Monday, December 14, 2015

Selamatkan Anak Bangsa dari Bully! Tangisan Hati Seorang Ibu!

Silahkan dibaca terlebih dahulu

I
Tangisan hati seorang ibu. Kepada Yth Bapak Jokowi Presiden Republik Indonesia. Selamat siang pak, maaf mengganggu makan siang bapak. Saya seorang ibu yg saat ini mencari keadilan utk anak saya. Anak yg baru berusia 6 th salah satu generasi muda penerus bangsa ini. Anak saya telah mengalami tindakan bully di sekolahnya. Bbrp wkt lalu kacamatanya slalu dirampas dan dilempar demikian juga dgn buku agama dan alat tulisnya oleh teman yg bkn sekelas dia (beda kelas dan hanya sekelas saat pelajaran agama) jmt 18 sept anak saya tiba2 panas tinggi dan dia ketakutan utk sklh. Kmdn dia cerita kalo dia dipukili disekolahny minggu lalu. Jmt itu juga saya menghadap wakil kepala sklh dan ketua yayasan. Saat sy bicara dgn yayasan, beliau menyaksikan sediri pelaku ini sedang memukuli temannya (kebetulan saat senam pagi) siangnya wakil kepala sekolah menemui saya yg sedang memberikan obat utk anak saya, seenak jidatnya saja dia bilang anak saya anak yang iseng. Pas bubaran sekolah saya sedang bicara dgn ibu2 yg lain dan tiba2 ada seorang anak berteriak pada saya bhw dia melihat anak saya minggu lalu di tonjok ulu hatinya dan ditendang penisnya. Senin pagi saya dan suami menemui kepala sekolah. Entah kepala sekolah yg amnesia atau sdh di setir sama atasannya. Kepala sklh malah bilang bahwa kagak mengetahui kejadiannya, padahal jumat siang mnrt pengakuan anak2 yg berada di kelas pelaku siang itu kepala sekolah dan wakil kepsek masuk ke kelas mereka dan membicarakan kenakalan pelaku dan meminta pelaku tdk mengulangi perbuatannya. Dari hr jmt ke senin itu apa dgn mudahny dia melupakan pernyataan dia sendiri. Senin siang saya dipanggil kepsek dan wali kls 1. Mereka mengatakan tdk ada rekaman cctv pemukulan anak saya. Dan mereka melihat anak sy bermain dgn tmn lain dan pelaku main dgn yg lain. Kagak ada 5 menit mereka bil hari itu pelaku tdk masuk sklh. Lhaaa bagaimana mgkn td mereka bil pelaku tdk main dgn anak sy dan skrg kgk ad 5 mnt mereka bil pelaku kgk msk sklh. Saya sendiri tdk diksh liat rekam cctv mereka hanya bil sdh di save di flash disc. Lalu saya bil ada saksi mata. Awalnya mereka keberatan utk menemui saksi mata dgn berbagai alasan, kmdn sy tlp saksi mata dan saya speaker terlihat jelas mereka lemas dan ketakutan mendengar pernyataan saksi mata. Lantas saya bil ayo kita ke rmh sakit lakukan visum. Mereka menolak dan bil jangan seenakny ibu sendiri semua keputusan bukan di tgn ibu tp di tgn yayasan. Kami akan hubungi ibu selasa pagi bagaimana hasil keputusannya. Hari selasa karna sakit anak sy tdk sekolah namun anak sy tetap mengikuti ujian karna anak saya anak yg bertanggung jawab atas pendidikannya. Malam hariny karna sdh lemas kami membawanya ke rmh skt. Hasil pemeriksaan rmh skt anak sy terkena infeksi saluran kencing dan ada nanah di saluran kencingnya. Saya berikan rekaman video anak saya dan dktr anak merekomendasikan seorang psikolog. Dari psikolog tsb diketahui bahwa anak saya menderita trauma yang sangat tinggi dan butuh wkt utk pemulihannya. Anak saya setiap tdr berteriak, menangis ketakutan dan kesakitan. Anak saya berubah menjadi anak yg pemurung. Sementara si pelaku bebas menikmati hari2nya disekolah, sementara anak saya di rumah sakit berjuang menghadapi tekanan psikisnya. Saya sadar saya tidak akan menuntut pelaku karna masih di bawah umur (walaupun perbuatannya diluar batas kenakalan anak seusianya) saya hanya minta pihak sekolah bertanggung jawab atas kelalaian mereka. Karna pemukulan anak saya bukan yang pertama terjadi di sekolah itu. Beberapa kali terjadi tindakan pemukulan dlm sekolah itu dan mereka slalu bilang anak ibu yang nakal atau anak ibu yang iseng. Ini sekolah menganut hukum rimbakah? Dimana anak yg nakal bebas dipukuli teman yg nakal juga. Apakah harus ada korban jiwa terlebih dahulu untuk menyadarkan pihak sekolah? Bapak Jokowi yang saya hormati saat ini anak saya masih dalam perawatan seorang psikolog mengingat trauma yg dia dapatkan atas pemukulan tsb masih menghantui setiap mimpi2nya. Imbasnya setiap dia bermimpi pemukulan itu anak saya tdk mau makan dan minum sampai anak saya membicarakan kematian, membicarakan bagaimana seandainy dia melompat dari gedung (ruang praktik psikolog sampai psikolognya kaget mendengar pernyataan anak saya) sampai anak saya berdiam duduk di kloset kamar mandi berjam2 tanpa suara sepatah katapun. Anak saya hanyalah seorang anak usia 6 th dengan beban mentalnya yang begitu berat dengan ketakutan dia atas pemukulan yg menimpa dirinya. Anak saya juga anak bangsa yang memerlukan Perlindungan Hukum Negeri ini bukan hanya si pelaku yang dilindungi karna masih anak2. Bagaimana dengan anak saya dia yang menjadi korban dia yang saat ini kehilangan keceriaannya, dia yang saat ini tdk dapat bersekolah lagi karna ketakutanny akan dipukuli jika dia sekolah. Bapak Jokowi yang terhormat sebagai seorang ibu yang mengandung melahirkan dan membesarkannya dengan kedua telapak tangan saya memohon perlindungan hukum untuk anak saya. Bukan saja untuk anak saya tapi juga untuk anak2 bangsa yang menjadi korban bully. Stop bully di sekolah dan selamatkan anak bangsa dari prilaku yang tidak terpuji inj.mari selamatkan mereka yang menjadi korban bully maupun pelaku bully dengan memberikan tindakan yang tepat bagi para pelaku agar mereka jera melakukannya. Jangan hanya pelaku saja yang mendapat perlindungan hukum bagaimana dengan korban??? Mereka juga anak2 yg berhak mendapat perlindungan hukum yang sama, mendapatkan pendidikan yang aman dan nyaman, karna kelak mereka yang akan meneruskan perjuangan dan cita2 Negeri ini. Hormat saya seorang ibu yang berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya

II
Nak saat mami mengandungmu mami memperjuanhkanmu yang harus dilahirkan dalam usia kandungan 6 bln. Susah payah mamih berjuangan menghadapi pre eklampsia dan diabetes, ruang icu pun sdh mami tdk perdulikan. Mami perjuangkan kehidupanmu dengan mempertaruhkan nyawa mami sampai akhirnya kamu terlahir prematur dengan selamat. Dan saat usiamu 4 th sesaat setelah keluar dari ruang operasi kami melihat detik2 ketiadaanmu nak... Yahhh monitor pacu jantungmu menunjukan detak jantungmu terhenti 15menit. Kami hanya bisa menangis nak memohon pada Ilahi untuk menghidupkanmu kembali nak, dan Tuhan mendengar doa kami tiba2 kamu menangis dan memanggil mami. Nak sekarang kami tau bebanmu begitu berat ketahuilah nak aku yang mengandungmu aku yang memberikanmu kehangatan dalam rahimku, jika kamu terluka mami seribu kali lebih terluka darimu. Jika kamu menangis mami seribu kali meneteskan air mata darah mami untukmu. Nak... Kami pernah hampir kehilanganmu... Tak khan kami biarkan itu terjadi lagi nak, walaupun saat ini kami sudah "kehilangan kehadiranmu" mami akan berjuang untukmu bukan untuk uang bukan untuk apapun tapi untuk keadilan yang berhak kamu dapatkan... Agar kelak dewasa kamu mengerti nak perjuangkanlah keadilan di negeri ini nak sampai tetes darah terakhir kita walaupun negeri ini tidak perduli terhadap orang kecil seperti kita nak, tapi Tuhan yang akan melihat setiap perjuangan hidup kita.

III
Selamatkan Anak Bangsa dari Bully. Beberapa waktu lalu anak saya melepaskan kacamatanya dan berkata "mami aku kgk mau pakai kacamata kana slalu dirampas dan dilempar m.....k" saya menghadap wakil kepsek dan esokny org tua pelaku menemui saya tanpa minta maaf dia berkata "eh anak lo kenapa?" Saya menjawab "anak kamu lempar kacamata anak saya" org tua pelaku "ooo begitu lain kali lo bilang aja langsung ke gw jangan ke sekolah gara2 laporan lo anak gw jadi takut sekolah" kebetulan pas org tua pelaku berkata bgt ada seorang teman yg juga mendengar. Justru kenapa saya melaporkan ke sekolah, karna kejadiannya terjadi di sekolah dan pihak sekolah harus mengetahui dan bertanggung jawab atas kejadian ini. Pihak sekolah juga harus bisa menjadi mediator yg baik utk para orang tua bukan hanya menulis di com book memberitahukan masalah anak lalu selesai bgt saja. Imbas dari perampasan kacamata anak saya sampai saat ini tdk mau memakai kacamatanya. Kalaupun dipakai hanya beberapa saat dan kemudian dia lemparkan. Saat opname saya dirujuk dktr anak ke dktr mata. Hasil dari dktr mata tdk ada perubahan ukuran kacamata dan dktr mata merujuk saya menemui psikolog. Menurut dktr mata dengan keadaan mata silinder anak saya yg cukup besar jika di teruskan tdk memakai kacamata akan menimbulkan mata malas dan syaraf mati bisa mati. Jika syaraf mata mati maka tidak ada satu obat apapun yang bisa menyembuhkan matanya.

IV
Hari ini dengan menguatkan hati kami membawa andra ke dktr bedah urologi (memang sdh dr awal dktr umum dan dktr anak menyarankan kami membawa ke bedah urologi) utk memeriksa operasi hypospasdia anak kami 2 th lalu. Yg ditakutkan oleh dktr anak dan dktr umum akibat dr penendangan akan berdampak pd bekas operasi hypospadianya. Bgt kami memasuki ruangan dan menceritakan bhw anak kami ditendang kemaluannya dktr langsung kaget dan panik. Langsung anak kamk ditanganin. Dktr bedah urologi; "kalau dari luar ini sdh baik bu sdh tdk ada nanah lagi karna dokter anak dan dktr umum melakukan hal tepat kepada anak ibu dengan memberikan obat dan antibiotik. Tapi jelas sekali ada trauma pada anak ibu akibat penendangan. Berita terburuknya bu dengan menyesal saya katakan saya tdk menjamin pipa yg kami operasi 2 th lalu itu robek atau tdk" saya lalu meminta dktr utk segera observasi melakukan tindakan untuk melihat pipa apakah robek atau tidak. Dktr "maaf bu dgn kondisi trauma anak ibu kami tdk bs observasi skrg, ibu pulihkan dl kondisi psikis anak ibu, karna utk melihat pipa kita akan kembali menghadapi meja operasi harus bius total dan kita akan ada tindakan jika kemungkinan buruk terjadi, ini tdk bs dilakukan sekarang mengingat trauma itu saya lihat masjh ada sampai sekarang bu. Kita ketemu 6 bln lagi jika kondisi psikis sdh memungkinkan saya bs ambil tindakan. Skrg yg saya katakan bahwa benar adibat penendangan anak ibu bgitu trauma dan benar pertolongan medis yg dilakukan dktr yg menanganin tapi saya tdk menjamin pipa operasi hypospadia itu robek atau tdk krn hanya bs dilakukan jika diteropong saja dan utk saat ini pulihkan psikis anak ibu" kemudian dktr memeluk anak kami dgn suara bergetar berkata "kenapa kamu jd seperti inj nak?, janji yah sama om dktr jangan menangis lagi, jangan pernah takut lagi, 6 bln kemudian ketemu saya kamu harus sdh jauh lebih baik, saya tau kamu skrg menderita nak tapi lupakan semua kejadian, jadi jagoan yah nak jangan pernah menangis" kemudian dktr memanggil suster "sus ini tdk usah dikenakan biaya" Masya Allah begitu mulianya hati dokter charles ini, semoga Allah membalas semua kemuliaan dan kebaikan para dokter dan khususny psikolog yg telah membantu dan menanganin anak kami dalam masa pemulihan traumany. Terima kasih Tuhan Kau kirimkan orang2 yg begitu tulus dan membantu kami, memberikan kami semangat utk bangkit kembali. Dktr"saya tau perasaan ibu dan bapak saya dktr yg menanganinya saja menyesalkan peristiwa ini terjadi karna alat vital itu begitu fatal jika dipukul apalagi ditendang yang sabar y bu" sepanjang perjalanan pulang airmata ini mengalir hingga saya menuliskan ini untuk mengobati luka hati saya... Untuk melepaskan kesedihan saya....


--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini salah satu dari banyak alasan mengapa gw benci yang namanya relationship. 
If in the end, you will get hurt, then it might better never have it in first place.

Kebodohan nyata manusia....
I really hate it..


No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty