Monday, January 4, 2016

Pembaca Al Quran yang Dilaknat Allah swt

Di satu malam, Imam Ali bin abu thalib as
berjalan bersama sahabatnya, Kumayl bin ziyad.
Di sebuah lorong, Kumayl mendengar seseorang
yang sedang membaca Alquran. Bacaannya
sangat bagus dengan suara yang merdu,
sehingga yang mendengarnya terasa sesak
dadanya. Kumayl kemudian berkata kepada Imam
Ali as, "Sungguh bagus bacaan orang itu.
Sungguh aku ingin menjadi rambut dan badan
pembaca itu. Tentu menyenangkan.."
Imam Ali as berkata, "Wahai Kumayl, tidak perlu
engkau berbicara begitu. Karena rahasia Tuhan
akan ditampakkan padamu.."
Waktu berlalu, dan sampailah pada peristiwa
besar di masa kekhalifahan Imam Ali as.
Pasukannya memberontak dan dikenal dengan
nama perang Nahrawan. Imam Ali as berhasil
mempertahankan kota dan ia memandang ke
penjuru dimana mayat2 bergelimpangan.
Ia menuju ke salah satu mayat dan memanggil
Kumayl bin Ziyad. "Wahai Kumayl, kenalkah
engkau dengan orang ini ?" Kumayl menggeleng.
Imam Ali as berkata, "Ini adalah orang yg sama
yang membaca Alquran dengan suara merdu
dimana kau ingin menjadi rambut dan badannya.
Apakah sudah ditampakkan rahasia Tuhan
kepadamu ?"
Dalam riwayat2 hadis banyak ditemukan perkatan
Nabi bahwa ada zaman dimana banyak manusia
yang membaca Alquran sedangkan Alquran itu
sendiri melaknat perbuatannya. Bacaan itu
bahkan tidak sampai dikerongkongannya.
Ia menjadi sombong dan zolim karena merasa
paling beragama. Pandangannya dibutakan dan
hatinya mengeras. Ia sibuk dengan ritual2 tanpa
sedikitpun mengisi akal dan hatinya dengan
spiritual. Yang mengenaskan, ia bahkan menjual
ayat2 itu dengan bahasa sedekah, bahasa
keimanan dan banyak bahasa lainnya. Tujuannya
apa ? Keuntungan duniawi bagi dirinya.
Banyak dari kita yang lupa, kalau masalah
keimanan, iblis lah jagonya. Ibadahnya ratusan
tahun lamanya. Pakaiannya tauhid, tapi Tuhan
tahu bahwa ia tidak bisa melepaskan
kesombongannya.
Terkadang saya merasa bahwa secangkir kopi
jauh lebih jujur dari seorang manusia. Ia pahit
dan tidak menyembunyikan kepahitannya. Ia
hitam dan tidak menyembunyikan warnanya. Tapi
dari semua yang tampak sebagai kekurangan
dimata sebagian orang, disitulah sebenarnya
kelebihannya.
Sudah lama saya meninggalkan mengikuti
pemikiran manusia berdasarkan baju agamanya,
karena lebih mulya belajar dari manusia yang
mampu mengedepankan ahlaknya.

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty