Cukup kaget ketika beberapa teman saya yang memiliki perut gendut lalu
ke PD-an men-share sebuah situs berita yang menuliskan artikel tentang
hasil survei yang menunjukkan bahwa pria gendut lebih disukai wanita
ketimbang pria six pack. Tentu membuat saya heran benarkah wanita-wanita
yang disurvei ini para wanita yang gemar membaca atau bukan? Karena
bagi wanita yang gemar membaca utamanya artikel-artikel kesehatan
tentunya hasil survei pasti akan lain.
Dalam survei tersebut disebutkan jika “selama ini wanita selalu mengagumi pria-pria dengan tubuh atletis, berperut six pack. Namun dalam kehidupan nyata, pria dengan perut six pack tersebut tak menjadi pilihan mereka. Riset terbaru mengungkapkan 74% wanita lebih memilih pria berperut buncit untuk menjadi pasangan mereka.”
Dari penelitian itu diketahui kenapa 74% wanita pada akhirnya menikah atau berpacaran dengan pria berperut berisi bukan six pack. Alasannya adalah karena wanita menjadi tidak percaya diri dengan tubuh mereka saat berhadapan dengan pria bertubuh sempurna.
Alasan diatas menurut saya tidak cukup dijadikan alasan hingga akhirnya wanita boleh membiarkan perut pasangannya tetap buncit. Karena jika mereka tahu bahwa perut buncit itu menyimpan banyak faktor resiko penyakit pastinya beberapa wanita akan berpikir ulang untuk membiarkan pria mereka menjadi buncit. Selain itu survey semacam itu menurut saya hanya makin membuat beberapa pria makin malas dan enggan berolahraga untuk menguruskan perut mereka karena toh bagi mereka ternyata pria buncit lebih disenangi wanita kok.
Pendapat keliru tersebut tentunya semakin hari jika tidak dikoreksi dapat makin meningkatkan jumlah pria gendut. Padahal ada bahaya besar yang tersembunyi dari keadaan tubuh dengan kondisi menumpuknya lemak di perut mereka. Dalam dunia kedokteran sendiri kami cukup concern untuk membasmi perut buncit karena berbagai masalah penyakit yang ditimbulkannya.
Perut buncit atau dalam dunia medis sering disebut dengan obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak di perut. Dalam kondisi ini, jumlah lemak yang disimpan di perut melebihi proporsi total lemak tubuh yang seharusnya. Perut buncit dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar. Hal ini meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mendapatkan serangan jantung dan penyakit lain seperti diabetes tipe 2, stroke dan obstruktif sleep apnea (ngorok).
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul digunakan dalam penilaian obesitas sentral. Jika ukuran pinggang pria lebih dari 94 cm dan wanita lebih dari 80 cm maka hal itu menunjukkan bahwa anda telah mengalami apa yang disebut dengan obesitas sentral. Alarm ini harusnya segera disadari sehingga anda berupaya untuk mengembalikan lingkar perut anda pada kondisi normal supaya terhindar dari berbagai penyakit.
Berikut ini lebih jelas beberapa penjelasan ilmiah yang memaparkan betapa seriusnya penyakit yang ditimbulkan akibat perut buncit. Berbagai studi ilmiah telah menunjukkan bahwa penumpukan lemak berlebih di dalam perut sangat terkait dengan diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. lalu bagaimana mekanisme sehingga kondisi ini menjadi berbahaya bagi penderitanya.
1. Lemak visceral (sentral) terletak dekat usus dan hati. Penelitian menemukan bahwa lemak visceral memiliki hubungan langsung pada peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Tingginya angka HDL dan rendahnya tingkat HDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam pembuluh darah termasuk pembuluh darah koroner yang membawa darah ke otot-otot jantung atau disebut arterosklerosis. Penyempitan arteri koroner akibat aterosklerosis dapat mengarah pada infark miokard (serangan jantung) yang merupakan komplikasi yang paling serius dari adipositas sentral. Dan banyak pasien meninggal dan tak tertolong akibat kondisi ini.
2. Obesitas Central berhubungan dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kombinasi mematikan dari obesitas perut, yaitu tekanan darah tinggi, resistensi insulin dan kolesterol diatas level normal. Secara umum seseorang yang memiliki sindrom metabolik dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung. Selain itu, orang dengan kondisi ini memiliki lima kali lebih banyak risiko mengalami penyakit diabetes mellitus.
3. Obesitas Central terkait dengan asma dan sesak nafas. Lemak perut dikaitkan dengan asma dan masalah pernapasan lainnya. Sebuah studi (universitas di norwegia) menemukan bahwa orang dengan obesitas sentral 1,8 kali lebih mungkin untuk terserang asma dibandingkan orang dengan berat badan yang normal. Sindrom Obesitas hipoventilasi adalah kondisi pada orang buncit/kegemukan di mana pernapasan yang buruk akan menurunkan kadar oksigen dalam darah mereka. Lemak perut berlebihan mengganggu hasil mekanisme pernapasan. Rendahnya tingkat oksigen di otak dan organ vital lainnya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius termasuk gagal jantung
4. Selain itu kegemukan juga menyebabkan seseorang menjadi tidur mengorok (Obstructive sleep apnea) jangan pernah anggap sepele mengorok tersebut karena kondisi ini ternyata juga berperan dalam penyebab penting dari tekanan darah tinggi, kelelahan dan depresi. Dan berbagai penyakit terkait pernafasan yang lainnya.
Nah dari penjelasan diatas, kira-kira bagi wanita yang gemar membaca masihkah akan memilih pria gendut sebagai pasangannya? atau setidaknya jika saat ini suami anda buncit, yuk dorong mereka agar mau diet dan gemar olahraga untuk menurunkan berat badan mereka. Setidaknya hal ini dapt menurunkan resiko berbagai penyakit dan sebaliknya pria-wanita yang sehat dengan bobot tubuh normal akan memiliki kehidupan rumah tangga termasuk seksual yang lebih baik ketimbang yang tidak memperhatikan kesehatan tubuh mereka.
Share dengan ikhlas, dengan menyebarkan pengetahuan ini barangkali anda turut menyelamatkan seseorang dari bahaya penyakit.
Semangat diet,
dr. Wahyu Triasmara (Dokter Sahabat Anda)
Dalam survei tersebut disebutkan jika “selama ini wanita selalu mengagumi pria-pria dengan tubuh atletis, berperut six pack. Namun dalam kehidupan nyata, pria dengan perut six pack tersebut tak menjadi pilihan mereka. Riset terbaru mengungkapkan 74% wanita lebih memilih pria berperut buncit untuk menjadi pasangan mereka.”
Dari penelitian itu diketahui kenapa 74% wanita pada akhirnya menikah atau berpacaran dengan pria berperut berisi bukan six pack. Alasannya adalah karena wanita menjadi tidak percaya diri dengan tubuh mereka saat berhadapan dengan pria bertubuh sempurna.
Alasan diatas menurut saya tidak cukup dijadikan alasan hingga akhirnya wanita boleh membiarkan perut pasangannya tetap buncit. Karena jika mereka tahu bahwa perut buncit itu menyimpan banyak faktor resiko penyakit pastinya beberapa wanita akan berpikir ulang untuk membiarkan pria mereka menjadi buncit. Selain itu survey semacam itu menurut saya hanya makin membuat beberapa pria makin malas dan enggan berolahraga untuk menguruskan perut mereka karena toh bagi mereka ternyata pria buncit lebih disenangi wanita kok.
Pendapat keliru tersebut tentunya semakin hari jika tidak dikoreksi dapat makin meningkatkan jumlah pria gendut. Padahal ada bahaya besar yang tersembunyi dari keadaan tubuh dengan kondisi menumpuknya lemak di perut mereka. Dalam dunia kedokteran sendiri kami cukup concern untuk membasmi perut buncit karena berbagai masalah penyakit yang ditimbulkannya.
Perut buncit atau dalam dunia medis sering disebut dengan obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak di perut. Dalam kondisi ini, jumlah lemak yang disimpan di perut melebihi proporsi total lemak tubuh yang seharusnya. Perut buncit dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar. Hal ini meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mendapatkan serangan jantung dan penyakit lain seperti diabetes tipe 2, stroke dan obstruktif sleep apnea (ngorok).
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul digunakan dalam penilaian obesitas sentral. Jika ukuran pinggang pria lebih dari 94 cm dan wanita lebih dari 80 cm maka hal itu menunjukkan bahwa anda telah mengalami apa yang disebut dengan obesitas sentral. Alarm ini harusnya segera disadari sehingga anda berupaya untuk mengembalikan lingkar perut anda pada kondisi normal supaya terhindar dari berbagai penyakit.
Berikut ini lebih jelas beberapa penjelasan ilmiah yang memaparkan betapa seriusnya penyakit yang ditimbulkan akibat perut buncit. Berbagai studi ilmiah telah menunjukkan bahwa penumpukan lemak berlebih di dalam perut sangat terkait dengan diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. lalu bagaimana mekanisme sehingga kondisi ini menjadi berbahaya bagi penderitanya.
1. Lemak visceral (sentral) terletak dekat usus dan hati. Penelitian menemukan bahwa lemak visceral memiliki hubungan langsung pada peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Tingginya angka HDL dan rendahnya tingkat HDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam pembuluh darah termasuk pembuluh darah koroner yang membawa darah ke otot-otot jantung atau disebut arterosklerosis. Penyempitan arteri koroner akibat aterosklerosis dapat mengarah pada infark miokard (serangan jantung) yang merupakan komplikasi yang paling serius dari adipositas sentral. Dan banyak pasien meninggal dan tak tertolong akibat kondisi ini.
2. Obesitas Central berhubungan dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kombinasi mematikan dari obesitas perut, yaitu tekanan darah tinggi, resistensi insulin dan kolesterol diatas level normal. Secara umum seseorang yang memiliki sindrom metabolik dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung. Selain itu, orang dengan kondisi ini memiliki lima kali lebih banyak risiko mengalami penyakit diabetes mellitus.
3. Obesitas Central terkait dengan asma dan sesak nafas. Lemak perut dikaitkan dengan asma dan masalah pernapasan lainnya. Sebuah studi (universitas di norwegia) menemukan bahwa orang dengan obesitas sentral 1,8 kali lebih mungkin untuk terserang asma dibandingkan orang dengan berat badan yang normal. Sindrom Obesitas hipoventilasi adalah kondisi pada orang buncit/kegemukan di mana pernapasan yang buruk akan menurunkan kadar oksigen dalam darah mereka. Lemak perut berlebihan mengganggu hasil mekanisme pernapasan. Rendahnya tingkat oksigen di otak dan organ vital lainnya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius termasuk gagal jantung
4. Selain itu kegemukan juga menyebabkan seseorang menjadi tidur mengorok (Obstructive sleep apnea) jangan pernah anggap sepele mengorok tersebut karena kondisi ini ternyata juga berperan dalam penyebab penting dari tekanan darah tinggi, kelelahan dan depresi. Dan berbagai penyakit terkait pernafasan yang lainnya.
Nah dari penjelasan diatas, kira-kira bagi wanita yang gemar membaca masihkah akan memilih pria gendut sebagai pasangannya? atau setidaknya jika saat ini suami anda buncit, yuk dorong mereka agar mau diet dan gemar olahraga untuk menurunkan berat badan mereka. Setidaknya hal ini dapt menurunkan resiko berbagai penyakit dan sebaliknya pria-wanita yang sehat dengan bobot tubuh normal akan memiliki kehidupan rumah tangga termasuk seksual yang lebih baik ketimbang yang tidak memperhatikan kesehatan tubuh mereka.
Share dengan ikhlas, dengan menyebarkan pengetahuan ini barangkali anda turut menyelamatkan seseorang dari bahaya penyakit.
Semangat diet,
dr. Wahyu Triasmara (Dokter Sahabat Anda)
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty