Monday, May 19, 2014

Sebuah cerita tentang Phobia Sosial dan Bullying

Hari ini ada artikel yang sangat menarik di kaskus :
phobia Sosial

nb : Phobia atau fobia sih? -_-. Lebih menarik phobia mungkin karena referensi ke film thailand yang horror itu. haha..

Di artikel tersebut, terdapat perbedaan antara phobia sosial dan Introvert

Introvert :
Introvert adalah orang yang berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga orang-orang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas. Sumber energi mental mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’ energi mental mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri. Banyak pemikir, seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka.

Phobia sosial :
Fobia Sosial merupakan suatu bentuk ketakutan yang tidak masuk akal akan penghinaan public atau malu. Orang dengan Fobia Sosial mungkin menghindari melakukan kegiatan di masyarakat misalnya berbicara didepan public. Mereka merasa takut bila orang yang tidak mereka kenal itu menghakimi mereka dan menyebabkan kecemasan. Paling umum Fobia Sosial berkembang antara awal masa remaja sampai usia 25 tahun.

Membaca artikel tersebut, gw sadar dua hal : Gw mungkin termasuk ke dalam 2 kategori tersebut. Satu lagi adalah, gw membuka luka lama yang menjadi trauma gw hingga sekarang. Artikel tersebut membuka pandangan gw bahwa selama ini gw termasuk ke dalam phobia sosial.

Mungkin phobia sosial yang gw alami disebabkan ketakutan yang gw alami semasa SMP dan SMA :
BULLYING

Tahun-tahun yang membuat gw muak. Ada yang bilang bahwa hal yang baik mudah dilupakan dan hal yang buruk akan menjadi kenangan selamanya. Dan itu benar.

Ciri-ciri phobia sosial :
1. Kecenderungan untuk menyendiri.2. Tidak suka untuk membuat kontak mata.3. Selalu terlihat gelisah.4. Tidak mampu tampil dengan baik di muka umum.5. Merasa diperhatikan oleh banyak orang.6. Penurunan nilai di sekolah

Untuk ciri nomor enam itu relatif ah. Malah justru nilai gw membaik karena hal yang gw lakukan justru menghabiskan waktu untuk hal yang positif. Sedihnya adalah, 5 ciri sebelumnya tepat sasaran.
Kecendrungan untuk menghindari orang lain karena ketakutan akan bullying terjadi kembali selalu menghantui gw setiap menjalin suatu hubungan relasi.
 
IA!! I love you >,<
 
Ketika menjalin hubungan dengan orang lain, yang sering gw lakukan adalah membohongi diri gw.
As expected, human full of lies and deception.
Menyajikan senyum palsu.
Tawa yang penuh rasa hambar.
Dan pertanyaan "Mengapa gw lakukan hal ini?"

Menakutkan.

Refleksi diri yang dilakukan terhadap pribadi gw, dan pertanyaan yang senantiasa menghantui gw adalah :
Untuk apa gw hidup sebenarnya?

Lalu bagaimana untuk mengatasinya? Ya, bagaimana cara mengatasi bullying?
Orang sering berkata kepada korban bullying untuk melawan balik, Tapi gw rasa pendapat itu dikatakan tanpa ada dasar pemikiran di dalamnya. Orang yang menjadi korban bullying bukan tidak mau melawan, mereka takut melawan. Takut.

Ketika para pelaku bullying menghentikan bully nya karena lo melawan; lo sadar satu hal, cuma kepalsuan yang tampak atas itu. Membuat lo muak atas senyum-senyum palsu.
Namun di satu sisi, kalau bullying itu masih terjadi, lo bakal memilih untuk tetap sendiri.
Kontradiktif, isn't it?

Akhirnya hal yang bisa lo lakukan adalah lari. Lari dari kenyataan dan menjauhkan diri dari komunitas yang masyarakat sebut "Teman".

Gw rasa manusia nggak butuh apa yang disebut sebagai "Teman". Itu cuma ungkapan untuk membuat diri mereka tenang bahwa mereka termasuk dalam bagian dari masyarakat bernama komunitas. Karena itu menyediri gw rasa bukan kesalahan, tapi banyak masyarakat yang menganggap itu salah.

Hanya karena masyarakat menganggap nya benar, tidak lantas gw bakal mengiyakan pendapat masyarakat tersebut. Gw berpegang pada logika dan pemikiran gw. Ya ini mungkin karena efek bullying yang gw terima dulu.

Karena itu gw harus tekankan;
Nggak ada yang bisa menolong lo dari bullying.
Nggak ada petolongan yang datang kepada lo bullying.
Yang bisa menolong lo cuma diri lo sendiri.
Stop bergantung pada orang lain.

Tapi,
Sendiri itu bukan masalah yang besar.
Ketika lo sendiri, lo bakal eksplore banyak hal baru yang tidak akan lo duga sebelumnya.
Lo bebas.
Lo bertemu tantangan hidup lebih dini. Dan itu akan membentuk pribadi lo menjadi lebih kuat di tahun-tahun mendatang karena bullying itu membuat hati lo mati.

-----------------------------------------------------xXx--------------------------------------------------

Tulisan ini berasal dari pengalaman gw, dan gw yakin kalian yang mengalami phobia sosial mungkin karena terjebak dalam hal bullying tersebut. Ini mungkin cerita gw yang pahit.
Kalian yang membaca artikel ini, ketahuilan,
Walau kehidupan lo terasa pahit di saat bullying itu terjadi.
Walau lo selalu terpikir untuk mengakhiri hidup lo.
Selalu banyak pilihan yang bisa lo ambil.

1 comment:

  1. Artikel yang sangat bagus
    Sangat mewakili mereka mereka yg bernasib sama termasuk saya sendiri
    :)

    ReplyDelete

Your Comment is Our Order, Your Majesty