Saturday, August 8, 2015

Persepsi, Brand dan Titik Serang

 "Persepsi, Brand dan Titik Serang"

Oleh Rendy Saputra*

Sudah lama Saya ingin menuliskan hal ini, alhamdulillah akhirnya ada kesempatan juga.

Pada bulan Ramadhan kemarin, Saya kembali bertugas untuk membantu kantor cabang kami yang baru di Samarinda. Biasanya kami bekerjasama dengan distributor, namun untuk Kaltim, kami membuka cabang sendiri, yang sistem dan manajemennya dalam kendali kami.

Untuk menghemat waktu, Saya memilih rute pulang Balikpapan-Bandung. Karena di Ramadhan kemarin, Saya berniat berlebaran di rumah mertua.

Alangkah kagetnya Saya, bahwa penerbangan yang ada hanyalah L**N AIR. Padahal Saya anti banget nih naik maskapai ini. Terkenal ahlul delay.

Hari keberangkatan pun telah tiba, Saya dengan hati yang pasrah, sudah sangat siap jika pesawat Saya delay. Hati Saya sudah siap.

Jadwal take off 18.05, Saya sudah di ruang tunggu per jam 16.30. Tiba-tiba ada pengumuman: penerbangan Saya ditunda ke jam 19.30.

Anehnya, setelah pengumuman itu, orang-orang yang menunggu disekitar Saya hanya mengeluh kecil kemudian kembali melanjutkan aktivitas mereka. Hal ini berbeda jika Saya naik ci**link, jika ada pengumuman delay, satu ruangan rame banget: "hhhuuuuuu.. delay.. delay.. kapan berangkat".

Tidak hanya ditunda hingga jam 19.30, pada kenyataannya, pesawat saya take off jam 21.25. Ngeri banget maskapai ini. Namun para penumpang tetap santai dan kalem. Benar-benar hebat menurut Saya, L**N Air telah membangun persepsi abadi ini.

Yang Saya pelajari, L**N Air telah berhasil membangun persepsi brand yang kuat: "kami murah, dan sering terlambat, jadi jangan banyak protes" .... itu yang melekat.

Sehingga, penumpang seperti Saya, terpaksa harus pasang niat dan pengharapan yang tak terlalu dalam: "delay dua-tiga jam gak papa deh, pernah ada yang pernah delay 3 hari.." begitu kira-kira.

L**N Air tidak pernah kasih slogan: "Telatlah Bersama Kami" ... atau slogan "Late is Our Nature"... nggak sama sekali. Namun layanan maskapai ini membentuk persepsi yang kuat. Dan akhirnya menjadi brand.

Di titik lain, maskapai tetangga yang selalu mendengung-dengungkan ketepatan waktu, akan kena damprat ketika terlambat. Karena itulah brand yang maskapai ci**link ingin bangun adalah "layanan terbaik dan ketepatan jadwal berangkat".

Ketika maskapai link-link ini telat, para penumpang bisa ngamuk, karena penumpang tidak siap atas keterlambatan, penumpang memilih maskapai link-link yang lebih mahal agar bisa berangkat tepat waktu. Seru ya.

Politik

Ramai di status FB: "Partaiku ada kasus korupsi satu doank, serangannya gila bener. Partai mereka kasus korupsinya banyak, tapi adem ayem ajah".

Saya jadi langsung sadar: bisa saja karena partai tersebut punya persepsi "Bersih dan Peduli", maka ketika tidak bersih: "penumpang" ngamuk.

Sedangkan "penumpang" partai satunya lagi yang dia bahas, punya persepsi brand yang berlawanan: "Kami tidak bersih, penuh kasus, jika Anda pilih kami, jangan marah kalo kami banyak kasus".

Hehehe... nyerempet-nyerempet politik gak papa. Biar seger.

Wassalam.

*Penulis adalah CEO KeKe Busana, sebuah brand fashion muslim anak kenamaan Nasional

No comments:

Post a Comment

Your Comment is Our Order, Your Majesty