Oleh : Cahyadi Takariawan
Mengurus keluarga itu sangat penting. Membahagiakan keluarga, adalah bagian dari kewajiban. Namun tidak boleh terlena oleh kehangatan keluarga, yang menyebabkan kita melalaikan kewajiban dakwah dan tidak menunaikan amanah. Semua amanah harus ditunaikan dengan sepenuh tanggung jawab.
Pada saat Perang Tabuk, Rasulullah saw keluar bersama sekitar 30.000 pasukan. Di antara sahabat Nabi, ada beberapa orang yang tidak ikut berangkat ke Tabuk, yaitu Ka’ab bin Malik, Murarah bin ar-Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Mereka ini –seperti dikatakan oleh Ibnu Ishaq dalam kitab Sirahnya— adalah orang–orang jujur yang tidak diragukan lagi kebaikan mereka.
Ternyata ada pula seorang sahabat yang sempat tertinggal, bernama Abu Khaitsamah. Namun akhirnya iapun menyusul Rasulullah saw di Tabuk.
Jamuan istimewa dari Para Isteri Tercinta
Thabrani, Ibnu Ishaq dan al-Wakidi meriwayatkan bahwa setelah Rasulullah saw berjalan beberapa hari menuju Tabuk, Abu Khaitsamah kembali kepada keluarganya di hari yang sangat panas sekali. Ia disambut oleh kedua istrinya di dua kemah yang terletak di tengah kebun. Masing–masing telah menyiapkan kemahnya dengan nyaman, lengkap dengan air sejuk dan makanan beraneka macam. Ketika masuk di pintu kemah dia melihat kedua istrinya dan apa yang telah mereka persiapkan.
Tertegun Abu Khaitsamah menyaksikan itu semua. Jamuan yang sangat istimewa, dari isteri-isteri tercinta. Udara yang panas, rasa lelah yang mendera, dijamu dengan minuman dingin, serta makanan yang lezat, ditemani dua isteri di dua kemah yang berbeda. Hatinya justru gundah, maka segera ia berkata :
”Rasulullah saw berjemur di terik matahari dan diterpa angin panas sedangkan Abu Khaitsamah bersantai di kemah yang sejuk, menikmati makanan yang tersedia dan bersenang ria dengan isteri-isteri cantik? Demi Allah, ini tidak adil !”
Dengan tegas Abu Khaitsamah berkata, ”Demi Allah, aku tidak akan masuk kemah salah seorang diantara kalian hingga aku menyusul Rasulullah saw!”
Melihat sikap suami yang tegas itu, segera kedua istrinya mempersiapkan perbekalan untuk berangkat. Setelah perbekalan siap, ia bergegas berangkat menuju Tabuk. Hatinya merasa tidak nyaman, ia harus segera bertemu Rasulullah saw dan para sahabat yang tengah berjuang di Tabuk.
Tetaplah Berangkat, Walau Terlambat
Di Tabuk, para sahabat melihat dari kejauhan ada seseorang yang mengendarai kuda mendekati mereka. Para sahabat berkata, ”Ada seorang pengendara yang datang.” Rasulullah saw bersabda, ”Ia adalah Abu Khaitsamah!”
Setelah semakin dekat, para sahabat berkata, ”Wahai Rasulullah, ia memang Abu Khaitsamah.”
Turun dari kudanya, Abu Khaitsamah bergegas menghadap Rasulullah saw. Sabda beliau saw kepadanya, ”Engkau mendapatkan keutamaan wahai Abu Khaitsamah!”
Abu Khaitsamah kemudian menceritakan kisahnya, dan Rasulullah saw berdoa untuk kebaikannya.
Tetaplah berangkat menunaikan amanah, tetaplah berangkat melaksanakan kewajiban, betapapun kelelahan mendera tubuhmu. Betapapun keluarga yang sangat engkau cintai membuat hatimu tertambat dan ingin tidak berangkat. Singkirkan kemanjaan, buang kemalasan, ambil ketegasan sikap, dakwah harus dimenangkan.
Kehangatan keluarga jangan sampai membuatmu malas menunaikan amanah dakwah. Kenyamanan bersama isteri, suami dan anak-anak, jangan sampai membuat engkau tidak berangkat melaksanakan panggilan perjuangan. Ayo bergerak, walau engkau sudah terlambat. Ayo tetap berangkat, walau saudara-saudaramu para aktivis telah terlebih dulu berada di medan perjuangan dakwah.
Mungkin engkau terlambat, mungkin engkau sempat terlena, mungkin engkau sempat khilaf, mungkin engkau sempat manja, mungkin engkau sempat malas, mungkin engkau sempat merasa berat. Isteri cantikmu, anak-anak kecilmu, rumah bagusmu, mobil indahmu, semua menunggu ingin bersama denganmu.
Namun lihat di sana, para aktivis tengah sibuk memasang bendera. Para aktivis tengah lelah melaksanakan jutaan agenda. Para aktivis tengah berjaga-jaga agar tidak dicurangi oleh para durjana. Pagi, siang, sore dan malam, aktivitas mereka tiada henti. Memenangkan dakwah di medan-medan perjuangan yang sulit dan memerlukan banyak tenaga serta sarana. Segera datang, segera bergabung bersama mereka.
Segera, sekarang juga.
No comments:
Post a Comment
Your Comment is Our Order, Your Majesty