Saturday, October 8, 2011

Surat dari orang tua terhadap anaknya

Anakku,


Ketika aku tua, aku harap engkau mengerti dan bersabar menghadapi ku,


Ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup ke meja karena pandanganku yang mengabur, kuharap engkau tidak memekik kearahku.


Orang tua sangat sensitive…


selalu merasa sedih ketika engkau memekik.



Saat pendengaranku memburuk dan tidak dapat mendengar apa yang kau katakan, kuharap engkau tidak memanggilku “Tuli!”.


Tolong ulangi apa yang engkau katakan atau tuliskan diatas secarik kertas.



Maafkan aku anakku,


aku mulai tua.


Lututku mulai ringkih, kuharap engkau memiliki kesabaran untuk membantuku bangkit.


Seperti saat aku menolongmu di waktu kecil, saat belajar untuk berjalan.



Tolong bersabarlah,


Saat aku merengek berulang kali seperti rekaman rusak, kuharap kau tetap mendengarkanku.


Tolong jangan membuat itu sebagai lelucon atau muak mendengarkanku.


Apa engkau mengingat saat kau kecil dan menginginkan balon?.


Kau merengek terus menerus sampai kau mendapatkan apa yang aku inginkan.



Maafkan aku karena bauku,


aku berbau seperti orang tua…



Jangan paksa aku untuk mandi, tubuhku lemah.


Orang tua cepat sakit ketika mereka kedinginan,


kuharap aku tidak menjengkelkanmu.


Apa engkau ingat saat kau kecil?.


Aku mengejarmu karena engkau tidak mau mandi.



Kuharap engkau bersabar denganku, ketika aku lekas marah.


Ini bagian dari masa tua, kau akan mengerti ketika saatnya tiba.



Dan jika engkau punya waktu luang, kuharap kita bisa saling berbincang, walau hanya beberapa menit.


Aku selalu sendirian sepanjang waktu dan tidak ada seorang pun untuk diajak bicara.


Aku tahu engkau sibuk kerja.


Walau engkau tidak tertarik dengan cerita ku, tolong luangkan waktu untukku.


Apa kau ingat ketika kau kecil?.


Aku selalu mendengarkan cerita mu tentang boneka teddy mu.



Ketika saatnya tiba, dan aku sakit sehingga harus berbaring di atas tempat tidur.


Kuharap kau memiliki kesabaran untuk merawatku.



Maafkan aku,


Jika aku secara tidak sengaja membuat kekacauan.


Kuharap kau memiliki kesabaran untuk merawatku di saat akhir-akhir hidupku.



Aku tidak akan bertahan lama.


Ketika saatnya kematian datang menjemputku, kuharap kau menggengam tanganku dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian.



Dan jangan khawatir,


Ketika aku bertemu sang pencipta…


Aku akan berbisik kepadaNya untuk merakhmatimu.


Karena engkau menyayangi ayah dan ibumu.


Terima kasih untuk perhatianmu,


Kami menyayangimu.


Dengan penuh cinta,


Ayah dan ibu


*****


Sayangilah kedua orang tua kita. Semoga semua amal kita saat merawat mereka berdua diterima Allah swt.


“mereka tidak butuh apa-apa, tidak uangmu, makananmu, ataupun anak-anakmu. Mereka berbuat bukan untuk dipuji. Yang mereka inginkan hanyalah melihatmu seperti apa yang kamu inginkan. Walaupun mereka selalu marah padamu, janganlah kamu membalas dengan perkataan yang menyakitkan. Ketika kau kecil, mereka selalu membelikan apa yang kamu inginkan, ketika remaja,mereka mendukungmu untuk bersekolah di mana yang kamu suka, dan disaat dewasa kamu malah meninggalkan mereka. Hidup mereka untukmu, dan apakah hidupmu untuk mereka?”



Surat dari orang tua terhadap anaknya

Anakku,


Ketika aku tua, aku harap engkau mengerti dan bersabar menghadapi ku,


Ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup ke meja karena pandanganku yang mengabur, kuharap engkau tidak memekik kearahku.


Orang tua sangat sensitive…


selalu merasa sedih ketika engkau memekik.



Saat pendengaranku memburuk dan tidak dapat mendengar apa yang kau katakan, kuharap engkau tidak memanggilku “Tuli!”.


Tolong ulangi apa yang engkau katakan atau tuliskan diatas secarik kertas.



Maafkan aku anakku,


aku mulai tua.


Lututku mulai ringkih, kuharap engkau memiliki kesabaran untuk membantuku bangkit.


Seperti saat aku menolongmu di waktu kecil, saat belajar untuk berjalan.



Tolong bersabarlah,


Saat aku merengek berulang kali seperti rekaman rusak, kuharap kau tetap mendengarkanku.


Tolong jangan membuat itu sebagai lelucon atau muak mendengarkanku.


Apa engkau mengingat saat kau kecil dan menginginkan balon?.


Kau merengek terus menerus sampai kau mendapatkan apa yang aku inginkan.



Maafkan aku karena bauku,


aku berbau seperti orang tua…



Jangan paksa aku untuk mandi, tubuhku lemah.


Orang tua cepat sakit ketika mereka kedinginan,


kuharap aku tidak menjengkelkanmu.


Apa engkau ingat saat kau kecil?.


Aku mengejarmu karena engkau tidak mau mandi.



Kuharap engkau bersabar denganku, ketika aku lekas marah.


Ini bagian dari masa tua, kau akan mengerti ketika saatnya tiba.



Dan jika engkau punya waktu luang, kuharap kita bisa saling berbincang, walau hanya beberapa menit.


Aku selalu sendirian sepanjang waktu dan tidak ada seorang pun untuk diajak bicara.


Aku tahu engkau sibuk kerja.


Walau engkau tidak tertarik dengan cerita ku, tolong luangkan waktu untukku.


Apa kau ingat ketika kau kecil?.


Aku selalu mendengarkan cerita mu tentang boneka teddy mu.



Ketika saatnya tiba, dan aku sakit sehingga harus berbaring di atas tempat tidur.


Kuharap kau memiliki kesabaran untuk merawatku.



Maafkan aku,


Jika aku secara tidak sengaja membuat kekacauan.


Kuharap kau memiliki kesabaran untuk merawatku di saat akhir-akhir hidupku.



Aku tidak akan bertahan lama.


Ketika saatnya kematian datang menjemputku, kuharap kau menggengam tanganku dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian.



Dan jangan khawatir,


Ketika aku bertemu sang pencipta…


Aku akan berbisik kepadaNya untuk merakhmatimu.


Karena engkau menyayangi ayah dan ibumu.


Terima kasih untuk perhatianmu,


Kami menyayangimu.


Dengan penuh cinta,


Ayah dan ibu


*****


Sayangilah kedua orang tua kita. Semoga semua amal kita saat merawat mereka berdua diterima Allah swt.


“mereka tidak butuh apa-apa, tidak uangmu, makananmu, ataupun anak-anakmu. Mereka berbuat bukan untuk dipuji. Yang mereka inginkan hanyalah melihatmu seperti apa yang kamu inginkan. Walaupun mereka selalu marah padamu, janganlah kamu membalas dengan perkataan yang menyakitkan. Ketika kau kecil, mereka selalu membelikan apa yang kamu inginkan, ketika remaja,mereka mendukungmu untuk bersekolah di mana yang kamu suka, dan disaat dewasa kamu malah meninggalkan mereka. Hidup mereka untukmu, dan apakah hidupmu untuk mereka?”