Tuesday, September 2, 2014

Rumus Truk Sampah

Suatu kali aku menaiki taksi menuju bandara.
Sopirnya mengemudi dengan sangat sopan dan mematuhi aturan lalu lintas. Ia berjalan pada posisi yang benar.
Namun tiba-tiba sebuah mobil menyerobot ke depan kami dari arah tempat parkir dengan cara sangat mengejutkan.
Dengan reflek sopir taksi menekan rem sekencang-kencangnya. Taksi berhenti mendadak dan slip. Untung saja taksi itu berhenti ketika sedikit lagi akan bertabrakan dengan mobil yang datang tiba-tiba itu.
Sopir mobil tersebut memutar kepalanya ke arah kami. Sambil berlalu ia berteriak mengeluarkan caci maki dan sumpah serapah, seperti biasanya yang dilakukan sebagian orang Mesir.
Akan tetapi, anehnya sopir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Beda kali ini, tidak seperti biasanya.
Aku jadi heran sekali atas sikapnya. Lalu aku bertanya: Kenapa anda melakukan itu? Bukan kah orang itu hampir saja mengirim kita ke rumah sakit dengan keugal-ugalannya?
Di sini lah sopir taksi itu mengajariku suatu pelajaran yang sangat berharga. Hingga aku namai apa yang ia ajarkan itu dengan: "Rumus Truk Sampah".
Dia berkata: "Kebanyakan manusia seperti truk sampah. Ia berkeliling ke seluruh sudut kota dengan membawa tumpukan sampah. Sampah keterbelakangan, frustasi, kebodohan, kemarahan, kekecewaan, kegerahan dan kebosanan.
Ketika seluruh sampah itu sudah terakumulasi di dalam diri mereka, mereka butuh untuk mengeluarkannya pada suatu tempat. Boleh jadi pada saat tertentu, terjadi penumpahannya terhadap dirimu".
Pelajaran:
Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati. Barangkali kamu lewat bertepan di saat penumpahan sampah-sampah itu. Senyum sajalah, lalu lambaikan tangan. Do'akan mereka supaya baik-baik saja. Selanjutnya berlalulah dengan hati damai.
Hati-hati, jangan sampai kamu mengantongi sampah-sampah itu, yang nantinya mesti pula kamu tumpahkan kepada orang lain. Baik itu di tempat kerjamu, di rumah atau juga di jalan.
Rumus ini berlaku bukan hanya di jalan, tapi di mana saja kita berinteraksi dengan orang lain. Semua orang mengalami tumpukan sampah di dalam dirinya, kecuali orang yang dirahmati Allah. Orang yang selalu membersihkan jiwanya dengan zikir dan istighfar.

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty