Tuesday, August 20, 2013
Kehidupan Palsu
Nice Quote dari cendekiawan islam turki, Harun Yahya. Namun yang ingin gw angkat disini adalah mengenai hubungan antara masyarakat dan hidup pribadi lo.
Sebenarnya mengapa manusia harus mengikuti kemauan dari masyarakat sekitanya?
semisal sebuah paksaan seperti PR yang diberikan seorang guru kepada muridnya dan tugas kantor yang diberikan bos kepada pegawainya.
Jawaban paling simple yang sering diberikan, seakan itu adalah sebuah kebaikan adalah = "hal itu demi kebaikan mu sendiri ke depannya". Menarik bukan? dengan sebuah jawaban seperti itu, potensi beberapa manusia akan terikat penuh. Mereka yang menginginkan kebebasan berekspresi akhirnya mengendap dalam lubang kehidupan yang gelap dan mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Lucu.
"Hal yang paling menarik bagi gw adalah, mengamati kelakuan manusia dan menertawakannya"
Kejadian2 seperti itulah yang membuat gw sering bertanya, apa arti kehidupan gw sebenarnya. kalau manusia harus mengikuti keinginan orang di sekitarnya, lalu kehidupan macam apa itu?
Kehidupan itu apa?
Hah, gw rasa sebagian besar manusia pun nggak tahu. bahkan mungkin mereka masih mempertanyakan arti kehidupan mrk sebenarnya.
Bukankah kalo sudah tidak memiliki niat hidup, maka jalan terbaik adalah menghadapnya?
lalu bagaimana cara nya?
Wakaranai, wakaranakatta..I dont understand at all. lebih nggak mengerti kenapa manusia bisa tertawa. Mungkin mereka telah menemukan makna kehidupan mereka kah? jadi mengikuti keinginan lingkungan sekitarnya adalah pilihan mereka untuk menemukan makna kehidupan?
Gw menyerah.
Seandainya bunuh diri diperbolehkan dalam agama, mungkin orang akan melakukannya, dan mungkin pula gw akan melakukannya. Ada beberapa orang yang menginginkan hidup di luar sana. lalu bisakah menukar nyawa dengan mereka?
Gw rasa, jika kehidupan cuma paksaan, mungkin mati itu hal yang terbaik.
"Always and always, i think about death in some way, but cannot do it because of some belief"
Labels:
catatan singkat,
kehidupan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty