Sunday, January 29, 2012

Suratku padamu wahai Palestina

palestine_meeting_in_ankara_by_noor_maryam

Perjuangan untuk kehidupan terus menanti. Berjuang untuk segalanya. Perjuangan untuk keluarga dan masyarakat. Berjuang untuk Negara. Terutama untukmu, wahai Palestina!


Kuakui, aku adalah manusia yang lemah. Masih belum dapat membantu Negaramu.


Namun, kepedihanmu semakin lama, semakin kurasakan. Kesedihan, isak tangis anak-anak yang kehilangan orang tuanya, istri kehilangan suaminya, menyedihkan, menyakitkan di lubuk hatiku.


Disini aku masih dapat tertawa-tawa. Namun, engkau disana sedang berjuang dengan nyawa sebagai taruhannya. Disini aku tidur dengan nyenyak, namun engkau disana mungkin tidur dengan perasaan gelisah.


Tahukah kau wahai warga palestina. Aku sebenarnya iri kepadamu. Engkau memiliki makna hidup yaitu perjuangan. Berjuang untuk negaramu, berjihad melawan para zionis yang mengatasnamakan kebenaran.


Apakah para zionis itu tidak mempunyai keluarga sehingga membantai sesukanya?


Aku benci pada diriku sendiri. Aku iri dengan surga yang telah menanti kalian. Senyum dan hembusan nafas ketika menghadapi maut. Aku…


Semoga kalian diterima di sisi Allah, wahai para syuhada. Terimalah Keindahan surga dan kenikmatan yang akan kalian dapatkan.


Aku pasti akan datang. Pasti!!



---Sebuah surat untukmu wahai palestina, di perayaan miladku yang ke-19 ---

Milad dan Jati diri

Bertambahnya umur merupakan karunia dari yang maha kuasa. Ketika umur bertambah, ada hal yang akan kita rasakan. Kebijakan dan Kemuliaan sebagai manusia serta pemikiran yang semakin lama semakin berkembang hingga lenyap termakan usia.


Selamat Milad untukmu wahai pemuda, tetaplah junjung islam sebagai agamamu dan tegakkanlah di muka bumi ini.


Ketika Kehidupan sangat berarti, dapatkah manusia menunjukkan hal itu?

Friday, January 13, 2012

Surat Palestina

Sebuah SURAT dari Pejuang Hamas (GAZA) tuk negeri INDONESIA



“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang memnunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negri kalian.

Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar Asi mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.

Memeang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,

Negri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?

Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.

Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.

Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.

Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?

Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.

Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.

Abdullah Al Ghaza

-Sebuah surat penting yang menyadarkan kita, bahwa saudara muslim kita disana membutuhkan bantuan, bukan hanya doa. Marilah berusahadan berdoa agar kita bisa menuju kesana dan meninggal sebagai seorang mujadid fisabilillah-



"Sebuah kutipan sederhana namun bermakna, berusahalah!"



Monday, January 9, 2012

SBY dan kesulitan menentukan nama

SBY kesulitan menentukan Calon Ketua KPK, karena nama calon2nya unik, bila disingkat:
Satriyo Panji Budi Utomo (SPBU)
Kartiko Darma Rahmat Triaji(KDRT)
Narto Komar Baharudin (Narkoba)
Budi Burhanudin Ahmad Yamin(Bubur Ayam)
Citro Lukman Bahar (Ci Luk Ba)
Hamzah Hamdani Hasibuan...(Ha Ha Ha)

-Sorry Iz, Humor loe gw bajak-

Thursday, January 5, 2012

Cowok dan Cewek, Episode Kantin-1

Cowok dan cewek ketika pergi ke kantin itu bisa dibedain dari sikap mereka, mulai dari datang dan ketika mereka pergi meninggalkan bekas makanan yang mereka makan.


Ketika menuju kantin,


Cowok : berjalan gagah, dengan langkah yang terayun kuat. Menunjukkan kesan tegas dan wibawa serta kebanggaan yang luar biasa. Kalau disakunya ada kacamata hitam, langsung dipakai untuk menunjukkan sisi kekerenan mereka. Biasa jalan sendirian agar seluruh perhatian orang menuju kepada dirinya.


Cewek : Dari jauh aja udah kedengeran suaranya(saking kenceng dan berisik). Biasa jalan dengan teman dan jarang ada yang berjalan sendirian(menghindari para lelaki yang lirik sembarangan serta bergosip ria). Dapat dibedakan dari jenis dan tipe pakaian yang dipakai, serta hal tersebut akan menentukan tergabung ke kelompok manakan sang cewek ini, apakah glamor atau cewek perpustakaan.


Percakapan sepanjang jalan,


Cowok : (bergumam dikarenakan berjalan sendiri)Cewek2 pada liat ke gw. Memang, kegantengan gw nggak ada yang ngalahin(tanpa sadar dengan tubuhnya yang melebihi kapasitas jalan, baca: gemuk atau faktor lainnya)


Cewek: (pake gaya yang sok imut serta suara yang mendayu-dayu)Eeehhhh, tau nggak sih loooooeeehhhh(intonasi dipanjangin, mungkin mirip kayak orang mau muntah, ‘tau nggak sih loooooooeeeeeek’ )


Di kantin ketemu temen,


Cowok: Hoi Guys, gimana kabar?(kadang2 nyapa sama orang yang dia juga nggak kenal, Cuma buat nunjukkin kalau ni cowok banyak relasi)


Cewek: (ngeluarin tisu atau sapu tangannya)aduh panas nih, jalan dari kampus ke kantin jauh ya….


Mesan makanan,


Cowok : Bu, nasi sama ayam satu(suaranya diberatin, menunjukkan kalau dia tuh gentle)


Cewek: Bu, nasi putih sama ayam bakar satu..oh ya, jangan lupa sambalnya dipisah(belum juga si ibu ninggalin meja si cewek). Bu… bu, sambalnya di mangkuk kecil ya bu.(begitu detail hingga menunjukkan tingkat kecerdasan pribadi)


Bersambung….


--Sepatah kata buat teman yang patah hati---




Tahun baru dan perayaannya

Sebenarnya udah lama saya mau posting artikel ini, tapi belum sempat berhubung banyaknya tugas dan pekerjaan, anyway akhirnya bisa posting artikel ini juga.


Tidak terasa tahun 2011 sudah berlalu. Dan tibalah tahun 2012 menggantikan tahun sebelumnya. Satu hal yang tidak berubah setiap tahunnya adalah perayaan tahun baru dengan ledakan dan tiupan terompet. Ramai ketika malam pergantian tahun dimulai dan menyajikan suasana yang meriah di tempat-tempat yang telah ditentukan.


Aneh memang, karena melihat kondisi rakyat Indonesia yang bergelut dengan himpitan ekonomi namun memaksakan untuk mengikuti acara yang pastinya memakan waktu dan hanya membuang waktu itu. Manusia hanya memikirkan kesenangan dunia yang jelas-jelas pasti akan ditinggalkannya. Hidup yang hanya sekali dan jiwa yang hanya satu tidak menunjukkan bukti jelas bahwa kehidupan ini hanyalah sebuah kefanaan belaka.


Kenapa kita harus bersukaria ketika malam pergantian tahun masehi, padahal jelas-jelas budaya kembang api dan sebagainya bukanlah milik kita?


Kenapa harus begitu? Apa kita sudah tidak berpikir dan tidak mau perduli lagi?


Saya berpikir…


Seandainya, ketika malam pergantian tahun, ditengah ledakan kembang api, dan tiupan terompet, terjadilah sesuatu yang sama; Malaikat Israfil tiba-tiba iseng ikut meniup terompetnya(sangkakala), kemudian terdengarlah letusan gunung berapi(baca: petasan/ kembang api), kira-kira apa yang akan terjadi?


-Kepada Diriku yang selalu naïf terhadap kehidupan-

Tahun baru dan perayaannya

Sebenarnya udah lama saya mau posting artikel ini, tapi belum sempat berhubung banyaknya tugas dan pekerjaan, anyway akhirnya bisa posting artikel ini juga.


Tidak terasa tahun 2011 sudah berlalu. Dan tibalah tahun 2012 menggantikan tahun sebelumnya. Satu hal yang tidak berubah setiap tahunnya adalah perayaan tahun baru dengan ledakan dan tiupan terompet. Ramai ketika malam pergantian tahun dimulai dan menyajikan suasana yang meriah di tempat-tempat yang telah ditentukan.


Aneh memang, karena melihat kondisi rakyat Indonesia yang bergelut dengan himpitan ekonomi namun memaksakan untuk mengikuti acara yang pastinya memakan waktu dan hanya membuang waktu itu. Manusia hanya memikirkan kesenangan dunia yang jelas-jelas pasti akan ditinggalkannya. Hidup yang hanya sekali dan jiwa yang hanya satu tidak menunjukkan bukti jelas bahwa kehidupan ini hanyalah sebuah kefanaan belaka.


Kenapa kita harus bersukaria ketika malam pergantian tahun masehi, padahal jelas-jelas budaya kembang api dan sebagainya bukanlah milik kita?


Kenapa harus begitu? Apa kita sudah tidak berpikir dan tidak mau perduli lagi?


Saya berpikir…


Seandainya, ketika malam pergantian tahun, ditengah ledakan kembang api, dan tiupan terompet, terjadilah sesuatu yang sama; Malaikat Israfil tiba-tiba iseng ikut meniup terompetnya(sangkakala), kemudian terdengarlah letusan gunung berapi(baca: petasan/ kembang api), kira-kira apa yang akan terjadi?


-Kepada Diriku yang selalu naïf terhadap kehidupan-