Saturday, October 18, 2014

Pak Prabowo, saya tidak ridho…




Siang tadi (Jumat 17/10/2014)–tak lama sebelum waktu adzan sholat Jumat berkumandang, kabar jika pak Prabowo Subianto akan sholat jum’at di masjid Al Latief Lt.5 Pasaraya Blok M dari para sekretaris pribadinya kudapatkan

Lokasi sholat jum’at yang berjarak sekitar 10 km dari kantor tempatku berkerja di depan air mancur Monas, membuatku segera menuju pangkalan ojek langganan di samping kantor.

Alhamdulillah, salah satu dari dua abang ojek favoritku masih asyik duduk dibawah pohon. Seperti kuduga–melihat gelagatku yang tampak tergesa-gesa, ia pun segera sigap berdiri dan menyodorkan helm.

Hanya cukup menyebutkan nama lokasi, ojek pun berjalan dengan kecepatan dan aksi kelak-kelok yang bolehlah diadu dengan voridjer BM Polisi/Dishub. Bedanya–ojek langgananku tidak memakai sirine. Cukup klakson dan bleyer gas keras-keras.

Selama perjalanan, pikiran dan perasaanku masih berkecamuk. Hilir mudik bayangan kenangan saat memanjat pagar kantor untuk berdemo menentang penjualan perusahaan telekomunikasi tempatku berkerja dijaman pemerintahan Megawati. Kebijakan yang membuat perusahaan tempatku berkerja kini sangat amburadul dan berantakan.

Ditambah kejadian pengkhianatan perjanjian Batu Tulis. Bukan sekedar sikap inkosisten, namun yang paling mengesalkan adalah cacian pendukung lawan yang menganggap Prabowo panik dan sentimen negatif lainnya. Padahal saat itu, kutahu benar–beliau sedang memberikan pelajaran tentang etika berpolitik yang sehat. Membatalkan perjanjian itu boleh saja, tapi apa salahnya jika ngomong secara terbuka? Tidak perlu sampai tidak mau menemui saat lebaran Iedul Fitri menjelang kompetisi.

Belum lagi tikaman dari belakang yang dilakukan oleh salah satu ‘anak didiknya’ saat maju dalam pilgub DKI yang telah dibiayai dan diperjuangan bukan saja oleh Prabowo sendiri, namun seluruh kadernya untuk mewujudkan cita-cita Jakarta Baru yang lebih baik dan manusiawi. Namun lacur, janji Jakarta Baru sudah diingkari. Rencana membangun Jakarta Baru “ditinggal glangang colong playu” hanya untuk sebuah kompetisi jabatan duniawi yang lebih tinggi. Semua tampak jelas tergambar di kepala. Seakan sedang menonton film layar lebar dalam bioskop kelopak mata.

Dari sebagian kisah itu, aku masih tidak percaya, benarkan Prabowo memberikan ucapan selamat kepada Jokowi?

Ya, sejak semalam berita perihal pertemuan beliau dengan Jokowi sudah kubaca desas-desusnya di beberapa media. Bahkan sampai pagi hari aku coba konfirmasikan kehadiran Jokowi di Rumah Kertanegara ini. Duh, ternyata benar. Pertemuan itu ada.

Rasanya berat membendung airmata ini, apalagi sempat kudengar–pak Prabowo sempat melakukan kembali salam penghormatan ala militer kepada Jokowi. Semakin tidak nyaman saja mendengarnya.

Bagiku, apa iya pantas Prabowo melakukan itu? Kepada lawan politik yang berulang kali menyakiti hatinya serta pendukungnya? Walau kemudian beberapa saat aku mulai teringat saat beliau melakukan hal serupa kepada Megawati–ya, mungkin saja, beliau melalukan ini berdasarkan dari realitas keputusan KPU dan MK memutuskan Jokowi terpilih.

Namun, tetap saja aku khawatir, ucapan selamat ini merupakan pengakuan atas kemenangan yang penuh kecurangan yang sistematis. Pembenaran atas cara-cara yang bagiku tidak fair dalam sebuah kompetisi. Dan keberatan ini, harus aku sampaikan langsung kepada beliau.

Alhamdulillah, walau berada diposisi shaf belakang sholat Jum’at di masjid dalam mall yang besar itu. Aku masih diberi kesempatan untuk bersama-sama sholat bersama Prabowo. Walau sempat beberapa kali tak sengaja darah berdesir saat sang khatib berceramah tentang kisah pengorbanan Rasulullah semasa hidupnya.

Ditambah contoh kisah pengorbanan tersebut seperti saat Rasulullah tetap memberi makan dan merawat anjing peliharaan orang Yahudi, walau orang tersebut sering melukai perasaan Rasulullah. Jujur saja–ketika khatib menyebut kata ‘anjing’, rasanya kok gimanaaaaa, gitu. Beda.

Usai sholat Jumat–saat sedang menunggu hidangan makan siang hadir, aku pun segera menemui pak Prabowo.

Pertama kali tentu basa-basi dengan mengucapkan selamat ulang tahun kepada beliau. Selanjutnya dengan perasaan bergemuruh–dari persiapan kalimat yang ingin kusampaikan, namun tercekat dan hanya mampu berkata lirih kepada beliau:

“Pak, saya nggak ridho…”

Ya, saat itu kubenar-benar tidak ikhlas melihat penyataan selamat pak Prabowo. Tidak ikhlas beliau memberikan salam hormat kepada Jokowi. Dan tidak ikhlas tentang bla-bla-bla lain yang tak sanggup aku urai satu persatu.

Puk!

Aku terkejut saat mendadak beliau menepuk dan memegang pundak kiriku. Dengan tatapan yang mengingatkan tatapa almarhum bapakku, beliau berkata:

“Sabar, saya tahu kamu terluka, kamu kecewa. Tapi ingat, ada satu hal yang lebih utama dan penting dari ini semua, yaitu keselamatan bangsa dan negara….”

Tapi, pak…..

Entahlah, saya tidak mampu berkata-kata lagi. Mungkin jiwa saya yang masih sangat kerdil dibanding beliau. Saya hanya bisa terisak, menahan tangis saat menjauh, membelakangi beliau.

:-(

(Hazmi Srondol)

*sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/10/18/pak-prabowo-saya-tidak-ridho-696388.html

=======================================================================

Dari awal bisa ngobrol langsung dengan beliau dan mau share tertunda terus.

Hari itu saya diinvite mayjen Sudrajat dan teman2 ikut join meeting bersama PS08.


Singkat cerita ketika dalam ruang miting sekitar 6-8orang, bersama bpk Amin Rais, mayjen Sudrajat, ARB, Hattarajasa, Rizal Malaranggeng dll.
Saat mau duduk saya per silahkan para petinggi ini duduk duluan krn tau diri saya posisi disini hanya staf sekretariat yg membantu bahan miting. Saat itu semua kursi full oleh bapak2 petinggi tadi...saya tentunya yg mudaan (hehehe) mengalah cari kursi dibelakang.Tiba2 PS08 memanggil..mempersilahkan kursinya untuk saya.
Baru deh babe2 lain mudeng ikut2an kasih kursi *so sweet ga tuh

Dari hal sederhana ini saja terlihat betapa care peduli dan menghargai orang lain tanpa tebang pilih. Meski orang biasa yg beliau bahkan sebelumnya tdk begitu kenal.
Dengan sopan beliau mempersilahkan saya duduk disebelahnya (karena yg tadinya sebelah PS08 jd ikutan mengalah )

Saat miting berlangsung makin terlihat cara PS08 mendengarkan pendapat orang, menyimak tidak menyelak lawan bicara, menerima pendapat orang, bahkan dg santun beliau jd pendengar yg baik ketika saya bicara, (padahal siapa sih gw hehehe). Begitupun ketika ada yg cerita bagaimana mereka menjelekan PS08, tapi dengan wajah tenang dan tersenyum beliau menjawab tanpa balik menjelekkan lawan.

Dan meski bukan tuan rumah (bukan dirumah pribadi beliau maksudnya) beliau juga yg minta tolong memanggil staf nya untuk buatin teh manis atau kopi buat sayahhh, sementara yg lain asik memesan minumannya sendiri ihik *baiikk bingiiit

Ya mungkin saya tidak bgitu lama mengenal beliau tapi setidaknya mementahkan issu dan gosip murahan yg mengatakan beliau arogan angkuh dan sombong
Itu salah semua...
Sedih ketika fitnah dan bully-an tertuju kebeliau, andai mereka mengenal sosok ini langsung bukan dr fitnah2an karena baca dan nonton dari media cetak dan TV itu...saya yakin mereka akan berbalik respect dan menyesal atas fitnah dan bully-an mereka.

Dan hari ini 17 October 2014.
Happy Milad Jendral! Semoga panjang usia, sehat selalu, makin taat ibadah....
Teruskan perjuanganmu sang Patriot demi bangsa Indonesia.
We need n Love You Jendral Prabowo Subianto.
Memang Dirimu tidak terpilih jadi pemimpin Indonesia saat ini, tapi percayalah dari separuh rakyat Indonesia setidaknya Kau adalah Presiden dihati kami.
Dirimu manusia biasa bukan sosok sempurna karena Kau bukan nabi atau malaikat, tapi diantara kekuranganmu setidaknya itu tidak Kau tutupi dan diantara kelebihanmu tidak Kau umbar. Sungguh Engkau pemenang sebenarnya, setidaknya kami bangga memilihmu. Salam Hormat bapak Prabowo Subianto.

(Sefty Ana)


Setelah tersentuh dengan tulisan di atas, pagi ini saya tidak sengaja menemukan tulisan yang sama semakin tersentuh lagi, entah apa yang membuat hati ini tersentuh dan air mata ini tiba-tiba keluar dan menetes sampai ke pipi, apakah kecintaan yang terlalu berlebihan ataukah ini fitrah seorang manusia. semoga kebijaksanaan seorang tokoh nasional seperti pak Prabowo Subianto bisa tetap istiqomah dan memberikan contoh teladan kepada rakyatnya meskipun secara fakta dan kenyataannya bukan beliau yang jadi presiden 2014-2019. tapi saya yakin selama beliau ingin berbuat baik ada banyak jalan yang Allah SWT akan ditunjukan kepada mereka yang teguh berjuang, salam hormat selamat pak Prabowo Subianto, semoga tetap memberikan manfaat. [DM]

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty