Tulisan ini nggak ada hubungan sama pelantikan presiden bekas gubernur jakarta itu ya, ini gw pasang di blog karena isi content nya menarik untuk dibaca. Kalo ente bilang ini ada hubungan sama presiden, terserah lah. Yang mau gw garisbawahi adalah, gw adalah seorang yang senang menikmati sesuatu, biar prabowo menang maupun kalah, gw lebih suka menikmati untuk melihat yang terjadi di masa depan.
Konten nya agak sedikit masuk ke politik, tapi pengajaran agama nya sangat kompeten untuk dipahami..
==================================================================
Menjawab jargon: "LEBIH BAIK PEMIMPIN KAFIR NAMUN TIDAK KORUPSI, DARIPADA PEMIMPIN ISLAM NAMUN KORUPSI"
Itulah
"jargon" yang selalu diangkat oleh non-muslim, anti-Islam, kaum
liberal, golongan kiri dsb di Indonesia supaya umat Islam tidak memilih
pemimpin-pemimpin dari agamanya sendiri.
Sebelum
jargon ini diangkat tentu sudah di "blow-up" segala kasus-kasus korupsi
yang melibatkan tokoh-tokoh Islam apalagi dari parpol Islam.
Walaupun
banyak diantaranya skalanya sebetulnya tidak besar-besar amat, pasti
berita kasus korupsi yang melibatkan tokoh Islam apalagi dari parpol
Islam akan setiap hari di blow-up dan diulang-ulang di kompas, metro tv
dan sejenisnya.
Sementara kasus-kasus korupsi yang banyak diantaranya skalanya "mega trilyunan" dan melibatkan orang-orang semacam:
Eddi
Tansil, Hartati Murdaya (Ketua Walubi), Sjamsul Nursalim alias Liem Tek
Siong, Sherny Konjongiang, David Nusa Wijaya, Samadikun Hartono, Maria
Pauline, Hendra Rahardja alias Tan Tjoe Hing, Djoko Chandra alias Tjan
Kok Hui, Dewi dan Anton Tantular, Sukanto Tanoto, Sengman Tjahja,
Basuki, Elizabeth Liman, Yudi Setiawan, Artalyta Suryani alias Ayin dan
sangat banyak lagi non-muslim lainnya beritanya selalu ditutup-tutupi,
kalaupun "terpaksa" disiarkan beritanya sedikit saja alias
dikecil-kecilkan.
Media sekuler melakukan semua ini tujuannya untuk menanamkan "imej" di kepala umat Islam bahwa...
"Kalau
orang Islam itu pasti korupsi, tokoh Islam pasti korupsi, parpol Islam
pasti korupsi. Maka itu pilihlah orang bukan Islam, tokoh agama lain
yang bukan Islam, yang berasal dari parpol sekuler macam PDIP dsb".
Padahal disitu (PDIP) aksi korupsinya justru terbukti yang paling
dahsyat !!!
Kembali
ke permasalahan: Mengapa Kita HARUS memilih pemimpin Muslim walaupun
berakhlak kurang baik (bukan total tidak baik), dibandingkan memilih
pemimpin non Muslim yg berakhlak lebih baik? (tolong fokus pada
pertanyaan)
Jelas
LEBIH BAIK dipimpin oleh Muslim walau akhlaknya kurang baik (BUKAN
TIDAK BAIK YA, atau absolut tidak baik), mengapa? Karena...
Pemimpin
muslim yang kurang berakhlak baik, pastinya (walaupun akhlaknya kurang
baik) mereka dalam menentukan kebijakan pemerintahannya MASIH berpihak
kepada Islam dan sesuai dgn ajaran Islam, kecuali kaum liberal.
Dan juga, setiap Muslim harus tahu bahwa
"Islam adalah agama Sempurna, tapi Muslim tidak selalu sempurna". Sekali lagi:
"ISLAM ADALAH AGAMA SEMPURNA, TAPI MUSLIM TIDAK SELALU SEMPURNA". Camkan ini!
Nah,
kalau pemimpin yg non-Muslim (kafir), sebaik-baiknya akhlak pemimpin
non-Muslim, pastinya mereka dalam menentukan kebijakan pemerintahannya
TIDAK akan berpihak terhadap Islam. Contohnya? Banyak!
1. Pelarangan jilbab dengan alasan tidak seragamlah dan sejenisnya
2. Warung makan, diskotik dll tetap buka dan bebas dibulan Ramadhan
3. Acara televisi yg bebas, prostitusi dibiarkan, segala kemaksiatan dibiarkan
4. Malam takbiran dilarang, sementara pesta malam tahun baru diadakan dan difasilitasi besar-besaran
5.
Bantuan untuk masjid, majelis ta'lim dan lembaga-lembaga Islam pasti
dipangkas, bantuan untuk gereja dan lembaga-lembaga non-Islam dll
diperbanyak
6.
Pelarangan berdagang hewan kurban di masjid, sekolah dll. Tradisi
Muslim yang selama ratusan tahun aman-aman saja di Jakarta, begitu
Jakarta dipimpin oleh orang kafir walau belum dilantik saja dia sudah
berani ngusik-ngusik.
7. Lurah-lurah muslim diganti non-muslim dengan kedok "lelang jabatan"
8. Kepala-kepala sekolah negeri yang muslim pelan-pelan digeser dan digantikan dengan non-muslim
9.
Gereja-gereja liar makin dibiarkan, dan dipermudah izin-izin mendirikan
gereja di perkampungan-perkampungan muslim walaupun menyalahi aturan,
sementara masjid-masjid dirubuhkan
10. Busana muslim di sekolah-sekolah tiap hari jum'at tidak diperbolehkan.
Dan banyak lagi lainnya, yg jelas bertentangan dan mengganggu umat Islam.
Hal tersebut semua diatas Jelas dilakukan oleh non-Muslim, karena
bagi
mereka hal tersebut tidak bertentangan dengan agama mereka, karena Hal
tersebut TIDAKLAH mengganggu kepentingan mereka, intinya mereka tidak
peduli dgn Islam. Dan inilah yg kita saksikan saat ini.
Kita semua harus paham, bahwa sebagian besar kaum non-muslim di
Indonesia,
tidak mengingkan azas proporsionalitas terjaga. Yang mereka inginkan
adalah dominasi atas mayoritas muslim di Indonesia. Tidak apa-apa secara
populasi umat Islam mayoritas, yang penting arah dan kebijakan
pemerintahan pro kepada golongan mereka, itulah target mereka.
Tidak
ada pemimpin non-muslim (kafir) mau dan rela menerapkan kebijakan yg
sesuai dgn Islam apalagi menguntungkan Islam. Jangankan skala negara, di
perusahaan yg dipimpin non-Muslim pun selalu saja menerapkan kebijakan
yg TIDAK berpihak kepada umat Islam.
Miras
tentu dilarang oleh muslim , namun bagaimana dgn tanggapan pemimpin
non-muslim? Mereka tidak peduli! Dgn entengnya mulut Mereka berkoar:
"kalau gak suka ya gak usah minum". Kita ingat ucapan Ahok yang bilang
oke-oke aja minum biar asal tidak sampai mabuk:
"Itu
kan bukan miras (minuman keras), tapi kan bir. Ya tergantung berapa
persen alkoholnya dong, kalau bir masih okelah," kata Ahok di Balaikota
Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis
(22/8/2013).
Ahok
juga tidak mempermasalahkan minum bir, asal tidak mabok. "Saya kira
kalau minum bir gak salah kok, asal gak mabok. Masalahnya kalau dicampur
spiritus sama air kelapa, ya tewas," jelas Ahok.
Padahal hal-hal dan kebiasaan yg buruk bersifat menular!
Apa
yg ada dibenak kafir (apalagi kafir harbi) bila melihat Masjid?.
Tentunya ingin segera menggusurnya, dengan alasan-alasan yg mereka
buat-buat sendiri, demi menekan umat Islam.
Pemimpin
liberal pun tidak kalah berbahayanya dibandingkan pemimpin kafir,
bahkan lebih berbahaya dibandingkan pemimpin kafir (non-muslim). Sebut
saja contohnya:: pelarangan jilbab di kepolisian dan penyebaran kondom
di masyarakat!
Jadi,
dari sini kita berkesimpulan, pilihlah pemimpin Islam, carilah yg
berakhlak yg TERBAIK dari banyaknya pemimpin yang Islam yang ada . INGAT
"Islam adalah SEMPURNA, tapi Muslim TIDAK selalu sempurna!"
Sebaik-baiknya
akhlak pemimpin Kafir TIDAK AKAN PERNAH mempedulikan Kaum Muslim. TIDAK
akan membuat kebijakan yg baik untuk Islam. Dan apapun yg terjadi,
pemimpin non-Muslim akan SELALU membuat hal-hal yg bertentangan dengan
Islam. Dan lagi keunggulan Pemimpin Islam jauh lebih baik dibandingkan
pemimpin non-Muslim di Indonesia.
Pemimpin
Islam terbukti memberikan keleluasaan membangun tempat ibadah agama
lain, memberikan hari-hari libur agama lain,dan banyak lainnya.
Bagaimana dengan pemimpin non-Muslim seperti di Eropa? Jilbab saja
dilarang di Prancis, dan banyak negara non-muslim lainnya.
================================================================
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty