Kesaksian Ahmad Fathanah pada persidangan kasus dugaan suap daging sapi impor mengejutkan sejumlah pihak. Dalam persidangan yang disiarkan secara live oleh Metro TV dan TV One itu, Fathanah mengaku uang Rp. 1 miliar itu bukan untuk Luhtfi Hasan Ishaq.
Dia mengatakan, rencana pemberian uang itu hanya sebagai bentuk wacana yang dia bicarakan sebelumnya bersama Dirut PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. “Tapi bukan untuk Ustadz Luthfi, karena dengan Ibu Elizabeth hanya berwacana saja seperti itu,” pungkasnya.
Selain itu, di akhir persidangan Fathanah juga minta maaf kepada PKS karena telah mengaitkan partai Islam terbesar di Indonesia itu dengan kasus yang tengah menjeratnya saat ini.
“Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada PKS. karena telah membawa-bawa nama PKS dalam kasus saya ini,” ujar Fathanah sambil menunduk saat berjalan keluar ruang sidang saat ditanya sejumlah wartawan yang telah menantinya.
Dalam kesempatan itu pula, Fathanah menegaskan bahwa dirinya bukanlah kader PKS. “Saya tekankan bahwa saya bukan kader PKS dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan PKS,” tuturnya.
Sayangnya, tayangan persidangan yang membuat banyak orang penasaran ini tiba-tiba dihentikan oleh dua stasiun televisi berita itu. Entahlah. Tapi mungkin saja karena pernyataan Fathanah tak sesuai harapan mereka. Sebab kesaksian Fathanah itu tak sejalan dengan opini yang selama ini mereka giring, tak seirama dengan KPK-tainment yang selalu mereka blow up setiap hari tanpa bosan sampai-sampai informasi mengenai korban longsor Freeport terabaikan.
Ah, saya sendiri penasaran sekali dengan kelanjutan cerita yang bak drama sinetron ini. Syukurnya Setia Lesmana yang menyatakan diri hadir dalam persidangan itu menuturkan sambungan kesaksian yang terputus di stasiun milik Abu Rizal Bakrie dan Surya Paloh itu melalui jejaring sosial burung biru, Twitter. Dalam kultwit yang yang bertandapagar #kesaksian itu, ia menuliskan banyak kesaksian Fathanah yang jauh dari opini yang selama ini dikembangkan oleh media. Berikut cuplikan twit @setialesmana.
AF: “Pak LHI mengatakan bahwa beliau tdk punya data soal daging dan tdk punya kapasitas utk pengaruhi kuota impor” #Kesaksian
AF:”Semua itu inisiatif saya sendiri.
Saya perkenalkan maria dgn LHI. Saya desak LHI terus menerus agar
fasilitas ketemu Mentan” #Kesaksian
AF: “saya yg mengatur pertemuan di Medan dgn mendesak terus LHI. Saya bersama Eldan dan maria berangkat ke medan”. #Kesaksian
AF: “Soal dana dari Indoguna utk PKS,
itu hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS
(dananya)”. #Kesaksian
AF: “Setiap saya sodorkan dana dari
Indoguna, LHI selalu mengacuhkannya hingga akhirnya uang itu saya bawa
dan gunakan sendiri”. #Kesaksian
AF: “saya mengaku pengusaha, saya adalah makelar yg menghubungkan dgn siapa saja (bisnis jasa)”. #Kesaksian
AF: “Motivasi saya murni memperoleh keuntungan. Dan itu saya konsumsi pribadi dan ada juga yg disumbangkan”. #Kesaksian
AF: “saya pernah memperoleh keuntungan sbg makelar hingga Rp 3 milyar. Banyak pihak kok yg saya sumbang”. #Kesaksian
AF:”pengajuan Indoguna impor sebesar 500 ton daging ditolak oleh Mentan dgn alasan kuota sdh habis”. #Kesaksian
AF: “kata Dirjen Iwan Sukur, apapun yg
terjadi penambahan kuota impor sdh tdk memungkinkan lagi. Itu sesuai
aturannya”. #Kesaksin
AF:”Eldan mencoba peluang utk ijin kuota utk 2013. Itu yg kami coba cari celah. Mentan tetap nolak”. #Kesaksian
AF:”saya pernah telpon Elda, ini yg dibulatin apa? Dijawab itu adl importir yg tdk punya infrastruktur dll”. #Kesaksian
AF:”waktu saya bicara dgn LHI saya tdak lihat ada orang Mentan atau kementerian yg datang”. #Kesaksian
AF: saya minta dana ke Bu Elizabeth secara pribadi. Saya dorong utk seminar uji publik penambahan kuota impor”. #Kesaksian
AF:”seminar ini utk mengetahui kemungkinan penambahan kuota impor melibatkan importir, peternak, dll”. #Kesaksian
AF: kt Bu Elizabeth ada dana
kemanusiaan (di PT Indoguna). Bu Elizabeth kasih sy Rp 1 M utk seminar
dan sisanya utk pribadi sy” #Kesaksian
AF:”apakah saya mau kasih ke PKS itu
tergantung saya, bukan permintaan siapapun (di PKS). Itu semua saya yg
tentukan”. #Kesaksian
AF: soal data kuota impor yg saya bahas dgn Elda, itu tdk ada sama sekali kaitannya dgn Mentan Suswono”. #Kesaksian
AF: “setelah terima dana Rp 1 M dari
Elizabeth sy memang telpon LHI, bisa ketemu ngga nanti malam? Hanya itu
kata2 dr saya”. #Kesaksian
AF: “LHI bilang lagi sibuk rapat dan kegiatan2 lainnya”. #Kesaksian
AF:”Maharani sepakat datang ke hotel dan bicara ke saya perlu ini itu, ya udah saya kasih Rp 10 jt ke dia”. #Kesaksian
AF:”Maharani sepakat datang ke hotel dan bicara ke saya perlu ini itu, ya udah saya kasih Rp 10 jt ke dia”. #Kesaksian
AF:”Soal komitmen Rp 40 M itu, LHI selalu nanggapinya dgn becanda saja”. #Kesaksian
AF:”Saya nggak yakin kalau LHI itu mau
bicarakan soal itu. Mnrt sy LHI itu nggak yakin soal komitmen fee itu.
LHI suka becanda”. #Kesaksian
AF: “saya ini makelar aja, calo apa aja”. #Kesaksian
AF:”sbg Calo saya yg menginisiatifkan (create) utk permintaan tambahan kuota impor antara PT Indoguna dgn LHI”. #Kesaksian
AF:”saya jd calo utk banyak proyek spt pertambangan, dan lain-lain”. #Kesaksian
AF:”saya tdk terlalu sering ke Kementan. Saya ke kementan utk urusan proyek dgn posisi sbg makelar”. #Kesaksian
AF:”pihak2 berwenang di Kementan
selalu sarankan utk ikuti prosedur lelang. Dan proyek yg kami menangkan
sesuai prosedur”. #Kesaksian
AF:”saya tegaskan bahwa saya bukan kader. Namun memang saya bersahabat dgn LHI. Jadi hubungan saya ke PKS hanya itu”. #Kesaksian
Ah, semakin menarik saja kisah ini. Saya yakin masih banyak yang ragu
dengan kesaksian Fathanah ini. Itu sah-sah saja. Namun, untuk memastikan
kebenarannya, kita nantikan saja lanjutan cerita ini. Apakah memang LHI
itu maling? Apakah memang PKS itu harus segera dibubarkan?Yang benci PKS boleh tetap benci, meskipun misalnya nanti LHI terbukti tak bersalah. Yang dukung PKS juga boleh semakin bersemangat. Toh, negeri ini negeri demokratis. Ya toh? ^_^
terima kasih atas infromasi yang sudah disampaikan salam sukses selalu !
ReplyDelete