Jika kebanyakan orang bekerja keras mencari uang agar menjadi kaya
raya, salah satu miliarder terkaya di dunia ini justru susah payah
mengumpulkan harta untuk hidup miskin. Adalah Sulaiman Al Rajhi, salah
satu orang terkaya di dunia yang memilih menyumbangkan seluruh hartanya
termasuk uang tunai, saham dan propertinya.
Meski demikian, dia
tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan sukses mencetak
uang hingga US$ 6 miliar atau Rp 73,16 triliun (kurs: Rp 12.193 per
dolar AS) dari industri perbankan yang dipimpinnya. Di usianya yang
ke-93 tahun, dia merasa harta dan kekayaan bukanlah hal yang penting.
Padahal, dia pernah jatuh miskin sebanyak dua kali dalam hidupnya.
Uniknya, sekarang saat dia telah memiliki semua yang dikejarnya, Al
Rajhi melepaskan semua hartanya begitu saja.
Diakuinya berbeda
dengan kondisi melarat sebelumnya, kemiskinan yang menimpanya kali ini
disertai rasa bahagia, tenang dan damai. Bagi pria yang hanya lulus
Sekolah Dasar (SD) ini, seluruh kekayaan yang dimiliki manusia hanyalah
titipan Tuhan semata.
Mengapa pria tua kaya raya ini rela melepas
semua hartanya dan senang hidup miskin? Berikut kisah unik kehidupan
Sulaiman Al Rajhi seperti dikutip dari Forbes, Al Rajhi Bank, Arab News,
dan sejumlah sumber lainnya, Kamis (9/1/2014):
- Seluk beluk kehidupan dan bisnis Al Rajhi di masa muda
Pria bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi ini lahir di Jeddah,
pada 1920. Dia tidak lahir dari keluarga kaya yang membuatnya hanya
mampu belajar hingga jenjang Sekolah Dasar.
Setelah itu, kondisi
penuh kemiskinan membuat dia bersama dua saudara laki-lakinya berjuang
sekuat tenaga mencetak pundi-pundi uang. Bersama dua saudara kandungnya
tersebut, Al Rajhi berhasil mendirikan bank syariah terbesar di dunia,
Al Rajhi Bank.
Dari industri perbankan dan sejumlah perusahaan
yang didirikannya, Al Rajhi juga aktif berinvestasi di bursa saham Arab
Saudi. Dia berhasil meyakinkan perbankan di wilayah Eropa dan Amerika
untuk ikut bekerja sama di bidang perbankan syariah dan terus berhasil
menambah jumlah kekayaannya.
- Konglomerat yang pilih hidup miskin tanpa uang
Sulaiman Al Rajhi merupakan miliarder yang terkenal pemurah dan sangat
memegang teguh ajaran-ajaran Islam. Kemurahan hatinya membuat miliarder
yang satu ini tampak sangat unik.
Uniknya, di saat para
konglomerat lain berlomba-lomba menumpuk kekayaan, pria berusia 93 tahun
ini justru melimpahkan seluruh harta kekayaan yang dia miliki pada
anak-anaknya. Hingga saat ini, Al Rajhi tidak memiliki uang tunai,
properti atau saham-saham yang biasa menghiasi kehidupannya.
Harta yang dia sisakan untuk hidupnya hanyalah pakaian yang sehari-hari
dikenakannya. Semasa hidupnya dia pernah dua kali merasakan hidup
melarat tanpa uang sedikitpun. Kondisi itu membuatnya sangat paham
mengenai hal sekecil apapun tentang uang.
Berbeda dengan dulu,
kemiskinan yang saat ini dialaminya justru disertai perasaan bahagia,
tenang dan damai. Hidup miskin yang kini dijalaninya murni merupakan
pilihan dan keputusannya sendiri.
- Alasan Al Rajhi memilih hidup miskin
Hanya satu alasan yang membuat Al Rajhi memutuskan untuk hidup miskin,
sesuai dengan keyakinan yang dianutnya, seluruh kekayaan di muka bumi
ini adalah milik Allah semata. Bagi Al Rajhi, manusia yang dipercaya
untuk menjaganya dan tidak pantas merasa memilikinya.
Sementara
alasan membagi hartanya sebelum dia tutup usia adalah guna meningkatkan
rasa persaudaraan dan kasih sayang antar anak-anaknya. Menurut dia,
keharmonisan keluarganya jauh lebih penting dibandingkan harta dan
kekayaan.
Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa tuanya
hanya untuk mencari uang. Dia ingin menikmati waktu yang sangat berharga
dalam hidupnya untuk hal-hal yang lebih berguna. Dia juga dengan aktif
membagi setiap uang yang mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang
lebih membutuhkan.
Uniknya, miliarder yang satu ini bekerja
sekuat tenaga untuk keluar dari kemiskinan dan setelah kaya raya justru
memilih menyumbangkan semua hartanya dan kembali hidup tanpa uang.
- Miliarder yang memiliki 23 anak
Tidak banyak yang menyebutkan berapa jumlah istri Al Rajhi, yang jelas,
pria lanjut usia ini tercatat memiliki 23 anak. Dia sangat mencintai
seluruh anak-anaknya dan selalu mendorong semua keturunannya untuk
bekerja keras.
Al Rajhi sangat yakin bahwa untuk menjadi kaya
raya setiap orang harus berusaha sekuat tenaga. Alasan dia membagi
hartanya pada seluruh anaknya agar keturunannya tidak tinggal diam dan
bekerja mengelolanya.
Dia juga tipikal ayah yang tidak mau
bekerja seumur hidupnya hanya untuk menyuapi anak-anaknya. Menurut dia,
seluruh keturunannya harus berusaha mengembangkan bisnis yang
diwariskannya guna terus bertahan hidup.
Sejauh ini seluruh
anaknya mengaku puas dengan keputusannya tersebut. Namun bukan hanya Al
Rajhi yang memiliki banyak anak, saudara kandungnya, Saleh Al Rajhi
bahkan memiliki 61 anak dari hubungan pernikahannya dengan tujuh wanita.
- Miliarder lulusan SD yang lebih suka bergaya hidup sederhana
Hingga menginjak usia 80-an tahun, Al Rajhi masih sangat aktif bekerja
layaknya orang-orang berusia muda. Dia mulai menunaikan tugasnya sejak
subuh hingga larut malam.
Semasa menjalani bisnisnya, dia tidak
pernah memiliki pesawat pribadi dan selalu bepergian menggunakan kelas
ekonomi. Menurut dia, Allah tidak menyukai umatnya yang angkuh dan
bersikap secara berlebihan.
Uniknya, meski dia menumpang pesawat
milik maskapainya sendiri, dia tetap mengeluarkan uang untuk membeli
tiket layaknya penumpang lain. Tanpa pesawat pribadi sekalipun, lewat
maskapainya dia tetap memiliki banyak pesawat komersial yang beroperasi
atas namanya.
Bahkan semasa hidupnya, dia tak pernah keluar
negeri dalam rangka berlibur. Al Rajhi lebih suka menikmati perjalanan
melintasi gunung dibandingkan menikmati tempat wisata di tempat lain.
- Prestasi dan kehidupannya di hari tua
Sulaiman Al Rajhi merupakan salah satu miliarder tertua di dunia. Saat
ini, dia telah berusia 93 tahun dan masih aktif mengurus lembaga amal
yang didirikannya.
Setiap hari, pria lansia ini tak pernah
terlihat berpangku tangan. Dia memusatkan konsentrasinya pada yayasan
amal tersebut dan bepergian ke Riyadh, Qassim, Al-Jouf, dan Al-Laith
untuk sekadar mengawasi jalannya badan amal yang dipimpinnya.
Semasa bergelut di dunia bisnis, dia memiliki peranan yang luar biasa
dalam membangun bank syariah terbesar di dunia. Selain itu, dia juga
terkenal sebagai konglomerat yang aktif memerangi kemiskinan hingga
memperoleh penghargaan internasional bergengsi karena tindakannya
tersebut.
Dia juga berhasil meyakinkan para pemimpin bank sentral
dunia termasuk Bank of England, bahwa perbankan syariah mampu berperan
sebagai penggerak perekonomian global.
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty