluh dinar” jawab si pembuat kain dengan penuh keyakinan.
Mendengar jawaban itu sang pemilik toko pun menjawab, “Saya sudah bertahun-tahun menjadi pedagang kain, saya sangat ahli dalam masalah ini. Setelah mengamati kain yang sudah Anda buat ini, maka saya hanya berani membayar enam dinar saja, ya hanya enam dinar.”
Mendengar jawaban dari pemilik toko tersebut maka si pembuat kain pun menangis.
Tidak tega mendengar tangisan dari si pembuat kain, sang pemilik toko pun menaikkan harganya menjadi delapan dinar, dan itulah harga terbaik yang bisa diberikan oleh sang pemilik toko.
Bukannya diam, namun setelah mendengar ucapan dari pemilik toko, si pembuat kain semakin tersedu-sedu.
“Baiklah aku akan memberimu uang sepuluh dinar, tapi kumohon berhentilah!” pinta sang pemilik toko.
Si pembuat kainpun berkata, “Saya menangis bukan karena seberapa besar kau nilai kain yang telah saya tenun ini. Tahukan Anda? Saya membuat kain ini dengan penuh ketelitian dan kerumitan yang sangat tinggi. Saya cari bahan-bahan terbaik. Saya korbankan waktu saya berbulan-bulan untuk mengerjakan kain ini. Dan saya yakin kain tenun ini adalah kain tenun dengan mutu dan kualitas terbaik yang pernah saya buat. Namun di hadapan seorang ahli seperti Anda, kain saya ini tidaklah berbeda dengan kain umumnya, sehingga kau hargai sangat rendah.”
“Saya menangis karena saya khawatir terhadap diri saya sendiri. Jangan-jangan amalan kebaikan yang telah saya lakukan selama ini sama seperti kain tenun yang telah saya buat. Saya telah merasa bahwa amalan yang selama ini saya lakukan sudah banyak. Kebaikan yang sudah saya lakukan sudah sangat berkualitas dan oleh karenanya saya bisa memasuki Surganya. Namun sekali lagi saya khawatir bahwa amalan-amalan tersebut  dianggap sangat kecil bahkan mungkin tak berharga di hadapan Allah . Betapa celakanya hidup saya ini jika memang demikian. Itulah mengapa saya menangis.” papar si pembuat kain.
“Saya khawatir, telalu percaya diri dan tinggi hati atas kebaikan-kebaikan yang telah saya lakukan. Saya lupa menginstropeksi sejauh mana keikhlasan amal yang saya lakukan. Pun saya terlalu yakin bahwa saya akan masuk surga karena amal-amal yang saya lakukan.” tambah si pembuat kain.
Sang pemilik toko pun turut dalam kesedihan dan berkata, “Duhai sekiranya saya ini adalah seonggok tanah, maka itu lebih baik karena tiada pertanggung jawaban sebagaimana manusia”.
“Saya teringat sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bahwa Rasulullah pernah bersabda,“Sungguh aku mengetahui sebuah kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan yang banyak seperti bukit Tihamah kemudian Allah menjadikannya seperti debu yang beterbangan.” Maka mereka -sahabat- bertanya, “Wahai Rasulullah, berikanlah ciri mereka kepada kami agar kami tidak termasuk golongan mereka dalam keadaan tidak sadar.” Maka beliau menjawab, “Adapun, mereka itu adalah saudara-saudara kalian, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang apabila bersepi-sepi dengan apa yang diharamkan Allah maka mereka pun menerjakannya.”, Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan tersebut.” imbuh sang pemilik toko.
Maka keduanya pun akhirnya larut dalam perenungan.

Sumber : here

Friday, February 15, 2013

NineLetter-Application Review-

NineLetter
Name : NineLetter
OS : Android
Requirement : Android Sdk 8(2.2 Froyo)
type : freeware
Kind : MiniGame
Required : Internet Connection
Developer : @LuthfanM- @ScheneDev -


NineLetter is android application that put a word in false order.
Your main target is to solve this simple puzzle into correct word.
Available in many word that you can find through the game.
Game is very simple and intended to test your vocabulary knowledge.
Investigate every word and put all 9 letter into correct word.
Explore many words in this game.

Loading First
Let's wait for loading..

Disordered Letters
Nine disordered letters that you must arrange it to become a word. Application will count time that you spend to guess the correct word.

Showing Word
Word appear as soon as you solve the game. Dont worry, you can still repeat by click repeat button.

Game Description


Have fun :)

-------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------

Luthfan Mursyidan-@LuthfanM-
ScheneDevelopment-@ScheneDev-

find more application under tag : review



Friday, February 8, 2013

SPYAIR-Sakura Mitsusuki Lyric




ROMANIZED :
Haru no yoru hitori datta
Monokuro no sora ni tameiki ga kiete ku
Ashibayana hito no nami
Tada mitsumete sa
Zutto matte ita nda

Sakura hira ite mo
Mada samui yoru ni wa
Omoidasu nda kimi no kao o
"Heikina no?", "Daijoubu sa"
Fuzakete te o furu boku
Anohi kimi to kawashita yakusoku

Bokura wa bokura wa
Ano kaketa tsuki no hanbun o sagashite
Kodoku o wakeau koto ga dekita nara
Mouichido chikau yo

Shikakui benchi suwari
Bon'yari nagameru sora
Omoidasu nda kinou no you ni
Sasayaka na egao sasaina iiai mo
Dore dake boku o tsuyoku saseta darou

Are kara are kara
Ano kaketa tsuki no hanbun o sagashite
Itsuka wa itsuka wa
Sakura no hanasaku mangetsu no gen e to

Utsurikawaru machinami bokura
Sekasu you kimi wa ima doko de nani o shiteru no
Sorenari no kurashi sorenari no shiawase
Soredemo (soredemo) mada oikaketeru

Bokura wa bokura wa
Ano kaketa tsuki no hanbun o sagashite
Kodoku o wakeau koto ga dekitanara
Mouichido

Are kara are kara
Ano kaketa tsuki no hanbun o sagashite
Itsuka wa itsuka wa
Sakura no hanasaku mangetsu no gen e to

JAPANESE :

春の夜 一人だった
モノクロの空に 溜め息が消えてく
足早な 人の波
ただ見つめてさ ず
っと待っていたんだ

桜 開いても
まだ寒い夜には
思い出すんだ 君の顔を
「平気なの?」「大丈夫さ」
ふざけて 手を振る僕
あの日君と 交わした約束

僕らは 僕らは
あの欠けた月の半分を探して
孤独を 分け合うことが出来たなら
もう一度誓うよ

四角いベンチ 座り
ぼんやり眺める空
思い出すんだ 昨日のように
ささやかな笑顔 些細な言い合いも
どれだけ僕を 強くさせただろう

あれから あれから
あの欠けた月の半分を探して
いつかは いつかは
桜の花咲く 満月の元へと

移り変わる 街並み 僕ら
急かすよう 君は 今どこで 何をしてるの
それなりの暮らし それなりの幸せ
それでも まだ追いかけてる

僕らは 僕らは
あの欠けた月の半分を探して
孤独を 分け合うことが出来たなら
もう一度

あれから あれから
あの欠けた月の半分を探して
いつかは いつかは
桜の花咲く 満月の元へと

ENGLISH :
Alone on this spring night
Sighs fade out into the monochrome sky
The waves of diligent people simply stared
Since all I did was wait for you

Sakuras open too
yet on such a cold night
I remember your face
"Is it okay?" "It's alright?"
I who shook your hand playfully
exchanged promises with you that day

Both of us, Both of us
Searched for that missing half of that month
I was able to share this loneliness with you
But once again I swear

Sitting on the rectangular bench
Idly watching the sky
I also remembered as of yesterday
About that little quarrel among us
Though it seems it made us stronger

Since that time, Since that time
Searching for that missing half of that month
Some time, Some time
We'll head towards the blooming sakuras under the full moon

We quickly tried to change like how the towns usually do
Where are you? What are you doing?
Decent life, Decent Happiness
Even so (even so) we still chased after it

Both of us, Both of us
Searched for that missing half of that month
I was able to share this loneliness with you
But once again I swear

Since that time, Since that time
Searching for that missing half of that month
Some time, Some time
We'll head towards the blooming sakuras under the full moon

TV Version:
Alone on this spring night
Sighs fade out into the monochrome sky
The waves of diligent people simply stared at me
Since all I did was wait for you

Both of us, Both of us
Searched for that missing half of that month
I was able to share this loneliness with you
But once again I swear

We quickly tried to change like how the towns usually do
Even so (even so) we still chased after it

Since that time, Since that time
Searching for that missing half of that month
Some time, Some time
We'll head towards the blooming sakuras under the full moon