Zina adalah HUTANG !!!
ungkapan Imam Asy-Syafi’i rahimahullah :
Jagalah kehormatan kalian, niscaya istri-istri kalian akan terjaga dari perbuatan haram
Hindarilah segala yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim
Zina adalah hutang, Jika Engkau mengambilnya hutang
Maka, Ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota keluargamu
Barangsiapa berzina, akan dizinai meskipun di dalam rumahnya
Camkanlah, jika engkau termasuk orang yang berakal
Sebuah kisah nyata, dan ini dipublikasikan dalam koran-koran Arab. Aku
tidak akan menyebutkan namanya. Yang menceritakan kisah ini adalah orang
yang melakukannya sendiri. Dan dia meminta agar pihak koran tidak
menyebutkan namanya. Dia hanya ingin agar orang-orang mengetahui
kisahnya.
Dia mengisahkan, “Ketika sedang di kampus dengan teman-teman, dan punya
banyak hubungan dengan gadis-gadis. Pada suatu waktu, aku bertemu
seorang gadis dan melakukan hubungan terlarang dengannya. Dan aku tetap
melakukannya hingga dia hamil karena berhubungan denganku. Ketika pihak
keluarganya mengetahui hal ini, dan gadis tersebut menceritakan kepada
kakaknya, dia menghajarku.
Setelah itu, aku berkata kepadanya, “Aku tidak mengenal adikmu. Carilah orang lain yang menghamilinya!”
Aku kemudian meninggalkannya, dan pergi.
Karena memang tidak memiliki bukti untuk membuktikan kesalahanku, mereka meninggalkanku.
Aku melupakan kejadian ini.
Tahun-tahun berlalu.
Pada suatu hari, aku pulang ke rumah dan menemukan ibuku pingsan di
lantai. Aku mencoba untuk menyadarkannya. Setiap kali tersadar, ibu
berteriak dan pingsan lagi. Aku menyadarkannya untuk kedua kalinya, tapi
lagi-lagi ia berteriak dan pingsan. Aku mencoba untuk menyadarkannya
tiga kali sampai aku berkata, “Wahai ibu, apa yang terjadi?”
Ibu berteriak dan berkata, “Saudarimu!”
“Apa yang terjadi dengan saudariku?” tanyaku.
“Saudarimu dihamili tetangga.” Jawab ibu.
Aku pung langsung menemui tetanggaku, dan mulai menyerangnya sampai dia
berkata kepadaku dengan kata-kata yang seolah seperti anak panah yang
menghunjam hatiku.
Tahukah kalian apa yang ia katakan kepadaku?
Dia mengatakan, “Aku tidak mengenal adikmu. Coba tanyakan orang lain yang menghamilinya!”
Subhanallah!
Hal yang sama seperti yang kuucapkan kepada keluarga gadis di kampus bertahun-tahun yang lalu.
Balasan tergantung pada amal perbuatannya.
Demikianlah.
Apakah kisah ini selesai? Belum.
Aku mengalami depresi yang berat setelahnya. Kemudian setelah berlalu
beberapa tahun, aku memutuskan untuk menikah. Setelah bertunangan dan
akad nikah, kami siap untuk pesta pernikahan.
Pada pesta pernikahan, aku mendapatkan kejutan. Calon istriku mengatakan
bahwa ia pernah melakukan perbuatan zina sebelumnya. Dia berkata
kepadaku, “Tolong tutupi keburukanku, semoga Allah juga menutupi
keburukanmu.”
Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, “Sudah cukup ya Allah! Cukup! Cukup! Aku sudah menjalani cukup hukuman!”
Aku menghela nafas –mencoba menelan cobaan ini. Dan aku menghabiskan
banyak waktu dengan istriku hingga dia melahirkan seorang bayi perempuan
yang bagaikan rembulan. Kemudian ketika dia berusia 6 tahun, anakku
datang dari luar dengan menangis.
Apa yang telah terjadi?
Penjaga rumah telah memperkosanya.
Tidak ada perubahan, atau kekuatan kecuali atas kehendak Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.
Allah berfirman, “Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan
tipu daya itu, dan Alalh sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal:
30).
Saudara-saudariku tercinta...,
Jangan katakan bahwa ini sering terjadi pada orang yang tidak taat. Jangan!
Gadis dari kampus yang berzina dengannya di awal cerita memiliki seorang
saudara yang sedih ketika tahu saudarinya diziniai. Lalu Allah
memberikannya hukuman kepada saudari si pemuda, ya! Dan dia akan
mempunyai seorang suami, yang akan Allah ujia melalui istrinya.
Gadis itu juga mempunyai seorang ayah yang hatinya hancur karenanya, sehingga Allah mengujinya melalui putrinya!
Balasan tergantung dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman atas perbuatannya.
Dan untuk orang-orang yang tidak bersalah dalam kisah ini, maka ini
menjadi cobaan bagi mereka. Allah ingin mengangkat derajat mereka, dan
menghapus dosa-dosa mereka karenanya.
Saudara-saudariku, Allah cemburu untuk para wanita –yang dinodai
kehormatannya. Mahasuci Dia! Dan Dia akan membalaskan dendam untuk
mereka.
Maka, berhati-hatilah! –Kisah ini selesai sampai di sini.
Ya Allah, alangkah beratnya balasan bagi pelaku zina.
Satu saat Asy Syafi’i ditanya mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya?
Wajah Asy Syafi’i memerah, pipinya rona delima.
“Karena,” jawabnya dengan mata menyala, “Zina adalah dosa yang bala’
akibatnya mengenai semesta keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga
tikus di rumahnya dan semut di liangnya.”
Ia ditanya lagi: Dan mengapa tentang pelaksanaan hukuman itu? Allah
berfirman, “Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk
menegakkan agama!”
Asy Syafi’i terdiam… Ia menunduk, Ia menangis.
Setelah sesak sesaat, ia berkata…, “Karena zina seringkali datang dari
cinta dan cinta selalu membuat kita iba .. Dan syaitan datang untuk
membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya.”
Ia ditanya lagi, “Dan mengapa, Allah berfirman pula, “Dan hendaklah
pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.” Bukankah untuk pembunuh, si murtad, pencuri Allah tak pernah
mensyaratkan menjadikannya tontonan?
Janggut Asy-Syafi’i telah basah, bahunya terguncang-guncang.
“Agar menjadi pelajaran…”
Ia terisak…
“Agar menjadi pelajaran…”
Ia tersedu…
“Agar menjadi pelajaran…”
Ia terisak…
Lalu ia bangkit dari duduknya, matanya kembali menyala, “Karena
ketahuilah oleh kalian.. sesungguhnya zina adalah hutang. Hutang,
sungguh hutang… dan.. salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus
membayarnya!”
Ya, hindarilah segala yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang
muslim. Zina adalah hutang, hutang, hutang. Jika engkau berhutang, maka
ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota keluargamu. Barangsiapa
berzina, maka akan ada yang dizinai, meskipun di dalam rumahnya.
Camkanlah hal ini jika engkau termasuk orang yang berakal.
Semoga bermanfaat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dengan sanad shahih [*], dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :
إِنَّ فَتًى شَابًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، ائْذَنْ لِي بِالزِّنَا
“Ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kemudian ia berkata : “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina!”
فأقبل القوم عليه فزجروه و قالوا : مه مه!
“Maka para shahabat pun menghampirinya dan memperingatinya : “Diam kamu! Jangan bicara seperti itu!”
فقال : ادنه ، فدنا منه قريبا قال : فجلس ،
Kemudian Nabi berkata : “Dekatkan dia padaku”. Pemuda itupun mendekat kepada Nabi, kemudian duduk di dekat beliau.
قال : أتحبه لأمك ؟ قال : لا والله جعلني الله فداءك ، قال : و لا الناس يحبونه لأمهاتهم ،
Kemudian Nabi bertanya kepada pemuda tersebut : “Apakah engkau suka kalau ibumu berzina?”
Pemuda itu menjawab : “Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu”
Nabi pun menjawab : “Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau ibu mereka berzina”
قال : أفتحبه لابنتك ؟ قال : لا والله يا رسول الله جعلني الله فداءك ، قال : و لا الناس يحبونه لبناتهم،
Kemudian Nabi bertanya lagi : “Apakah engkau suka kalau putrimu berzina?”
Dia menjawab : “Demi Allah tidak ya Rasulullah! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu”
Nabi pun menjawab : “Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau anak perempuan mereka berzina”
قال : أفتحبه لأختك ؟ قال : لا والله جعلني الله فداءك ، قال : و لا الناس يحبونه لأخواتهم
Kemudian Nabi bertanya lagi : “Apakah engkau suka kalau saudari perempuanmu berzina?”
Dia menjawab : “Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu”
Nabi pun menjawab : “Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudari perempuan mereka berzina”
قال : أفتحبه لعمتك . قال : لا والله جعلني الله فداءك ، قال : و لا الناس يحبونه لعماتهم ،
Kemudian Nabi bertanya lagi : “Apakah engkau suka kalau saudara perempuan ayahmu berzina?”
Dia menjawab : “Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu”
Nabi pun menjawab : “Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudara perempuan ayah mereka berzina”
قال : أفتحبه لخالتك ؟ قال : لا والله جعلني الله فداءك ، قال : ولا الناس يحبونه لخالاتهم ،
Kemudian Nabi bertanya lagi : “Apakah engkau suka kalau saudara perempuan ibumu berzina?”
Dia menjawab : “Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu”
Nabi pun menjawab : “Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudara perempuan ibu mereka berzina”
قال : فوضع يده عليه و قال : اللهم اغفر ذنبه و طهرقلبه و حصن فرجه . فلم يكن بعد ذلك الفتى يلتفت إلى شيء
Kemudian Nabi meletakkan tangan beliau kepada si pemuda itu seraya mendo’akannya :
“Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya”
Setelah itupun si pemuda sama sekali tidak punya keinginan lagi untuk berzina.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lindungi kami dari perbuatan ini.
Sungguh cerita ini sangat mengerikan, menyedihkan, dan menyakitkan.
Dosa yang sangat besar disisi Allah...
Lindungi kami...
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty