KISAH WAFATNYA PENCINTA AL QUR'AN DAN PENCINTA MUSIK
Simak kisah berikut, dan ambillah pelajaran dari nya.
Salah seorang pekerja pemantau lalu lintas bercerita :
“Tiba – tiba kami mendengar suara tabrakan yang kuat, ternyata sebuah
mobil yang menabrak mobil yang lain nya. Ini merupakan sebuah kecelakaan
yang sulit untuk digambarkan, karena ada dua orang dalam keadaan sangat
parah. Kemudian kami mengeluarkan dan membaringkan mereka ditepi jalan.
Lalu kami berusaha mengeluarkan pemilik mobil yang satunya, tetapi kami
menemukan nya telah meninggal dunia.
Kemudian kami kembali
kepada kedua orang tadi, dan ternyata kami menemukan mereka dalam
keadaan sekarat, maka dengan segera teman ku men-talqin-kan kepadanya
kalimat Syahadat. Tetapi lidah kedua orang tersebut justru malah
melantunkan nyanyian. Keadaan ini semakin membuat ku merinding, tetapi
temanku berlaku sebaliknya, ia terus men-talqin-kan kalimat syahadat
kepada mereka berdua karena ia mengetahui bagaimana seharusnya bersikap
terhadap keadaan yang demikian. Namun demikian, usaha teman ku itu
sia-sia, mereka berdua terus melantunkan nyanyian-nyanyian, dan semakin
lama suara lantunan mereka semakin melemah. Kemudian orang yang pertama
diam lalu di ikuti dengan orang yang kedua hingga akhirnya mereka pun
menghembuskan nafas nya yang terakhir.
Lantas ia (taman ku) berkata : “Aku belum pernah menyaksikan kejadian yang seperti ini dalam hidupku.”
“Kemudian kami membawa mereka berdua dengan mobil. Teman ku berkata :
“Sesungguhnya manusia itu mengakhiri hidupnya dengan kebaikan atau
keburukan tergantung dengan keadaan lahir dan batin nya.”
Maka
aku pun takut dengan kematian, aku banyak mengambil pelajaran dari
kejadian tersebut dan melakukan shalat pada hari itu dengan khusyu’.
Berselang beberapa waktu, terjadi lagi sebuah kecelakaan yang sangat
mengherankan pula yang menimpa seseorang yang mengendarai mobil dengan
kecepatan yang biasa.
Pada waktu itu, mobilnya sedang dalam
keadaan rusak karena terperosok pada sebuah terowongan yang menuju
kearah kota. Ia pun turun dari mobilnya untuk memperbaiki kerusakan pada
salah satu ban, kemudian secara tiba-tiba datang sebuah mobil yang
melaju dengan kencang, dan menabraknya dari belakang lalu ia terjatuh
dengan luka yang cukup parah. Kemudian kami membawanya dengan mobil lalu
menghubungi rumah sakit.
Ia adalah seorang pemuda yang masih
berusia beliau. Seorang yang berpegang teguh dengan agamanya yang dapat
terlihat jelas dari penampilan nya dan ketika kami membawanya kami
mendengar bergumam, tetapi kami tidak bisa mengerti apa yang sedang ia
katakan. Namun ketika kami meletakkan nya didalam mobil dan berjalan
(menuju rumah sakit), maka barulah kami dapat mendengar nya dengan
jelas. Ternyata ia sedang melantunkan Al-Qur’an dengan suara lemah.
Subhanallah.
Dia terlihat melakukan hal tersebut ketika dalam
keadaan kritis. Ia terus melantunkan al-Quran dengan suara yang indah
dan tiba-tiba ia terdiam. Kemudian aku menoleh ke belakang dan ternyata
dia sedang mengangkat jari telunjuknya sambil bersyahadat kemudian
kepalanya tertunduk. Aku pun meloncat ke belakang, aku sentuh tangan
nya, dadanya, nafasnya, tidak ada reaksi apa-apa, ternyata ia telah
meninggal dunia.
Aku pun menatapnya dan meneteskan air mataku.
Lalu aku memberitahukan teman ku bahwa ia telah meninggal dunia, maka
teman ku pun menangis. Aku pun masih menangis terisak dan suasana
didalam mobil menjadi sangat mengharukan sekali, hingga kami tiba
dirumah sakit.
Kemudian kami memberitahukan kejadian nya kepada
setiap orang yang kami temui. Banyak diantara mereka yang terharu dan
ikut meneteskan air mata. Diantara mereka, ada yang setelah mendengar
kisah pemuda tersebut, lalu pergi menghampirinya lalu mencium kening
pemuda tersebut. Semua nya bersikeras untuk tetap duduk disana untuk
menshalatkan nya. Salah seorang petugas menghubungi rumah pemuda ini dan
pada saat itu, orang yang menerima telepon adalah saudara kandungnya.
Kemudian ia berkata tentang saudara nya itu : “Dia pergi setiap hari
Senin untuk mengunjungi neneknya yang tinggal sendirian didesa dan dia
selalu mencari para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin
(untuk bersedekah). Orang-orang didesa tersebut sangat mengenalnya dan
ia juga selalu membaca buku-buku dan kaset-kaset, sedangkan mobilnya
penuh dengan beras dan gula untuk dibagikan kepada orang-orang yang
membutuhkan hingga permen untuk anak-anak pun tidak dia lupakan.
Dia selalu menjawab jika ditanya tentang jauhnya jarak perjalanan yang
dia tempuh “Sesungguhnya aku selalu mengambil manfaat dari jauhnya
perjalanan dengan menghafal al-Quran dan mengulangnya, dan juga dengan
kaset-kaset yang bermanfaat, sesungguhnya aku selalu memohon ganjaran
pahala atas setiap langkah yang aku ayunkan.”
Salah seorang
yang hadir disana berkata : “Dulu aku sering merasa bahwa diriku selalu
terombang ambing tanpa arah di dalam kehidupan ini. Aku selalu
dihempaskan oleh kebingungan dari segala arah karena waktu ku banyak
yang kosong dan pengetahuan ku yang sedikit dan aku pada waktu itu
sangat jauh sekali dari Allah.
Ketika kami menshalatkan pemuda
tersebut, lalu kami menghadiri penguburan nya dan setelah pemuda itu
memulai menjalani hari pertamanya diakhirat, maka aku seolah-olah mulai
menjalani hari pertamaku didunia ini. Aku benar-benar telah bertaubat
kepada Allah Yang Maha Esa.”
[Hikayat Min Suu' Al-Khatimah hal
37-38. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 181-184. Hamdan
Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Alangkah indahnya akhir kehidupan para ahli Qur’an, para penghafal al-Quran.
Dan alangkah buruknya akhir kehidupan para ahli nyanyian.
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan ahli al-Quran. Aamiin
Sumber: Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty