10 Alasan Kita Tak Perlu Menghiraukan Ucapan Orang Lain
Sejatinya, kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Kita
perlu masukan, nasehat, bahkan kritik dari orang lain. Sebab kita bukan
manusia sempurna.
Namun ada kalanya kita justru harus menutup
diri dan mengabaikan ucapan atau komentar dari orang lain. Dengan kata
lain, TIDAK semua masukan/komentar/kritik dari orang lain harus kita
dengar dan terima.
Berikut adalah 10 alasan kenapa kita tak perlu menghiraukan ucapan orang lain.
1. Ini BUKAN hidup mereka
Ya, sebagus apapun masukan/nasehat/kritik orang lain terhadap Anda,
yang pasti Anda adalah SANG PELAKON. Andalah yang akan menjalani hidup
Anda sendiri.
Mungkin teman Anda memberi masukan, "Menurutku,
kamu sebaiknya ikut kursus piano, karena kamu jago banget main piano.
Siapa tahu kamu nanti jadi pianis paling ngetop se-Indonesia."
Masukan seperti itu memang tak salah. Bahkan sangat bagus. Namun
ternyata Anda merasa tak punya potongan jadi seorang pianis, tak pernah
kepikiran jadi pemain piano. Anda menganggap bahwa bermain piano hanya
hobi, kegiatan iseng-iseng mengisi waktu luang. Jika seperti itu
kondisinya, tentu Anda tak perlu menerima masukan dari si teman
tersebut.
Anda yang menjalani hidup Anda, dan Andalah yang paling tahu mengenai diri Anda sendiri.
2. Mereka TIDAK tahu apa yang terbaik bagi Anda
Ini sebenarnya masih lanjutan dari nomor 1 di atas. Teman yang
menyarankan Anda untuk ikut kursus piano tersebut mungkin merasa bahwa
menjadi pianis merupakan pilihan terbaik bagi Anda. Padahal Anda sendiri
justru menganggap bermain piano sebagai kegiatan iseng-iseng belaka.
Anda yang menjalani hidup Anda, dan Andalah yang paling tahu apa yang terbaik bagi diri Anda sendiri.
3. Apa yang benar bagi orang lain mungkin salah bagi Anda
"Saya lebih suka Pak Jonru yang dulu, yang rajin berbagi kiat-kiat
menulis. Saya tak suka sosok Jonru yang sekarang, yang lebih banyak
membicarakan politik."
Itu adalah contoh komentar yang termasuk
sering saya terima belakangan ini. Itu adalah contoh sikap orang lain
yang merasa bahwa apa yang saya lakukan saat ini (suka bicara politik)
merupakan kesalahan. Bagi mereka, kebenaran adalah ketika Jonru berbagi
mengenai kiat menulis.
Padahal, saya tentu orang yang paling tahu
mengenai siapa diri saya yang sebenarnya. Pengalaman saya membuktikan
bahwa saya lebih bahagia, lebih enjoy, bahkan lebih sukses ketika saya
bicara politik ketimbang ketika berbagi kiat menulis.
Bukan
berarti saya sekarang berhenti berbagi kiat menulis. Insya Allah saya
tetap bersedia melakukan itu. Namun karena saya merasa lebih bahagia,
lebih enjoy, bahkan lebih sukses ketika bicara politik, maka saya
memutuskan untuk lebih banyak membicarakan politik.
Jadi ini hanya soal PORSI. Ada porsi yang dikurangi, ada yang ditambahi. Begitu saja.
Jika di luar sana masih ada orang yang merasa lebih suka saya berbagi
kiat menulis ketimbang bicara politik, ya biarkan saja. Toh seperti
nomor 1 di atas, sayalah yang menjalani hidup saya sendiri. Dan seperti
nomor 2 di atas, sayalah yang paling tahu apa yang terbaik bagi diri
saya sendiri. Jadi, tak perlu menghiraukan komentar seperti itu.
4. Menjauhkan Anda dari impian Anda sendiri
Jika Anda terus-menerus memikirkan bahkan mengkhawatirkan pendapat
orang lain mengenai Anda, maka itu akan menghambat Anda mencapai impian
Anda sendiri.
Bayangkan bila banyak orang yang berkata, "Kamu
cocok banget jadi politikus, bukan jadi pengusaha seperti sekarang."
Padahal Anda aslinya memang ingin jadi pengusaha sukses, tak pernah
kepikiran jadi politikus.
Apakah Anda risau karena hal itu? Jika
risau, maka Anda barangkali akan mengambil keputusan konyol: Terjun ke
dunia politik yang tidak Anda sukai, dan meninggalkan dunia bisnis yang
sebenarnya sangat Anda cintai.
Duhai! Anda rela melakukan hal
yang tidak Anda sukai demi mengikuti ucapan orang lain. Padahal yang
menjalani hidup adalah Anda sendiri, BUKAN mereka!
Itu tentu sangat konyol, bukan?
5. BUKAN mereka yang menanggung konsekuensinya
Katakanlah seorang teman menyarankan Anda terjun ke bisnis kuliner.
Anda mengikuti saran itu karena merasa sungkan terhadap si teman.
Lantas dalam waktu 6 bulan usaha Anda bangkrut. Anda rugi besar. Apakah
si teman ikut menanggung kerugian? Tentu tidak! Semua kerugian (bahkan
stress dan depresi akibat kerugian tersebut) hanya ditanggung oleh Anda
sendiri.
Mungkin si teman bahkan tak peduli sama sekali terhadap
kegagalan Anda. Bahkan mungkin dia tertawa bahagia melihat Anda
menderita.
Andalah satu-satunya orang yang menanggung konsekuensi dari tindakan dan keputusan Anda sendiri.
6. Apa yang dipikirkan oleh orang lain selalu berubah
Saat ini, banyak orang yang menuduh saya menjelek-jelekkan dan
memfitnah orang lain. Saya tak pernah peduli. Salah satu penyebabnya
adalah karena saya yakin, suatu saat nanti mungkin pandangan mereka
berubah.
Ya, manusia memang selalu berubah. Orang yang awalnya
membenci Anda, suatu saat nanti mungkin akan sangat mengagumi Anda. Atau
sebaliknya, seperti nomor 3 di atas.
Jadi tidaklah penting untuk terlalu peduli pada ucapan atau pandangan orang lain.
7. Hidup ini singkat
Jika Anda menghabiskan banyak waktu untuk mengikuti ucapan/masukan
orang lain, tentu Anda akan kehilangan banyak waktu untuk mengikuti kata
hati Anda sendiri.
Jalanilah hidup Anda sendiri, bebaskan diri
dari rasa khawatir terhadap pandangan/komentar/sikap orang lain. Maka
Anda akan bisa menikmati hidup Anda sendiri secara maksimal.
8. Bisa menjadi sugesti
Jika Anda terlalu khawatir pada kegagalan, dan Anda menghabiskan banyak
waktu untuk memikirkan kegagalan, maka Anda bisa gagal beneran!
Itulah kedahsyatan sugesti. Teori The Law of Attraction menyebutkan,
"Anda akan mendapatkan Apa yang Anda pikirkan, walau Anda tidak
menginginkannya."
Jadi jika Anda terlalu mengkhawatirkan
pandangan/masukan/komentar orang lain (terutama yang sifatnya buruk atau
negatif), maka bisa saja hal tersebut akan terjadi suatu saat nanti.
Maka agar komentar-komentar buruk dari orang lain tidak sampai terjadi,
abaikan saja. Tak perlu dimasukkan ke dalam pikiran Anda.
9. Orang lain tidak sepeduli itu
Pada dasarnya semua orang hanya fokus memikirkan dan mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
Katakanlah Anda rajin mengkritik seorang pejabat bernama A. Lantas:
- Si B termasuk orang yang tidak suka pada A.
- Si C termasuk orang yang tidak kenal dan tidak peduli terhadap si A.
- Si D termasuk orang yang mengagumi si A.
Maka:
- Si B akan mendukung Anda.
- Si C tak akan peduli terhadap apapun yang Anda lakukan terhadap si A.
- Si D akan menjadi orang yang terlihat sangat peduli pada Anda. Dia
rajin mengamati Anda, rajin mengomentari Anda, bahkan mungkin rajin
menghujat dan menghina Anda. Alasan utamanya adalah karena dia merasa
perbuatan anda menganggu kepentingan dirinya.
Jadi ketika ada
orang yang terlihat sangat rajin mengkritik atau memberi masukan kepada
Anda, sebenarnya hal utama yang dia pikirkan adalah, "Bagaimana caranya
agar orang ini berbuat dan bertingkah laku sesuai keinginan dan
kepentingan saya."
Nah, kini kita semua tahu RAHASIA TERBESARnya:
Jika niat terbesar seseorang ketika memberi masukan kepada Anda adalah
karena dia memikirkan kepentingan dirinya sendiri, untuk apa Anda
terlalu menghiraukan masukan-masukannya?
10. Mustahil menyenangkan semua orang
Tiap orang punya pandangan dan prinsip hidup yang berbeda-beda. Anda
bisa mati berdiri jika menghiraukan komentar dan pandangan semua orang.
Jika Anda melakukan apapun, pasti ada orang yang suka dan tak suka. Pro dan kontra adalah keniscayaan dalam hidup ini.
Anda tak dapat menyenangkan semua orang sepanjang waktu. Anda tak mungkin memenuhi harapan semua orang.
NB:
1. Mengenai poin 10 di atas, coba searching di google dengan kata kunci
"kisah ayah, anak dan seekor keledai". Anda akan membaca sebuah kisah
yang sangat inspiratif!
2. Tulisan ini saya sadur (tulis ulang) dari artikel di
http://www.wanitakita.com/post/read/2484/10-alasan-anda-tak-harus-peduli-apa-kata-orang-lain.html
Sumber :
Jonru
========================================================================