Monday, December 31, 2012
Sunday, December 30, 2012
Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.
Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.
Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.
Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.
Selamat Tahun Baru-Sebuah puisi dari Gus Mus-
Kawan,
sudah tahun baru lagi.
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk,
memandang diri sendiri.
Bercermin firman Tuhan,
sebelum kita dihisabnya.
Kawan,
siapakah kita ini sebenarnya?
Musliminkah? Mu’minin? Muttaqin?
Khalifah Allah?
Umat Muhammadkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain?
Atau bahkan lebih rendah lagi?
Hanya budak-budak perut dan kelamin?
Iman kita kepada-Nya dan yang ghaib,
rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan,
lebih pipih dari kain rok perempuan.
Betapapun,
kita khusyuk didepan manusia
dan tiba-tiba buas dan binal
justru disaat sendiri bersamanya.
Syahadat kita
rasanya lseperti perut beduk
atau pernyataan setia pegawai rendah saja.
Kosong tak berdaya.
Shalat kita,
rasanya tak lebih baik daripada senam ibu-ibu,
lebih cepat daripada menghirup kopi panas,
dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita setelahnya,
justru lebih serius.
Kita mengharapkan hidup enak dan bahagia di sorga.
Puasa kita,
rasanya hanya mengubah jadwal makan, minum dan saat istirahat.
Tanpa menggeser acara untuk syahwat.
Ketika datang lapar dan haus,
kita pun manggut-manggut.
Oh, beginikah rasanya.
Dan kita sudah merasa memikirkan saudara kita yang melarat.
Zakat kita,
rasanya jauh lebih dari berat, terasa.
Dibanding tukan becak melepas penghasilannya,
untuk kupon undian yang sia-sia.
Kalau pun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran.
Upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda.
Haji kita,
tak ubah tamasya menghibur diri,
mencari pengalaman spiritual dan material.
Membuang uang kecil dan dosa besar.
Lalu pulang membawa label suci, asli Saudi, HAJI.
Kawan!
Lalu bagaimana, bilamana, dan berapa lama kita bersamanya?
Atau kita justru sibuk,
menjalankan tugas mengatur bumi dan seisinya.
Mensiasati dunia sebagai khakifah-Nya.
Kawan!
Tak terasa memang kita semakin pintar.
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah,
mempercepat proses kematangan kita.
Paling tidak kita semakin pintar berdalih.
Memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan.
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran.
Melacur dan menipu demi keselamatan.
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan.
Memukul dan mencaci demi pendidikan.
Berbuat semaunya demi kemerdekaan.
Tak berbuat apa-apa demi ketentraman.
Membiarkan kemungkaran demi perdamaian.
Pendek kata,
demi semua yang baik,
khalal-lah semua sampaipun yang paling tidak baik.
Lalu bagaimana para cendikiawan dan seniman?
Para muballigh dan kyai?
Penyambung lidah Nabi.
Jangan ganggu mereka.
Para cendikiawan sedang memikirkan segalanya.
Para seniman sedang merenungkan apa saja.
Para muballigh sedang sibuk berteriak kemana-mana.
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa.
Para pemimpin sedang mengatur semuanya.
Biarkan mereka diatas sana
meratapi dan menikmati nasib dan persoalan mereka sendiri.
Kawan,
selamat tahun baru.
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk,
memandang diri sendiri.
GUS MUS
Puisi karya Gusmus ini dibacakan Deddy Mizwar saat acara Refleksi Akhir Tahun PKS 2012 di TIM, Sabtu (29/12)
sudah tahun baru lagi.
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk,
memandang diri sendiri.
Bercermin firman Tuhan,
sebelum kita dihisabnya.
Kawan,
siapakah kita ini sebenarnya?
Musliminkah? Mu’minin? Muttaqin?
Khalifah Allah?
Umat Muhammadkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain?
Atau bahkan lebih rendah lagi?
Hanya budak-budak perut dan kelamin?
Iman kita kepada-Nya dan yang ghaib,
rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan,
lebih pipih dari kain rok perempuan.
Betapapun,
kita khusyuk didepan manusia
dan tiba-tiba buas dan binal
justru disaat sendiri bersamanya.
Syahadat kita
rasanya lseperti perut beduk
atau pernyataan setia pegawai rendah saja.
Kosong tak berdaya.
Shalat kita,
rasanya tak lebih baik daripada senam ibu-ibu,
lebih cepat daripada menghirup kopi panas,
dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita setelahnya,
justru lebih serius.
Kita mengharapkan hidup enak dan bahagia di sorga.
Puasa kita,
rasanya hanya mengubah jadwal makan, minum dan saat istirahat.
Tanpa menggeser acara untuk syahwat.
Ketika datang lapar dan haus,
kita pun manggut-manggut.
Oh, beginikah rasanya.
Dan kita sudah merasa memikirkan saudara kita yang melarat.
Zakat kita,
rasanya jauh lebih dari berat, terasa.
Dibanding tukan becak melepas penghasilannya,
untuk kupon undian yang sia-sia.
Kalau pun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran.
Upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda.
Haji kita,
tak ubah tamasya menghibur diri,
mencari pengalaman spiritual dan material.
Membuang uang kecil dan dosa besar.
Lalu pulang membawa label suci, asli Saudi, HAJI.
Kawan!
Lalu bagaimana, bilamana, dan berapa lama kita bersamanya?
Atau kita justru sibuk,
menjalankan tugas mengatur bumi dan seisinya.
Mensiasati dunia sebagai khakifah-Nya.
Kawan!
Tak terasa memang kita semakin pintar.
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah,
mempercepat proses kematangan kita.
Paling tidak kita semakin pintar berdalih.
Memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan.
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran.
Melacur dan menipu demi keselamatan.
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan.
Memukul dan mencaci demi pendidikan.
Berbuat semaunya demi kemerdekaan.
Tak berbuat apa-apa demi ketentraman.
Membiarkan kemungkaran demi perdamaian.
Pendek kata,
demi semua yang baik,
khalal-lah semua sampaipun yang paling tidak baik.
Lalu bagaimana para cendikiawan dan seniman?
Para muballigh dan kyai?
Penyambung lidah Nabi.
Jangan ganggu mereka.
Para cendikiawan sedang memikirkan segalanya.
Para seniman sedang merenungkan apa saja.
Para muballigh sedang sibuk berteriak kemana-mana.
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa.
Para pemimpin sedang mengatur semuanya.
Biarkan mereka diatas sana
meratapi dan menikmati nasib dan persoalan mereka sendiri.
Kawan,
selamat tahun baru.
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk,
memandang diri sendiri.
GUS MUS
Puisi karya Gusmus ini dibacakan Deddy Mizwar saat acara Refleksi Akhir Tahun PKS 2012 di TIM, Sabtu (29/12)
Wednesday, December 26, 2012
Whistle ~Kimi to Sugoshita Hibi~ - miwa
ROMANIZED :
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ieba yokatta
Nee suki da yo Arigatou
Shiroi kousha no mado no mukou
Kimi no ushirosugata o oikakete
Moshi ka shitara me ga au kamo
Sukoshi dake kitai shiteta no
Eki made issho ni kaero u yo
Watashi no koe ha chiisaku furueteta
Onaji kurai kimi mo tereteite
Itsumo yori hayaku chi ni natte ta ne
Seifuku no POKKE
Kimi no keshi GOMU
Nando mo aruita rouka
Arifureta mainichi o
Wasurenai yo
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ie ba yokatta
Zutto zutto suki deshita
Kyoukasho o wasureta
Ano hi tsukue o yosete misete kureta ne
Kimi no yokogao ga chikadzuku
Tabi kokuban no moji ga tooku natta
Yuuyake kumo CHAIMU ga hibiku
Yake ni hashaideru minna to itemo naze ka
Samishiku naru
Kimi to deaete nakereba
Konna ni setsunaku nara nai noni
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ieba yokatta
Zutto zutto suki deshita
Hajimete atta hi no koto hajimete
Hanashi ta hi no koto
Hajimete nigitte kureta te no nukumori mo
Mune no itami mo wasurenai yo wasurenai yo
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte i tara
Ano toki ieba yokatta
Nee suki da yo Arigatou
JAPAN :
透き通った声がグラウンドに響いては風が吹いた
どれくらい夢を叶えて来れたかな
喜びの裏に苦しみが隠れてる
誰にも言えないこともあったでしょう
独りじゃないよ ここにいるよ
「頑張れ」「大丈夫」何度も繰り返した
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れたくない
夕焼けに染まったグラウンドに静けさが戻っていく
最後のシュート 私には届いたよ
泥だらけでもそれでも追いかけたもの
私にもいつか分かる日が来るのかな
子供のままでいたつもりで
悩みや悔しさの数だけ強くなった
涙流す姿は
ありのままで 輝いて とてもきれいだった
時間を止めて終わり告げたホイッスル
君にとって始まりの合図なんだよ
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れない
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れたくない
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ieba yokatta
Nee suki da yo Arigatou
Shiroi kousha no mado no mukou
Kimi no ushirosugata o oikakete
Moshi ka shitara me ga au kamo
Sukoshi dake kitai shiteta no
Eki made issho ni kaero u yo
Watashi no koe ha chiisaku furueteta
Onaji kurai kimi mo tereteite
Itsumo yori hayaku chi ni natte ta ne
Seifuku no POKKE
Kimi no keshi GOMU
Nando mo aruita rouka
Arifureta mainichi o
Wasurenai yo
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ie ba yokatta
Zutto zutto suki deshita
Kyoukasho o wasureta
Ano hi tsukue o yosete misete kureta ne
Kimi no yokogao ga chikadzuku
Tabi kokuban no moji ga tooku natta
Yuuyake kumo CHAIMU ga hibiku
Yake ni hashaideru minna to itemo naze ka
Samishiku naru
Kimi to deaete nakereba
Konna ni setsunaku nara nai noni
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte itara
Ano toki ieba yokatta
Zutto zutto suki deshita
Hajimete atta hi no koto hajimete
Hanashi ta hi no koto
Hajimete nigitte kureta te no nukumori mo
Mune no itami mo wasurenai yo wasurenai yo
Kimi ga waraeba
Atashi mo waratte
Futari te wo tsunai da ne
Itsuka te to te ga
Hanarete shimau to shitte i tara
Ano toki ieba yokatta
Nee suki da yo Arigatou
JAPAN :
透き通った声がグラウンドに響いては風が吹いた
どれくらい夢を叶えて来れたかな
喜びの裏に苦しみが隠れてる
誰にも言えないこともあったでしょう
独りじゃないよ ここにいるよ
「頑張れ」「大丈夫」何度も繰り返した
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れたくない
夕焼けに染まったグラウンドに静けさが戻っていく
最後のシュート 私には届いたよ
泥だらけでもそれでも追いかけたもの
私にもいつか分かる日が来るのかな
子供のままでいたつもりで
悩みや悔しさの数だけ強くなった
涙流す姿は
ありのままで 輝いて とてもきれいだった
時間を止めて終わり告げたホイッスル
君にとって始まりの合図なんだよ
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れない
走る君の姿は
眩しくて 切なくて 本当に好きだった
今見てる景色が遠くなっても
君と過ごした日々を忘れたくない
Monday, December 24, 2012
Puisi Bj.Habibie untuk sang istri
“Ainun, saya sangat mencintaimu. Tapi Allah lebih mencintaimu. Sehingga saya merelakan kamu pergi.” – Bj. Habibie
Bj.Habibie and Almarhumah Hasri Ainun Habibie has been married for 48
years. She passed away on May 23, 2010 in German. He wrote the last poem
for his wife and It’s very touching :(
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan
kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,lalu rasanya mampu
membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di
tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti
cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
BJ.HABIBIE
Sunday, December 23, 2012
TAK SALAH MUSLIMAH BEKERJA
Mendengar bincang-bincang teman suatu waktu “susahnya cari khadimat*
jaman sekarang ya? Mendingan cari sarjana”. Dan memang demikian
keadaannya dalam keadaan era semakin modern, kesadaran masyarakat akan
pendidikan semakin bertambah meski biaya yang dibutuhkan juga tidak
murah. Sehingga ketika sang wanita telah menamatkan sarjana
bahkan doktoralnya berlomba-lomba pula untuk mencari pekerjaan mereka
berdalih bahwa sayang kuiah tinggi-tinggi jika nantinya hanya berkutat
mengurusi rumah tangga, alias “hanya ibu rumah tangga”.
Begitu rendahnyakah jika seorang sarjana atau doctor kemudian berhidmat dan totalitas mengurusi ‘tetek bengek’ di rumah tangga suaminya, lantas apakah salah jika ada sebagian muslimah itu bekerja menjemput rezeki yang sekiranya ia tidak turun tangan langsung maka ia dan keluarganya tidak bisa makan. Atau bagaimana jika diantara mereka bekerja hanya untuk menghibur diri daripada bosan dirumah. Segalanya bisa saja menimpa pada setiap muslimah, jika saja kita tidak mengetahui ilmunya. Sekelumit catatan yang saya kutip dari buku dalam suatu bab yang menggelitik dan sering menjadi perdebatan yang takberujung tentang muslimah bekerja.
Dan biarlah Al Quran telah menceritakan tentang Musa AS dan Shafurah. Ketika itu Musa AS meninggalkan Mesir guna menghindari ancaman pembunuhan. Sesampainya dikota Madyan, sambil duduk beristirahat di dekat mata air dia melihat gerombolan penggembala sedang memberi minum ternaknya. Diantara para penggembala dilihatnya dua orang perempuan menahan dan menambat ternaknya di bawah pohon rindang, hingga nabi Musa As mendekati dan bertanya :
“Apa maksudmu berbuat demikian terhadap ternakmu?”
“Kami tidak dapat memberi minum ternak sebelum pengembala itu pergi”
“Kalau kamu tidak mau mendekat dan bercampur dengan para pengembala(laki-laki) kenapa datang sendiri?” Tanya Musa As kembali.
“Ayah kami amat lanjut usia, tidak mungkin sanggup menunaikan tugas ini”. (Al Qashash:23)
Melihat dari cerita diatas yang nota bene sejarah yang nyata-nyata terjadi karena diabadikan dalam Al Qur an mengandung hikmah bahwa pada dasarnya wanita itu boleh keluar(bekerja) untuk mengambil air dan memberi minum ternaknya karena terpaksa. Hal itu dikarenakan keuzuran usia ayah mereka yaitu Nabi Syuaib As. Namun demikian yang perlu digaris bawahi meski mereka bekerja di dunia luar yang di dalamnya terdapat laki-laki mereka tidak mengharuskan dirinya bercampur baur dengan para gembala laki-laki. Yang demikian berarti melakukan pekerjaan dengan tetap memelihara karakter dan identitas kewanitaannya.
Dalam Islam, keadaan terpaksa beserta keterpaksaan inilah yang menjadikannya boleh bekerja. Hukumnya jaiz(boleh) karena Islam tidak mengharamkan bekerja. Apalagi jika dia berada dalam posisi terpaksa harusbekerja, misalnya karena terdesak kebutuhan ekonomi: suami sudah tidak mampu bekera lagi, bercerai dengan suami atau suami meninggal sedangkan tidak ada orang atau keuarga yang bisa menanggung kebutuhan ekonominya, sedangkan dia sendiri dapat melakukan suatu usaha untuk mencukupi dirinya tanpa meminta atau menunggu uluran tangan orang lain. Sehingga demikian, dia bisa menjaga iffah (harga diri).
Dalam kisah lain diceritakan bahwa ketika bibi Jabir bin Abdullah keluar rumah untuk bekerja memetik kurma, dia dihardik oleh seorang untuk tidak keluar rumah. Kemudian ia melapor kepada Rasulullah yang dengan tegas mengatakan kepadanya, “petiklah kurma itu, selama untuk kebaikan dan kemaslahatan.”(Shahih Muslim, juz II, halaman 1211, no hadits 1483).
Yang harus di pahami ukhti fillah, keterpaksaan ini harus memiliki batas dan aturan yang jelas sehingga tidak kemudian semua wanita lantas mengatakan setiap dirinya dalam keadaan terpaksa. Batas-batas tersebut adalah jangan sampai terjadi pergaulan bebas, harus tetap dalam aturan syari’at Islam baik kepribadian, berjilbab sesuai syari’at, maupun tingkah laku kesopanan.
Segala sesuatu di atur dalam Islam, tidak kaku tapi juga tidak melentur sehingga segala hal bisa dihalalkan. Bagi seorang perempuan, sebuah pekerjaan diluar tidak boleh dijadikan profesi utama, hanya sebatas keperluan. Profesi utama tetap harus dititikberatkan pada peran ke dalam(domestic) sebagai istri atau ibu. Dalam literature fikih, perempuan yang bekerja (sudah menikah) diharuskan memiliki restu suami ketika dia bekerja. Dia harus terhindar dari fitnah, menjaga rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam Islam serta dapat tawazun(seimbang) antara peran full time mother(Ibu Rumah Tangga) yang professional diselingi peran sebagai perempuan yang bekerja. Oleh karena itu sejatinya adaah Ibu Rumah tangga yang wanita karier bukan wanita karier yang ibu rumah tangga. Sehingga setinggi apapun jabatan atau gaji tidak melupakan kewajiban-kewajiban domestic sebagai Istri ataupun ibu.
Dalam bermasyarakat adakalanya wanita dituntut keadaan terpaksa dalam keterpaksaan, misalnya mereka dituntut untuk menangani tugas-tugas tertentu dalam bermuamalah dengan perempuan misalnya bidan atau dokter kandungan, guru, perawat, penjahit, menuntut ilmu dsb. Dia bekerja pada fitrahnya sebagai perempuan, dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya telah diizinkan Allah bagimu(wanita) keluar rumah untuk sesuatu keperluan (yang dibenarkan oleh syara’)”(HR Bukhori).
Pada akhir pembahasan bahwa intinya tak salah jika muslimah itu bekerja karena adanya keadaan terpaksa dalam keterpaksaan, seperti yang dikisahkan oleh Nabi Musa dan Shafurah. Disana tersirat bahwa sebagai masyarakat yang luhur dan berbudi pekerti, menolong perempuan supaya mereka tidak berlama-lama dalam keterpaksaan adalah suatu kewajiban. Masyarakat pun dituntut menciptakan ingkungan yang kondusif bagi para wanita yang memilih menjadi full time mother. Hingga taka da lagi cibiran ataupun sindiran yang mengatakan “hanya” ibu rumah tangga . Karena menjadi ibu rumah tangga adalah kebanggaan yang harus didukung tidak hanya oleh pihak keluarga tetapi juga andil masyarakat. Ketahuilah jika seorang wanita memilih berkarier di dalam rumah tangga berarti dia telah memberikan kesempatan kerja satu orang laki-laki yang memang padanya ada beban tanggung jawab mencari nafkah. Berarti pula sebenarnya seorang ibu rumah tangga telah membantu program pemerintah mengurangi pengangguran. Inilah salah satu peran yang tidak nampak tetapi sering tidak diacuhkan. Peran besar, meski kadang tak harus tampil diluar rumah, oeh karenanya IBU RUMAH TANGGA adalah salah satu anasir penggerak pembaharuan moralitas bangsa.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, semoga bermanfaat dan membawa pencerahan wallahua’lam bishawwab.
Sumber : here
Begitu rendahnyakah jika seorang sarjana atau doctor kemudian berhidmat dan totalitas mengurusi ‘tetek bengek’ di rumah tangga suaminya, lantas apakah salah jika ada sebagian muslimah itu bekerja menjemput rezeki yang sekiranya ia tidak turun tangan langsung maka ia dan keluarganya tidak bisa makan. Atau bagaimana jika diantara mereka bekerja hanya untuk menghibur diri daripada bosan dirumah. Segalanya bisa saja menimpa pada setiap muslimah, jika saja kita tidak mengetahui ilmunya. Sekelumit catatan yang saya kutip dari buku dalam suatu bab yang menggelitik dan sering menjadi perdebatan yang takberujung tentang muslimah bekerja.
Dan biarlah Al Quran telah menceritakan tentang Musa AS dan Shafurah. Ketika itu Musa AS meninggalkan Mesir guna menghindari ancaman pembunuhan. Sesampainya dikota Madyan, sambil duduk beristirahat di dekat mata air dia melihat gerombolan penggembala sedang memberi minum ternaknya. Diantara para penggembala dilihatnya dua orang perempuan menahan dan menambat ternaknya di bawah pohon rindang, hingga nabi Musa As mendekati dan bertanya :
“Apa maksudmu berbuat demikian terhadap ternakmu?”
“Kami tidak dapat memberi minum ternak sebelum pengembala itu pergi”
“Kalau kamu tidak mau mendekat dan bercampur dengan para pengembala(laki-laki) kenapa datang sendiri?” Tanya Musa As kembali.
“Ayah kami amat lanjut usia, tidak mungkin sanggup menunaikan tugas ini”. (Al Qashash:23)
Melihat dari cerita diatas yang nota bene sejarah yang nyata-nyata terjadi karena diabadikan dalam Al Qur an mengandung hikmah bahwa pada dasarnya wanita itu boleh keluar(bekerja) untuk mengambil air dan memberi minum ternaknya karena terpaksa. Hal itu dikarenakan keuzuran usia ayah mereka yaitu Nabi Syuaib As. Namun demikian yang perlu digaris bawahi meski mereka bekerja di dunia luar yang di dalamnya terdapat laki-laki mereka tidak mengharuskan dirinya bercampur baur dengan para gembala laki-laki. Yang demikian berarti melakukan pekerjaan dengan tetap memelihara karakter dan identitas kewanitaannya.
Dalam Islam, keadaan terpaksa beserta keterpaksaan inilah yang menjadikannya boleh bekerja. Hukumnya jaiz(boleh) karena Islam tidak mengharamkan bekerja. Apalagi jika dia berada dalam posisi terpaksa harusbekerja, misalnya karena terdesak kebutuhan ekonomi: suami sudah tidak mampu bekera lagi, bercerai dengan suami atau suami meninggal sedangkan tidak ada orang atau keuarga yang bisa menanggung kebutuhan ekonominya, sedangkan dia sendiri dapat melakukan suatu usaha untuk mencukupi dirinya tanpa meminta atau menunggu uluran tangan orang lain. Sehingga demikian, dia bisa menjaga iffah (harga diri).
Dalam kisah lain diceritakan bahwa ketika bibi Jabir bin Abdullah keluar rumah untuk bekerja memetik kurma, dia dihardik oleh seorang untuk tidak keluar rumah. Kemudian ia melapor kepada Rasulullah yang dengan tegas mengatakan kepadanya, “petiklah kurma itu, selama untuk kebaikan dan kemaslahatan.”(Shahih Muslim, juz II, halaman 1211, no hadits 1483).
Yang harus di pahami ukhti fillah, keterpaksaan ini harus memiliki batas dan aturan yang jelas sehingga tidak kemudian semua wanita lantas mengatakan setiap dirinya dalam keadaan terpaksa. Batas-batas tersebut adalah jangan sampai terjadi pergaulan bebas, harus tetap dalam aturan syari’at Islam baik kepribadian, berjilbab sesuai syari’at, maupun tingkah laku kesopanan.
Segala sesuatu di atur dalam Islam, tidak kaku tapi juga tidak melentur sehingga segala hal bisa dihalalkan. Bagi seorang perempuan, sebuah pekerjaan diluar tidak boleh dijadikan profesi utama, hanya sebatas keperluan. Profesi utama tetap harus dititikberatkan pada peran ke dalam(domestic) sebagai istri atau ibu. Dalam literature fikih, perempuan yang bekerja (sudah menikah) diharuskan memiliki restu suami ketika dia bekerja. Dia harus terhindar dari fitnah, menjaga rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam Islam serta dapat tawazun(seimbang) antara peran full time mother(Ibu Rumah Tangga) yang professional diselingi peran sebagai perempuan yang bekerja. Oleh karena itu sejatinya adaah Ibu Rumah tangga yang wanita karier bukan wanita karier yang ibu rumah tangga. Sehingga setinggi apapun jabatan atau gaji tidak melupakan kewajiban-kewajiban domestic sebagai Istri ataupun ibu.
Dalam bermasyarakat adakalanya wanita dituntut keadaan terpaksa dalam keterpaksaan, misalnya mereka dituntut untuk menangani tugas-tugas tertentu dalam bermuamalah dengan perempuan misalnya bidan atau dokter kandungan, guru, perawat, penjahit, menuntut ilmu dsb. Dia bekerja pada fitrahnya sebagai perempuan, dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya telah diizinkan Allah bagimu(wanita) keluar rumah untuk sesuatu keperluan (yang dibenarkan oleh syara’)”(HR Bukhori).
Pada akhir pembahasan bahwa intinya tak salah jika muslimah itu bekerja karena adanya keadaan terpaksa dalam keterpaksaan, seperti yang dikisahkan oleh Nabi Musa dan Shafurah. Disana tersirat bahwa sebagai masyarakat yang luhur dan berbudi pekerti, menolong perempuan supaya mereka tidak berlama-lama dalam keterpaksaan adalah suatu kewajiban. Masyarakat pun dituntut menciptakan ingkungan yang kondusif bagi para wanita yang memilih menjadi full time mother. Hingga taka da lagi cibiran ataupun sindiran yang mengatakan “hanya” ibu rumah tangga . Karena menjadi ibu rumah tangga adalah kebanggaan yang harus didukung tidak hanya oleh pihak keluarga tetapi juga andil masyarakat. Ketahuilah jika seorang wanita memilih berkarier di dalam rumah tangga berarti dia telah memberikan kesempatan kerja satu orang laki-laki yang memang padanya ada beban tanggung jawab mencari nafkah. Berarti pula sebenarnya seorang ibu rumah tangga telah membantu program pemerintah mengurangi pengangguran. Inilah salah satu peran yang tidak nampak tetapi sering tidak diacuhkan. Peran besar, meski kadang tak harus tampil diluar rumah, oeh karenanya IBU RUMAH TANGGA adalah salah satu anasir penggerak pembaharuan moralitas bangsa.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, semoga bermanfaat dan membawa pencerahan wallahua’lam bishawwab.
Sumber : here
Sunday, December 16, 2012
Supercell(Ryo)-Love and Roll-Lyric-
Romaji :
Can you hear me?
Nee ima dokora hen
HIIRU wo hakinagara calling
Wakatta sore ja mata atode
Oki ni iri no music kaketara
Odekake magiwa kagami ni wink
Tobikiri kawaii KAKKO de
BORYUUMU agete let’s gouon
Kibun wa full 10 de Knockout!
Do you hear me?
Konna no hajimete
Tokimeku mune wa motto heat up
Watashi ga watashi ja nai mitai
a lady in love nante
Waracchau
PACCHIRI omeme
Koakuma MEIKU
CHIIKU wa itazura ni lovely
Konya no shisen wa hitorijime
I don’t know what to do
datte watashi
HONTO wa konna no naretenain dakara
Yasashiku escort shite
Daibu ganbatte mitakedo
Konna kanji suki ja nai desu ka?
Motto chanto mite
Do you wanna ask me out?
DOKIDOKI tomaranai heartbeat
Onna no ko onna no ko shitai no
Amai kaori ni WAGAMAMA na body
Woooo ho!
Nee
shy na boy henjiteru warini wa
Sakki kara hi sen ga munamoto dayo?
Tsumannai… KIMI tteba okute sugi
Woooo ho!
all right?
Do you love me?
Taido de shimeshite
Chotto kurai gouin demo ii
Nani mo shinai nante How rude!
Yappari RIIDO saretai no
Oshitsukeru ude tomadou KIMI
Kore kurai sureba wakaru desho?
GAADO wa sukoshi amakushite
Nanido sagete ageru kara
Aseranaide yukkuri de ii kara ne?
baby
Koko kara escape shite
Futari kiri ni nattara amaechau yo
Sonna kanji suki ja nai desu ka?
Motto kocchi kite
Do you wanna take me out?
Majimaji mitsumechau your eyes
Choppiri warui koto ga shitai no
FURIFURI shiteru hip no shippo
Woooo ho!
Nee
love na scene henjiterun dakara
Namae kurai yobisute ni shite mite
Mimimoto atsui toiki wo kakete
Woooo ho!
all right?
TOKIMEKI kanjiruwa my heart
Onna no ko onna no ko shiteru no
Uwamedzukai wa KIMI he no SAIN
Woooo ho!
Nee
Karuku smile kusugure koi kokoro
Lock on KIMI wa mou MEROMERO
Kakugo ga dekita nara kiss shite
Woooo ho!
all right?
Kanji :
Can you hear me?
ねえ今どこら辺
ヒールを履きながら calling
わかった それじゃまた後で
お気に入りの music かけたら
お出かけ間際鏡に wink
とびきりかわいいカッコで
ボリューム上げて let’s 轟音
気分は full10 で Knockout!
Do you hear me?
こんなの初めて
ときめく胸はもっと heat up
私が私じゃないみたい
a lady in love なんて
笑っちゃう
パッチリおめめ
小悪魔メイク
チークはいたずらに lovely
今夜の視線は独り占め
I don’t know what to do
だって私
ホントはこんなの慣れてないんだから
優しく escort して
だいぶ頑張ってみたけど
こんな感じ好きじゃないですか?
もっとちゃんと見て
Do you wanna ask me out?
ドキドキ止まらない heartbeat
女の子女の子したいの
甘い香りにワガママな body
Woooo ho!
ねえ
shy な boy 変じてるわりには
さっきから日線が胸元だよ?
つまんない…キミってば奥手すぎ
Woooo ho!
all right?
Do you love me?
態度で示して
ちょっとくらい強引でもいい
何にもしないなんて How rude!
やっぱりリードされたいの
押し付ける腕戸惑うキミ
これくらいすればわかるでしょ?
ガードは少し甘くして
難易度下げて上げるから
焦らないで ゆっくりでいいからね?
baby
ここから escape して
二人きりになったら甘えちゃうよ
そんな感じ好きじゃないですか?
もっとこっち来て
Do you wanna take me out?
まじまじ見つめちゃう your eyes
ちょっぴり悪い事がしたいの
フリフリしてる hip の尻尾
Woooo ho!
ねえ
love な scene 変じてるんだから
名前くらい呼び捨てにしてめて
耳元 熱い吐息をかけて
Woooo ho!
all right?
トキメキ感じるわ my heart
女の子女の子してるの
上目づかいはキミへのサイン
Woooo ho!
ねえ
軽く smile くすぐれ恋心
Lock on キミはもうメロメロ
覚悟ができたなら kiss して
Woooo ho!
all right?
Eigo(English):
Can you hear me?
“So where are you right now?”
Calling while I slip into my heels
“Okay, see you later then”
Putting on some good MUSIC
I WINK at the mirror as I leave
with an extremely cute face
Raising the volume LET’S sing out
Feeling like a perfect 10, a KNOCKOUT!
Do you hear me?
This is the first time
my heart throbbed so much HEAT UP
It’s like I’m so not myself
[A LADY IN LOVE] Ha!
That’s a laugh!
Big bright eyes
A KOAKUMA-style makeup
Playful cheeks looking so LOVELY
“Tonight, everyone’s gaze will be on me”
I don’t know what to do
That’s because…
The truth is I’m not used to this
Please be a gentle escort to me
Even though you’re trying your best
you still don’t like the feeling, right?
Wanting to know much more
Do you wanna ask me out?
Nonstop beating heartbeat
A girl wanting to be more girl-like
A sweet scent from her wilfull body
Woooo ho! (Woooo ho!)
Oh
A shy boy too perfect for his role
You were staring at my chest, weren’t you?
Aww… You’re way too shy
Woooo ho! (Woooo ho!)
all right?
Do you love me?
Then you should show it
Being a bit aggressive would be fine
But doing nothing… How rude!
I guess I’ll have to lead you then
Seizing your arm, you got surprised
At least this, you know the meaning, right?
You lower your guard for just a bit
There, I’ve made things easier for you
No need to hurry, take things it easy, okay?
baby
For now, let’s escape from here
With just the two of us, should we indulge?
Or won’t you like this kind of feeling?
Just a little more closer…
Do you wanna take me out?
My my, seeing into your eyes
I wanted to do a little something “bad”
Wiggling the rear of my hips
Woooo ho! (Woooo ho!)
So
A love scene straight out of a play
Calling each other with simply our names*
hotly sighing into the other’s ears
Woooo ho! (Woooo ho!)
all right?
I feel the tense throbbing of my heart
A girl having become more girl-like
Glancing upward towards your “sign”
Woooo ho! (Woooo ho!)
Oh
A mild smile, I feel the flutter of my awakening love
Lock on, you’re now intoxicated with my love
Prepared and resolved, we kiss
Woooo ho! (Woooo ho!)
all right?
Saturday, December 15, 2012
CATATAN SEDIH SEORANG B.J HABIBIE
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak
mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung,
Ilham Habibie dan kepona
kannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO,
Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area
Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini,
diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi
perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015
menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan
video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein
Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas
secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235.
Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan
kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir,
antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak
Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para
teknisi IPTN.
Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum
kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian
berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara,
terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang
dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan
pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan………………
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka
pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua
hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau
melanjutkan……………..
“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI,
orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa
cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai
Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan
penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim
dan Teknologi Dirgantara.
Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI.
Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden
Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan
teknologi dirgantara.
Saya adalah rombongan kedua diantara
ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara.
Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi
sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya
tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia.
Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja
program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’
berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun
perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah
IPTN”.
“Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu
bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa
mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’)
berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk
30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal,
satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi
‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negara kita
ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa
persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program
sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika
dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu
saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang
Indonesia bikin pesawat terbang?”
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
“Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri
strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan
Indonesia………….”
“Sekarang, semua tenaga ahli teknologi
Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di
berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan
Eropa…………….”
“Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?”
“Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan
menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier,
Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara
manapun”.
“Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN
yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya
lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas…………………..
***
Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala
itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim
Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas
B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang).
Saya
bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight
Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130
adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh
penerbang test pilot (almarhum) Erwin.
Saya turut mendesain
rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan
teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan
menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang
mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat
sekarang yang ada di pesawat B737NG).
Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop.
N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang
sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa
perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga
sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum
winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie
bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan
beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu
susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
***
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow
body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena
anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai
manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam
bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita
semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun
jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas
tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar
mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua
produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan
disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D
nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak
begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang
namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat
tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai
hati Dik………………”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya
ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya
menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48
tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri
saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa
sabar.
Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah
dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan
saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa
ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada
tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat
emosional serta mengalami luka hati yang mendalam…………… seisi ruangan
hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi
aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari,
saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang
keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun
…………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para
dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat
‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka
bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat
mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di
Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi
saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan
saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila
dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga, saya disuruh
mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya
bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa
mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie
seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses
berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara
dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini
persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun
dari Jerman ke tanah air Indonesia…….
Saya tidak mau
menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari
baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat
guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham
dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga
besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda
Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami
di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di
Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami
sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan
Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa
kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya
menyetujui…………………
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan
kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras
tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional
Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah
diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang…..
(saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).
Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut
nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung
habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana
belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga
mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal
you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun
untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil
penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh
saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah
para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja
dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi
pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10%
bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk
dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih
universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi
Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat
inspiratif……………….”
***
Saya menuliskan kembali pertemuan
pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah
inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun
yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika
ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun
berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
***
Cerita itu saya kutip dari notes facebook disini, sebuah renungan yang
seharusnya menjadi perhatian bagi kita. Betapa menyedihkan sebuah bangsa
yang tak pernah menghargai orang berilmu! Tak pernah memberi kesempatan
kepada anak bangsa untuk menjadikan bangsanya mandiri! Entah ada apa
dengan negara ini…! Entah dimana mata dan telinga para penguasa
diletakkan!
Saya seorang peneliti, yang tahu betul bagaimana
kami dilatih untuk bertindak. Bahwa kami harus melakukan segala macam
upaya agar output yang dihasilkan adalah output yang QCD!
Tak
sekali dua kali proposal yang sudah kami susun berhari-hari bahkan
berminggu-minggu mengalami pernyempurnaan di segala sisi? Tak sekali dua
kali para evaluator selalu menjadi pendamping kami dalam melaksanakan
serangkaian percobaan.
Tak sedikit pikiran dan tenaga kami
habis untuk bagaimana selalu menyempurnakan metode hingga output
tercapai. Kami juga kadang tak berontak saat kerja bertahun-tahun tapi
gaji yang kami dapat hanya setara dengan goyangan ngebor Inul satu jam!
dan yang lebih menyedihkan, karya kami hanya mendapat cibiran, jika
tidak akhirnya dipinggirkan!
Entah apa yang ada di benak para
penguasa negeri ini! sepertinya posisi orang berilmu memang sudah tak
lagi mendapat tempat, jadi siapa yang salah jika akhirnya mereka mencari
tempat lain?
Dan saya perempuan, dan seorang muslimah. Maka
apapun profesi saya, saya tetaplah muslimah dan perempuan. Seseorang
yang mendapat kehormatan dan kemuliaan menjadi seorang Ummu warobatul
bait, Istri sekaligus Ibu dan pengatur rumah tangga.
Maka jika
aktivitas dan profesi yang kutekuni menjadikanku abai terhadap peranku,
aku akan meninggalkannya dan memilih tempat yang lebih memuliakanku,
yaitu menjadi Ibu dan pengatur rumah tangga. Bukan seorang Ibu semu,
yang hanya berperan melahirkan dan memberi makan, tanpa pernah menjadi
teladan, pengajar, pendengar dan teman untuk anak-anaknya…
Dan
entah apa yang ada di benak para penguasa negeri ini, jika RUU
Kesetaraan Gender lalu diketok palu menjadi UU!… bersiaplah menjadi
orang-orang yang menggoreskan catatan sedih, dengan kebijakan negeri
ini…
***
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....
Sumber : here
Friday, December 14, 2012
Professor Neurosains Masuk Islam Setelah Mengetahui Keajaiban Sujud
Islamedia - DR.FIDELMA O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit
tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St.
Edward di Austin, Texas, AS.
Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di
Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam islam. Dr
Fidelma, yang juga sebagai seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah
sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di
otak
manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika
mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak
dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah
agar bisa berfungsi secara normal.
Setelah mengadakan
penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma
akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak
dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi
sujud! Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat
saja, yakni ketika seseorang shalat.
Setelah penelitian itu, Dr
Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan
diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan
kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan
dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau
petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya
itu demikian besar. Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan
dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan
pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan
Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu,
habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka
menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang
demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal.” (Q.S Al
Maidah: 58). islampos
Sumber : here
manusia. Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.
Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud! Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.
Setelah penelitian itu, Dr Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar. Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal.” (Q.S Al Maidah: 58). islampos
Tuesday, December 11, 2012
Oh Istriku, Apa Saja Sih yang Kau Kerjakan ?
Suatu hari seorang suami pulang kerja dan mendapati tiga orang anaknya
sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai
pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan
belum berganti pakaian
Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh. Ternyata ... kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana.
Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan, dan… pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.
Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah… masyaAllah… kacau…
berantakan. Ada lampu yang pecah, ada sajjadah yang tertempel dengan
permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume
maksimal. Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak
karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.
Dapur? Ooooh tempat
cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di
atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.
Sang suami
mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan
itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya
adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius
dengannya.
Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber
dari kamar mandi, semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup.
Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan
rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol,
dan... begitu ia melompat ke kamar tidur, ia dapati istrinya sedang
tiduran sambil membaca komik!!!
Melihat kepanikan sang suami,
sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum. Dengan penuh keheranan
sang suami bertanya, “Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”.
Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata,“Bukankah setiap kali
pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidak puasan, ‘Apa sih yang
kamu kerjakan hari ini wahai istriku?’, bukankah begitu wahai suamiku
tersayang?!”
“Betul” jawab sang suami.
“Baik” kata
sang istri, “Hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku
lakukan, semoga dengan begitu engkau tahu apa yang selama ini aku
kerjakan”.
*****
Message yang ingin disampaikan adalah:
1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian
dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang
telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang,
berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE.
2. Dan …
agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang
habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan
dan masalah serta menyelesaikannya.
3. Dan … jangan dikira
bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai,
diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil
apa-apa.
4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.
Sumber: Email Ust. Musyaffa AR di milist sebelah
Judul asli: Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit
Ada 8 nasihat untuk para lelaki, yang menurut saya cukup bagus juga, inilah ke 8 nasihat itu:
1. Kakek berkata, hargai istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu, sebab istrimu juga seorang ibu dari anak-anakmu.
2. Jika marah boleh tidak berbicara dengan istrimu, tapi jangan bertengkar dengannya (membentaknya, mengatainya, memukulnya).
3. Jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istri mu
tidak bahagia, maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada
canda tawa, manja, perhatian). Maka sayangi istrimu agar dia bahagia dan
kau akan merasa seperti di surga.
4. Besar atau kecil gajimu,
seorang istri tetap ingin diperhatikan. Dengan begitu, maka istrimu akan
selalu menyambutmu pulang dengan kasih sayang.
5. 2 orang yang
tinggal 1 atap (menikah) tidak perlu gengsi, bertingkah, siapa menang
siapa kalah. Karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan teman
hidup selamanya.
6. Di luar banyak wanita idaman melebihi
istrimu. Namun mereka mencintaimu atas dasar apa yang kamu punya
sekarang, bukan apa adanya dirimu. Saat kamu menemukan masa sulit, maka
wanita tersebut akan meninggalkanmu dan punya pria idaman lain di
belakangmu.
7. Banyak istri yang baik. Tapi di luar sana banyak
pria yang ingin mempunyai istri yang baik dan mereka tidak
mendapatkannya. Mereka akan menawarkan perlindungan terhadap istrimu.
Maka jangan biarkan istrimu meninggalkan rumah karena kesedihan, Sebab
ia akan sulit sekali untuk kembali.
8. Ajarkan anak laki-lakimu bagaimana berlaku terhadap ibunya, sehingga kelak mereka tahu bagaimana memperlakukan istrinya.
Sumber : here
Saturday, December 8, 2012
Akhirnya Saya Memutuskan Berhenti Menjadi Wanita Karir
Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di
masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi,
berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia
sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk
disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.
Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.
Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”
Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.
Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.
Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.
Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.
Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar
Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..
Sumber : here
Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.
Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”
Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.
Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.
Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.
Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.
Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar
Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..
Sumber : here
Thursday, December 6, 2012
ColorMemories-Application Review-
COLORMEMORIES
Name : ColorMemories
OS : AndroidRequirement : Android Sdk 8(2.2 Froyo)
type : shareware(Buy)
Developer : @LuthfanM- @ScheneDev -
Smart enough to beat this game? Try to pair each color with another.
Available in 17 different colors that will make you feel your memory is
slow in memorize something.
ColorMemories provide three different mode game- 2 Pairs = you must match 2 square that have same color
- 3 Pairs = you must match 3 square that have same color
- 5 Pairs = you must match 5 square that have same color; can you?
Feature that different from previous one is :
- adding more interesting mode(2, 3, 5 pairs)
- adding "show pairs", if you tired and cannot beat this game. just click this to view result
- 6X5 Square mode(more vast from free version
Interesting enough?
Just pay it $1
-------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------
Luthfan Mursyidan-@LuthfanM-
ScheneDevelopment-@ScheneDev-
find more application under tag : review
ColorMemoriesFree-Application Review-
This time i want to review again android application entitled
Requirement : Android Sdk 8(2.2 Froyo)
type : freeware
Match it each other and see your time to finish one game.
Are you fast enough in remembering something?
-------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------
Luthfan Mursyidan-@LuthfanM-
ScheneDevelopment-@ScheneDev-
find more application under tag : review
COLOR MEMORIES FREE
Name : ColorMemoriesFree
OS : AndroidRequirement : Android Sdk 8(2.2 Froyo)
type : freeware
Developer : @LuthfanM- @ScheneDev -
Smart enough to beat this game? Try to pair each color with another.
Available in 8 different colors that will make you feel your memory is slow in memorize something.
ColorMemoriesFree provide mode : 2 Pairs = you must match 2 square that have same color
Train your memory with this game! Match it each other and see your time to finish one game.
Are you fast enough in remembering something?
Just pick one square and then click other. then you will get color, which if same that will be remain same, if not then the square will be closed
See time that you spend to beat this game.
Have fun :)
-------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------
Luthfan Mursyidan-@LuthfanM-
ScheneDevelopment-@ScheneDev-
find more application under tag : review
Wednesday, December 5, 2012
5 Penyesalan Terbesar
Bronnie Ware adalah seorang perawat dari Australia yang menghabiskan
hidupnya untuk bekerja merawat pasien yang menderita sakit parah,
khususnya pasien yang dirawat melebihi 12 pekan di rumah sakit.
Ware kemudian mencatat pengalaman luar biasa berupa rentetan penyelesan pasien menjelang kematiannya. Ia menuliskannya dalam sebuah buku berjudul 'The Top Five Regrets of the Dying.' Apa saja lima penyesalan terbesar manusia saat sekarat? Berikut daftarnya, dikutip dari The Guardian, Kamis (6/12).
1. Aku harap aku punya keberanian untuk hidup jujur pada diri sendiri, bukan hidup menurut kemauan orang lain
Ini adalah penyesalan paling umum dari semua pasien Ware yang tengah sekarat. Seseorang baru menyadari bahwa hidup mereka mengikuti siklus hidup orang lain pada umumnya.
Dia tak mengikuti mimpinya yang sebenarnya. "Setengah dari mimpi mereka sesungguhnya sudah mati dan belum mereka wujudkan," kata Ware.
2. Aku harap aku tak bekerja begitu keras
Penyesalan ini umumnya diucapkan oleh pasien laki-laki. Mereka biasanya merindukan anak-anak mereka yang masih muda. Mereka juga merindukan kebersamaan dengan pasangannya yang sudah terbuang percuma gara-gara waktunya dihabiskan untuk bekerja.
Perempuan juga ada yang mengucapkan penyesalan ini. Namun, kebanyakan dari mereka adalah pasien wanita tua, sekaligus mantan wanita karir.
3. Aku harap aku punya keberanian mengungkapkan perasaanku
Banyak orang yang mengorbankan perasaan mereka, misalnya rasa cinta dan rasa suka, hanya demi menjaga perasaan orang lain. Akibatnya, mereka tidak menjadi diri mereka yang sebenarnya. Semuanya berujung kepahitan dan kebencian yang dihasilkan dari memendam perasaan itu.
4. Aku harap aku punya waktu lebih lama berhubungan dengan teman-temanku
Seringkali, seseorang belum menyadari manfaat dari pertemanan dan persahabatan, sampai detik-detik kematian mereka. Banyak orang terjebak dalam dunia mereka sendiri. "Semua orang yang sekarat pada akhirnya merindukan teman-teman mereka," kata Ware.
5. Kuharap aku bisa membiarkan diriku lebih bahagia
Banyak orang tak menyadari bahwa kebahagiaan itu adalah sebuah pilihan. Mereka yang menyesali poin terakhir ini biasanya yang sudah terjebak dalam pola lama. Mereka terjebak dalam 'kenyamanan.'
Mereka yang menyesali hal ini biasanya adalah orang-orang yang takut akan perubahan. Akhirnya mereka hidup dalam kepura-puraan.
Lalu, apa penyesalan terbesar anda sejauh ini? Semoga setelah membaca tulisan ini anda bisa melakukan sedikit perubahan sebelum ajal menjelang.
Sumber : here
---------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------------
"Penyesalan seringkali datang terlambat. Dan ketika manusia sadar, mereka tahu bahwa segalanya sulit
untuk diulang "
-LuthfanM
Ware kemudian mencatat pengalaman luar biasa berupa rentetan penyelesan pasien menjelang kematiannya. Ia menuliskannya dalam sebuah buku berjudul 'The Top Five Regrets of the Dying.' Apa saja lima penyesalan terbesar manusia saat sekarat? Berikut daftarnya, dikutip dari The Guardian, Kamis (6/12).
1. Aku harap aku punya keberanian untuk hidup jujur pada diri sendiri, bukan hidup menurut kemauan orang lain
Ini adalah penyesalan paling umum dari semua pasien Ware yang tengah sekarat. Seseorang baru menyadari bahwa hidup mereka mengikuti siklus hidup orang lain pada umumnya.
Dia tak mengikuti mimpinya yang sebenarnya. "Setengah dari mimpi mereka sesungguhnya sudah mati dan belum mereka wujudkan," kata Ware.
2. Aku harap aku tak bekerja begitu keras
Penyesalan ini umumnya diucapkan oleh pasien laki-laki. Mereka biasanya merindukan anak-anak mereka yang masih muda. Mereka juga merindukan kebersamaan dengan pasangannya yang sudah terbuang percuma gara-gara waktunya dihabiskan untuk bekerja.
Perempuan juga ada yang mengucapkan penyesalan ini. Namun, kebanyakan dari mereka adalah pasien wanita tua, sekaligus mantan wanita karir.
3. Aku harap aku punya keberanian mengungkapkan perasaanku
Banyak orang yang mengorbankan perasaan mereka, misalnya rasa cinta dan rasa suka, hanya demi menjaga perasaan orang lain. Akibatnya, mereka tidak menjadi diri mereka yang sebenarnya. Semuanya berujung kepahitan dan kebencian yang dihasilkan dari memendam perasaan itu.
4. Aku harap aku punya waktu lebih lama berhubungan dengan teman-temanku
Seringkali, seseorang belum menyadari manfaat dari pertemanan dan persahabatan, sampai detik-detik kematian mereka. Banyak orang terjebak dalam dunia mereka sendiri. "Semua orang yang sekarat pada akhirnya merindukan teman-teman mereka," kata Ware.
5. Kuharap aku bisa membiarkan diriku lebih bahagia
Banyak orang tak menyadari bahwa kebahagiaan itu adalah sebuah pilihan. Mereka yang menyesali poin terakhir ini biasanya yang sudah terjebak dalam pola lama. Mereka terjebak dalam 'kenyamanan.'
Mereka yang menyesali hal ini biasanya adalah orang-orang yang takut akan perubahan. Akhirnya mereka hidup dalam kepura-puraan.
Lalu, apa penyesalan terbesar anda sejauh ini? Semoga setelah membaca tulisan ini anda bisa melakukan sedikit perubahan sebelum ajal menjelang.
Sumber : here
---------------------------------------------------xXx-------------------------------------------------------
"Penyesalan seringkali datang terlambat. Dan ketika manusia sadar, mereka tahu bahwa segalanya sulit
untuk diulang "
-LuthfanM
Saturday, December 1, 2012
Sebuah koin penyok
Alkisah,
seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah
dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi
finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk
memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan
cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Sebaliknya, sewajarnya kita bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Sebaliknya, sewajarnya kita bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.
Sumber : here
------------------------------------------------------xXx---------------------------------------------------
Kadangkala manusia ketika kehilangan sesuatu yang besar, akan meraung-raung dan diliputi rasa kehilangan yang amat sangat. Tapi seharusnya kita sadar, sebuah kehilangan itu dimulai dari awal yang kecil. bahkan terkadang dari hal yang dianggap tak berharga.
Schene-Dev
Schene-Development
Misi : Menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan open source
Visi : Mengembangkan dan membuat berbagai aplikasi berbasis open source.
Kenapa?
berawal dari hobi dari pendiri organisasi ini sendiri, yaitu membuat aplikasi di android. Serta, ketika pendiri aplikasi melihat, ternyata banyak sekali orang-orang indonesia yang memilih aplikasi berbayar dibandingkan open-source, padahal open-source itu sendiri gratis dan dapat dikembangkan bersama-sama. Selain itu, karena berbentuk komunitas, maka kemajuannya akan semakin mudah untuk berkembang..
Follow us on Twitter :
ScheneDev
Like us on Facebook:
ScheneDev on Facebook
Untuk yang mencari produk kami, sekarang kami sedang mengembangkan aplikasi di platform Android. Untuk Link, silahkan mencari di blog ini dengan tag "Review".
Karena beratnya pengembangan 2 blog sekaligus. untuk sementara blog http://schenedev.blogspot.com/ saya non-aktifkan sementara.
Terimakasih..
Luthfan M
Misi : Menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan open source
Visi : Mengembangkan dan membuat berbagai aplikasi berbasis open source.
Kenapa?
berawal dari hobi dari pendiri organisasi ini sendiri, yaitu membuat aplikasi di android. Serta, ketika pendiri aplikasi melihat, ternyata banyak sekali orang-orang indonesia yang memilih aplikasi berbayar dibandingkan open-source, padahal open-source itu sendiri gratis dan dapat dikembangkan bersama-sama. Selain itu, karena berbentuk komunitas, maka kemajuannya akan semakin mudah untuk berkembang..
Follow us on Twitter :
ScheneDev
Like us on Facebook:
ScheneDev on Facebook
Untuk yang mencari produk kami, sekarang kami sedang mengembangkan aplikasi di platform Android. Untuk Link, silahkan mencari di blog ini dengan tag "Review".
Karena beratnya pengembangan 2 blog sekaligus. untuk sementara blog http://schenedev.blogspot.com/ saya non-aktifkan sementara.
Terimakasih..
Luthfan M
Subscribe to:
Posts (Atom)