Sunday, June 22, 2014
Jokowi & Prabowo Tertangkap Kamera Makan Nasi Jamblang Bareng
Ada pemandangan heboh di Cirebon. Dua calon presiden RI yang di TV/internet berseteru memperebutkan kursi RI-1 kepergok makan nasi jamblang bersama. Mereka kelihatan mesra mengobrol tentang jagoan mereka di Piala Dunia atau lauk jamblang mana yang mereka suka. Tidak kelihatan suasana permusuhan seperti para pendukungnya di media massa. Mungkin karena suasana warung nasi jamblang Ibu Nur di belakang Lapas Kesambi ini sedang sepi kali ya.
Saya kebetulan ada di sana. Awalnya saya tidak percaya mereka memang calon presiden kita. Kan bisa sja Jokowi dan Prabowo KW 2 yang sedang cari sensasi. Tapi Fadli Zon dan Muhaimin juga ada di situ. Masak iya makhluk KW bisa malsuin 4 orang sekaligus, tho?
Penasaran, saya hampiri mereka. Saya kira bakal diusir, ternyata malah disambut. Saya sapa kok tumben tampil berdua, mereka malah senyum-senyum saja.Terus saya tanya ada gerangan apakah datang ke Cirebon bareng-bareng tanpa terendus wartawan. Awalnya mereka tidak jawab, tapi untung saya bilang saya bukan wartawan, akhirnya mereka cerita juga.
Ternyata mereka baru sowan ke Kyai Fuad Hasyim, pimpinan Pondok Pesantren Buntet di Kanoman. Mereka baru minta wejangan tentang pilpres. Tapi saya tidak begitu saja percaya, mengingat Kyai Fuad terkenal pintar meramal masa depan. Mereka pasti kebelet pengen tahu nasib mereka setelah Pemilu. Tapi lagi-lagi mereka cuma senyum.
Pada saat itu saya baru sadar Kyai Fuad juga ada di sana. Kesempatan bagus nih, saya konfirmasi langsung saja apakah dua capres itu datang buat tanya masa depan mereka, alias cari tahu siapa yang menang.
"Anak ini pendukung siapa? Satu atau dua?" tanya Pak Kyai.
"Saya swing voter, Pak Kyai. Belum mutusin milih siapa."
Kyai manggut-manggut.
"Sebaiknya sampeyan jangan memilih sajalah."
Bukan cuma saya yang kaget. Tim sukses kedua pihak ternyata juga kaget.
"Memangnya kenapa, Pak Kyai?"
"Selain meramal, saya juga bisa baca hati orang tho? Saya lihat mereka punya hidden agenda. Yang satu punya hubungan dengan Levenija (negara bekas Uni Soviet--red). Sudah jelas-jelas Levenija punya misi pemurtadan masal. Yang satu lagi pengin menghabisi siapa saja yang menyinggung hatinya. Caranya aku nggak tahu lah, tapi dia pasti punya kemampuan bikin 'kecelakaan wajar'."
"Tafsiran Pak Kyai salah, barangkali?" ujar saya harap-harap cemas.
"Tanya saja pada mereka langsung."
Kepala saya langsung memutar menghadap keduanya. Saya tidak mendapatkan jawaban lisan mereka. Tapi saya mendapatkan senyuman bangga mereka pada apa yang disebutkan oleh Pak Kyai.
Astaghfirullah.....
Sekarang, saya mau tanya pada pembaca. Tolong dijawab ya, sambil menulis jawabannya di notes masing-masing biar ingat.
1. Apakah saat membaca kamu sadar tidak ada foto Jokowi dan Prabowo sedang makan nasi jamblang bersama?
2. Apakah kamu mengkroscek* warung jamblang Ibu Nur betulan ada di belakang Lapas Kesambi?
3. Apakah kamu mengkroscek* Pondok Buntet Pesantren beneran ada di Kanoman, dan sekarang sedang dipimpin oleh Kyai Fuad Hasyim?
4. Apakah kamu mengecek* bahwa Kyai Fuad memang punya keistimewaan meramal masa depan dan membaca pikiran? Bahkan, apakah kamu mengkroscek* (alm.) Kyai Fuad masih hidup atau sudah pupus?
5. Apakah kamu memastikan* bahwa di situs lain juga memuat berita ini sebagai penguatmu bahwa Jokowi, Prabowo, Fadli Zon, dan Muhaimin memang sedang berkumpul bersama?
6. Apakah kamu memastikan* ada negara pecahan Uni Soviet bernama Levenija?
7. Apakah kamu memerhatikan tulisan ini tidak punya titi mangsa valid yang menunjukkan kapan kisah ini terjadi?
dan paling penting....
8. Apakah kamu pecaya isi keseluruhan berita ini sebelum kamu baca 8 pertanyaan ini?
(*) lewat internet/jaringan teman
Saya tekankan di sini, kisah di atas 100% REKAYASA saya sendiri. Kenapa saya berbuat ini? Untuk menguji etiket kita semua berinternet.
Jawaban yang benar untuk nomor 1-7 adalah YA, untuk no 8 adalah TIDAK.
Kalau jawaban kamu benar semua, saya ucapkan selamat. Berarti kamu tipe yang tidak mudah percaya berita yang kamu baca. Kamu bahkan berusaha mengeceknya ke berbagai macam sumber.
Kalau jawabanmu sebagian benar, kamu masih ada keinginan mengecek kebenarannya, tapi kamu malas mengecek keseluruhannya.
Kalau jawabanmu salah semua..... Mohon maaf, Kawan, sampeyan ternyata mudah sekali percaya berita apa pun yang sampeyan baca. Bisa bahaya kalau sampeyan juga tergolong orang yang mudah nge-share berita yang menurut kalian hebat. Salah-salah, sampeyan dimanfaatkan orang untuk menyebar fitnah.
Ada dua berita yang cenderung dilahap bulat-bulat oleh orang.
1. Yang berkaitan dengan kekagumannya.
2. Yang berkaitan dengan naluri bertahan hidupnya.
1. Berita apa pun tentang idola kita sudah pasti kita terima bulat-bulat. Berita bagusnya sudah pasti, berita jeleknya tidak. Sekalipun berita jelek itu berisi kebenaran, kita akan menolaknya mentah-mentah--tapi tidak mengkrosceknya.
2. Berita tentang naluri bertahan hidup itu tentang apa ya? Itu berita tentang sesuatu yang merongrong rasa nyamanmu. Misal, kamu dengar berita di kompleks rumahmu terjadi banjir bandang. Kamu langsung percaya, kamu panik, pengen cepat pulang ke rumah, padahal kamu sudah tahu di kompleksmu tidak ada sungai.
Contoh kedua, berita tentang anakmu kecelakaan. kamu langsung panik, dan mau transfer berapa duit pun pada penelepon gelap yang pura-pura dokter yang minta biaya operasi darurat--padahal anakmu asyik-asyik aja belajar di sekolahnya.
Contoh ketiga, berita tentang anti-Islam atau anti-anti agama lainnya yang bisa merongrong keimananmu. Dengan alasan membela agama, kamu bisa gelap mata oleh berita bohong dari orang-orang yang kamu kira menjaga akhlaknya seperti dirimu.
Contoh keempat, berita tentang orang yang mungkin akan merongrong kebebasanmu. Kebebasan untuk berpikir, berfacebook ria, ber-blog ria, yang mungkin akan membawamu penjara, bahkan pada tiang gantungan, padahal belum tentu itu terjadi.
Naluri, bukan datang dari logika. Tapi sekalinya memengaruhi logika, pengaruhnya nggak ilang-ilang. Yah.... namanya juga manusia.......
Sumber : here
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang pasti adalah, jangan mendewakan calon yang anda dukung. Mereka juga manusia, dan manusia tidaklah lepas dari kesalahan.
Nice writing mas gan..
Labels:
Indonesia,
Indonesia Negaraku,
pemilu,
presiden
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty