Sebagian di antara mereka menginfakkan Handphone, Jam Tangan, emas, bahkan tak jarang anting yg sedang mereka pakai..
Sungguh hanyalah tersebab iman dan ketulusan yg dapat menggerakkan hati sedemikian rupa..
Kiranya Allah menjadikan infaq rekan2 sekalian sbg amal jihad dan pemberat timbangan pahala di mahkamah akhirat kelak..
Menjadi saksi ketika pada saatnya setiap kita dihadapkan kpd Allah lalu ditanya: "Apa yg telah kau lakukan utk membantu saudara2mu yg dizalimi?"
Kemarin di Bundaran HI, dua orang anak kecil sekitar 10th datang membawa amplop tebal yg diikat karet gelang kuat2, dg wajah sangat polos ia menghampiri..
"Kak, kami mau infak utk Palestina"
"Masya Allah, dik. Ini uang darimana?"
"Ini kami habis keliling di jalan2 ngumpulin uang utk bantu Palestina.."
Allahu Akbar! Uang itu kami terima sbg amanah, seraya mendoakan smg anak kecil tsb menjadi ulama di kemudian hari.. amien..
--
Dan berikut cerita teman di sudut2 lain:
Ini ceritaku yg ditugaskan tim sunduk dari ODOJ pada Aksi Solidaritas untuk Palestina kemarin,
Awalnya agak sungkan, namun lama-lama asyik juga, apalagi klo yg dikasih lembaran merah..
Berada di antara ratusan mobil yg lalu lalang. Bahagia banget klo ada yg membunyikan klakson kemudian membuka sedikit jendelanya dan si Merah atau Biru masuk kekantong hijau ODOJ. Senang bukan main.
Tetapi ada satu hal yang membuat aku sampai mengeluarkan air mata di antara air hujan yg menemani aksi kemarin, yaitu sepasang suami istri dgn motor butut memberikan beberapa lembar seratusribuan.
Setelah memberikan, Suami tersenyum ke istrinya sambil berkata "Ikhlas ya Mi, sahur dgn mie rebus?" anggukkan anggun si istri membuat aku terpana. Ya Allah... Itu lembar terakhir mereka....
Semoga Allah ganti lembaran2 itu dgn syurga-Nya, wahai saudara muslimku...
Kemudian pemulung yg memberikan uang recehnya untuk saudara kita di Palestina, ia bilang " Neng, bapak bisa gak ya ke Palestina?" tanyanya. "Kalo mau perang kesana hrus punya hafal Quran 30 juz, ya Neng?" Tanyanya lagi. "Aduh bapak mah boro2 hafalan, sholat aja bolong2, tp bapak pengen neng ke sana, bpk ingin syahid, Neng"
Bapak itu pakaiannya lusuh, namun hatinya laksana mutiara...
Sepanjang menjalankan kotak sunduk, air mata mengalir....
Mereka mengajarkan kedahsyatan yg luar biasa.
Hari ini Aku bersyukur bisa terlibat menjadi bagian hal ini.
Ririn
Admin 46 , 245 , 738, 783, 2486
--
Tadi sore pas bagi2 takjil sekalian galang dana di Mataram Mall, ada seorang mbak2 yg terus mmperhatikan. Dari penampilannya,mbak itu sepertinya nonmuslim. Di keningnya tertempel beras,dan di rambutnya terikat beberapa bunga kamboja. Bliau terus mmperhatikan saya yg sibuk menyapa org yg lalulalang utk menyumbang sambil menawarkan takjil.
Setelah agak sepi, tiba2 mbak itu berlari kecil ke arah saya dan bertanya "mba,boleh yg nonmuslim ikt nyumbang?" setengah kaget, saya menjawab "boleh mba" sambil mengeluarkan senyum termanis saya. Dia lalu menyelipkan gumpalan seratusribuan yg dari tadi dipegangnya.
Sebelum pergi, mbak itu bilang "semoga uangnya cukup ya buat dikirim ke palestina". Masyaallah, bahkan nomuslim pun tergerak hatinya. Sungguh mengharukan, tapi malu mau nangis di tempat umum
Memang, Anda tak perlu menjadi Muslim utk peduli Palestina. Anda cukup menjadi manusia...
Sungguh hanyalah tersebab iman dan ketulusan yg dapat menggerakkan hati sedemikian rupa..
Kiranya Allah menjadikan infaq rekan2 sekalian sbg amal jihad dan pemberat timbangan pahala di mahkamah akhirat kelak..
Menjadi saksi ketika pada saatnya setiap kita dihadapkan kpd Allah lalu ditanya: "Apa yg telah kau lakukan utk membantu saudara2mu yg dizalimi?"
Kemarin di Bundaran HI, dua orang anak kecil sekitar 10th datang membawa amplop tebal yg diikat karet gelang kuat2, dg wajah sangat polos ia menghampiri..
"Kak, kami mau infak utk Palestina"
"Masya Allah, dik. Ini uang darimana?"
"Ini kami habis keliling di jalan2 ngumpulin uang utk bantu Palestina.."
Allahu Akbar! Uang itu kami terima sbg amanah, seraya mendoakan smg anak kecil tsb menjadi ulama di kemudian hari.. amien..
--
Dan berikut cerita teman di sudut2 lain:
Ini ceritaku yg ditugaskan tim sunduk dari ODOJ pada Aksi Solidaritas untuk Palestina kemarin,
Awalnya agak sungkan, namun lama-lama asyik juga, apalagi klo yg dikasih lembaran merah..
Berada di antara ratusan mobil yg lalu lalang. Bahagia banget klo ada yg membunyikan klakson kemudian membuka sedikit jendelanya dan si Merah atau Biru masuk kekantong hijau ODOJ. Senang bukan main.
Tetapi ada satu hal yang membuat aku sampai mengeluarkan air mata di antara air hujan yg menemani aksi kemarin, yaitu sepasang suami istri dgn motor butut memberikan beberapa lembar seratusribuan.
Setelah memberikan, Suami tersenyum ke istrinya sambil berkata "Ikhlas ya Mi, sahur dgn mie rebus?" anggukkan anggun si istri membuat aku terpana. Ya Allah... Itu lembar terakhir mereka....
Semoga Allah ganti lembaran2 itu dgn syurga-Nya, wahai saudara muslimku...
Kemudian pemulung yg memberikan uang recehnya untuk saudara kita di Palestina, ia bilang " Neng, bapak bisa gak ya ke Palestina?" tanyanya. "Kalo mau perang kesana hrus punya hafal Quran 30 juz, ya Neng?" Tanyanya lagi. "Aduh bapak mah boro2 hafalan, sholat aja bolong2, tp bapak pengen neng ke sana, bpk ingin syahid, Neng"
Bapak itu pakaiannya lusuh, namun hatinya laksana mutiara...
Sepanjang menjalankan kotak sunduk, air mata mengalir....
Mereka mengajarkan kedahsyatan yg luar biasa.
Hari ini Aku bersyukur bisa terlibat menjadi bagian hal ini.
Ririn
Admin 46 , 245 , 738, 783, 2486
--
Tadi sore pas bagi2 takjil sekalian galang dana di Mataram Mall, ada seorang mbak2 yg terus mmperhatikan. Dari penampilannya,mbak itu sepertinya nonmuslim. Di keningnya tertempel beras,dan di rambutnya terikat beberapa bunga kamboja. Bliau terus mmperhatikan saya yg sibuk menyapa org yg lalulalang utk menyumbang sambil menawarkan takjil.
Setelah agak sepi, tiba2 mbak itu berlari kecil ke arah saya dan bertanya "mba,boleh yg nonmuslim ikt nyumbang?" setengah kaget, saya menjawab "boleh mba" sambil mengeluarkan senyum termanis saya. Dia lalu menyelipkan gumpalan seratusribuan yg dari tadi dipegangnya.
Sebelum pergi, mbak itu bilang "semoga uangnya cukup ya buat dikirim ke palestina". Masyaallah, bahkan nomuslim pun tergerak hatinya. Sungguh mengharukan, tapi malu mau nangis di tempat umum
Memang, Anda tak perlu menjadi Muslim utk peduli Palestina. Anda cukup menjadi manusia...
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty