Sunday, April 14, 2013

“Nasihat” Anak Kader yang Membuat Para Orang Tua Menangis

Bandung. Anak kader yang tergabung dalam Garuda Keadilan (GK) Jawa Barat, tampil dengan sangat baik di penghujung acara Seminar Sehari “Tatanan Berkeluarga dalam Islam” di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Ahad, 7 April 2013 kemarin.


Seminar sehari ini dihadiri oleh para pengurus, kader dan simpatisan PKS se-Jawa Barat yang notabene adalah para orang tua yang bersepakat untuk menyatukan visi bagaimana membangun tatanan berkeluarga yang ideal di dalam Islam.


Acara berlangsung dalam suasana penuh keakraban, layaknya sebuah reuni besar, mempertemukan cinta dan rindu di antara para peserta. Saling sapa dan tanya khabar, bahkan tak jarang pula yang menjajagi kemungkinan perjodohan diantara putra-putri mereka :D. Hiruk pikuk fitnah yang sedang menerpa partai menjadi seperti sesuatu yang tidak pernah ada, semua larut dalam kekeluargaan, dalam kebersamaan, terasa menemukan gairah dan semangat lagi.


Suasana seperti ini tidak disia-siakan oleh anak-anak kader Garuda Keadilan Jawa Barat ketika diminta tampil dalam sesi sebelum sesi penghujung acara. Persembahan mereka di awali dengan salam perkenalan dari R. Muhammad Tanri Arrizasyifaa sebagai Ketua GK Jawa Barat. Dengan gayanya yang agak ‘stand up comedy style’, Tanri  menyampaikan beberapa hal yang bisa dikatakan sebagai harapan, masukan atau bahkan curhat  tentang keberadaan Garuda Keadilan dan perannya dalam pembinaan terhadap anak-anak kader. Tapi bagi para orang tua, apa yang disampaikan oleh Tanri adalah sebagai sebuah nasihat yang sangat berharga.


Meski beberapa kali ungkapan Tanri mengundang tawa para hadirin, tak jarang pula harapan-harapan (lebih tepatnya adalah nasihat) disampaikan dengan suara terbata-bata tanda ketulusan dan keseriusannya terhadap apa yang disampaikan. Suasana mulai hening, ada keharuan yang tiba-tiba muncul. Para orang tua dibuat tersadar, oleh sebuah nasihat anak-anak mereka sendiri. Suasana semakin hening, terdengar sayup-sayup sesunggukan diantara para hadirin.


Seperti tak mau kehilangan momen keharuan itu, seorang ukhti yang ikut tampil di panggung sejak awal, segera membacakan puisi tentang ketsiqohan dan kebanggaan anak kepada abi-nya. Sebuah puisi emosional yang ditulis oleh Qaanita untuk ayahnya tercinta ustadz Luthfi Hasan Ishaq. Al-Ukhti mampu membaca puisi itu dengan penuh penghayatan. Bait-bait dibaca dengan sangat baik, sangat emosional, terlantunkan sebagai nasihat-nasihat yang menggugah jiwa. Berikut, sebagian bait-bait indah itu.


Ayah kami adalah pejuang
Jadi, kami ingin ayah terus berjuang dimanapun itu
Dalam doa kami
tahajjud kami
puasa kami
selalu kami selipkan doa buat ayah
Kami yakin, Allah akan kembalikan ayah kami secepatnya...


Tangisan mulai terdengar lebih kuat lagi, jiwa-jiwa yang bergejolak oleh pesan-pesan yang menggetarkan. Tak cukup disitu, puisi kedua tak kalah dahsyatnya. Sebuah puisi kecintaan, kerinduan, dan kebanggaan seorang al-akh kepada umi-nya. Sepasang puisi itu cukuplah sebagai nasihat terindah di hari itu. Terlihat wajah-wajah sembab para orang tua yang keluar dari tempat acara itu.



Apa istimewanya menangis ?


Menangis itu tanda lembut dan sensitifnya jiwa. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. yang terkenal memiliki hati yang lembut, diketahui paling sering menangis.


Menangis adalah kesadaran jiwa, bukan paksaan. Maka ketika pada kader menangis haru begitu mendengar pidato Anis Matta beberapa waktu lalu itu, bukan karena Anis Matta adalah Presiden PKS. Menangis tidak ada hubungannya dengan perintah pemimpin kepada para kadernya, karena menangis itu dari hati. Sesuatu yang sangat personal.


Maka tidak heran jika anak kaderpun dengan nasihat-nasihatnya bisa membuat para orang tua menangis. Inilah indahnya Islam, inilah indahnya kebersamaan dalam perjuangan dakwah, inilah indahnya kebersamaan dalam PKS. Allahu Akbar.


Abdullah bin Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda:
Bacakan (Al-Qur’an) untukku.” Lalu aku katakan: “Wahai Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam, aku baca untuk engkau padahal Al-Qur’an turun kepadamu?” Beliau berkata: “Ya, Sesungguhnya saya ingin mendengarkannya dari selainku.”
Lalu aku baca surat An-Nisa’ hingga sampai ayat : “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
Beliau lantas berkata: “Ya cukup.”  Tiba-tiba air mata beliau menetes.


..:: abuinas ::..
 
Sumber : pksbogor

----------------------------------------------------------xXx----------------------------------------------------------
 
Insya Allah berjuang terus demi dakwah :).
Demi kemenangan islam di masa mendatang..
Bertakbir!!

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty