Wednesday, November 7, 2012

Beliau dan Gerobak Tuanya


Entah sejak kapan saya mengenal bapak ini. Tidak sepenuhnya mengenal, namun hampir tiap saya pulang dari kampus ke rumah, di kala sore hari, pasti saya berpapasan dengan beliau. Berjualan kue rangi dengan bahan bakar kayu sebagai alatnya, merupakan kebiasaan yang mungkin di lakukan beliau, baik hari libur ataupun hari biasa. Mendorong gerobak demi secercah harapan dan sepeser uang. Umurnya entah sudah berapa, pendengaran beliau pun agak sudah menurun dibandingkan sewaktu muda dulu.  

Kemanakah anak-anak beliau? saya pun kurang tahu. tapi satu topik yang akan saya angkat adalah, "kemana rasa kepedulian kita terhadap para orang berumur yang masih bekerja".

Bekerja ketika umur yang sudah semakin merayap. Punggung yang semakin membongkok. Syaraf yang semakin kendur. Amat berat saya kira.

Mengangkat topik ini adalah hal yang sebenarnya merupakan titik critical bagi kita manusia. Ketika seorang tua yang sudah berumur masih berjualan dan bekerja keras, sekali lagi,  kemana anak-anaknya?.

Mereka telah berumur lanjut. Apa yang kita kerjakan selama ini sehingga orang tua semacam ini dan orang-orang tua lainnya bisa terbengkalai. Masih diharuskan bekerja demi sesuap nasi? Menyedihkan.

Seorang anak memiliki kewajiban untuk terus membaktikan dirinya terhadap  orang tuanya. Hingga tak terbatas. Walaupun mrk telah menuju liang lahat, namun seorang anak harus senantiasa mendoakannya demi dibebaskan dari siksa kubur.

Sebuah kisah di zaman Rasulullah, 

Sang anak bertanya kepada Rasul, “Ya Rasul..apakah saya sudah berbakti kepada orang tua saya? Saya menggendong ibu saya di pundak saya berjalan dari Madinah sampai Kota Mekah untuk melaksanakan ibadah haji”.

Seketika itu pula Rasul menangis, Kemudian Rasul menjawab dengan diiringi tangisnya yang tersedu2, “Wahai Saudaraku, engkau sungguh anak yang luar biasa, engkau benar2 anak sholeh, tapi maaf…..(sambil tetap menangis) apapun yang kamu lakukan di dunia ini untuk membahagiakan orang tuamu…. apapun usaha kerasmu untuk menyenangkan orang tuamu …. tidak akan pernah bisa membalas jasa orang tuamu yang telah membesarkanmu”
 
Sumber  : this
------------------------------------------------------xXx---------------------------------------------------- 
 
Ketika umur mendekati lanjut usia, 
Seorang tua bermandikan keringat di lapangan kerja,
sementara sang anak bermanja-manja, 
dalam lautan harta tak terhingga.

Semoga mencerahkan ya.

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty